Rabu, 11 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (584): Pahlawan Indonesia-PerbandinganPerkembangan Kota Jakarta dan Singapura; Batavia Kini Jakarta

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini kota Jakarta masih menjadi ibu kota negara Republik Indonesia (akan relokasi ke DKI Nusantara), sementara kota Singapura adalah ibu kota negara Republik Singapura. Tentulah masih menarik diperhatikan (sejarah) perkembangan semasa antara dua kota pelabuhan tersebut. Namun kedua kota lahir (terbentuk) pada masa yang berbeda. Kota Jakarta bermula sejak awal VOC/Belanda (1619) mendirikan Batavia. Kita hanya fokuskan pada masa yang sama (perbandingan).

Pada tahun 1818, Rafless berhasil menyakinkan East Indies Company (EIC) untuk mencari pelabuhan baru segera setelah berakhirnya pendudukan Jawa (1811-1816). Raffles tiba di Singapura pada 29 Januari 1819 dan menjumpai sebuah perkampungan Melayu kecil di muara Sungai Singapura yang diketuai oleh seorang Temenggung Johor. Pulau itu dikelola oleh Kesultanan Johor tetapi keadaan politiknya tidak stabil. Pewaris Sultan Johor, Tengku Abdul Rahman dikuasai oleh Belanda dan Bugis. Raffles kemudian mengetahui bahwa Tengku Abdul Rahman menjadi sultan hanya karena kakandanya, Tengku Hussein tidak ada semasa ayahnya meninggal dunia. Perjanjian ini menjadi sah pada 6 Februari 1819. Raffles kembali ke Bengkulu tidak lama kemudian selepas menandatangani perjanjian dengan Johor. William Farquhar mengetuai koloni baru Inggris ini dengan bantuan sepasukan laskar Inggris. Di balik masalah-masalah yang dihadapinya Singapura berkembang pesat karena statusnya sebagai sebuah pelabuhan bebas. Pedagang-pedagang Arab, Cina dan India menjadikannya tempat persinggahan mereka. Pendirian Singapura oleh Raffles mendapat masalah saat kerajaan Belanda menuduh Inggris mencampuri kawasan naungan pengaruhnya. Pada mulanya kerajaan Inggris dan Perserikatan Hindia Timur Inggris bersimpati dengan masalah ini tetapi lama kemudian mereka mengabaikannya demi kepentingan kemajuan di Singapura. Menjelang tahun 1822, sudah jelas niat Inggris bahwa mereka tidak akan sekali-kali menyerahkan Singapura. Status Singapura sebagai hak milik Inggris dikukuhkan dengan ditandatanginya Perjanjian Inggris-Belanda 1824 yang mana Kepulauan Melayu terbagi atas pengaruh dua kuasa. Kawasan utara termasuk Pulau Pinang, Melaka dan Singapura sebagai kawasan pengaruh Inggris sedangkan kawasan di sebelah selatan di bawah pengaruh Belanda. Pada tahun 1826, Singapura bersama-sama dengan Pulau Pinang dan Melaka tergolong di bawah satu pemerintahan yaitu Negeri-Negeri Selat.Dari sinilah asal usul kota Singapura (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah perbandingan perkembangan semasa Kota Jakarta dan Singapura? Seperti disebut di atas, kota Jakarta yang pada masa Belanda dikenal sebagai kota Batavia dibentuk xejak tahun 1619, sementara kota Singapura baru mulai terbentuk dua abad kemudian. Lalu bagaimana sejarah perbandingan perkembangan semasa Kota Jakarta dan Singapura? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (583): Pahlawan Indonesia – Indonesiasi Bahasa di Tingkat Internasional; Bahasa Melayu Kian Berjarak

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel sebelumnya telah dideskripsikan terminologi ‘Indonessiasi’ sejak era Hindia Belanda. Demikian juga pada artikel-artikel sebelumnya telah dideskripsikan soal nama Bahasa Indonesia dan asal usul bahasa Melayu dan Bahasa Indonesia. Pada artikel ini akan mendeskripsikan Indonesiasi di dalam bahasa.

Bahasa Inggris menjadi bahasa internasional tidak terbentuk dalam waktu singkat. Penyebaran bahasa Inggris berawal dari kekuatan Inggris sejak tempo doeloe di dalam navigasi pelayaran perdagangan dan mewujudkan kolonisasi. Tentu saja saat permualan itu tidak hanya Inggris, tetapi sudah lebih awal Spanyol dan Portugis. Lalu kemudian setelah Belanda diikuti oleh Prancis dan Jerman. Namun dalam perkembangannya hanya empat bahasa yang yang terbilang memiliki penyebaran yang luas dalam penggunaan di luar negara yakni Spanyol, Portugis, Inggris dan Prancis. Pada masa ini bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terdiri dari enam bahasa: Inggris, Prancis, Spanyol, Cina, Arab dan Rusia. Penabalan eman bahasa resmi ii merupakan kombionasi liasnya penyebaran dan jumlah populasi pengguna yang menjadi medium bahasa pengantar untuk semua negara anggota. Dengan demikian enam bahasa resmi itu menjadi bahasa internasional yang telah mendapat tempat. Meski demikian, bahasa internasional lainnya dapat ditambahkan bahasa Porttugis. Lalu bagaimana dengan bahasa India? Dan, bagaimana pula dengan Bahasa Indonesia. .

Lantas bagaimana sejarah Indonesiaasi bahasa? Seperti disebut di atas, sejumlah bahasa telah menjadi bahasa internasional dan enam diantaranya menjadi bahasa resmi PBB. Dalam konteks inilah kita membicarakan Indonesiasi bahasa. Lalu bagaimana sejarah Indonesiasi bahasa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 10 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (582): Pahlawan Indonesia-Migrasi Orang Jawa Tempo Dulu; Malaya Deli Suriname Tapanoeli Lampoeng

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Migrasi orang Jawa (penduduk berasal dari pulau Jawa) ke Deli dan Lampoeng sudah menjadi pengetahuan umum. Namun migrasi orang Jawa ke luar negeri (luar Hindia Belanda) seperti ke Semenanjung dan ke Surinami tentu masih menarik perhatian. Pertanyaan serupa juga muncul bagaimana orang pantai barat Sumatra dan Sulawesi bisa sampai ke Afrika Selatan. Tentu saja bagaimana bisa populasi Minangkabau dan Angkola-Mandailing (Tapanuli Selatan) cukup besar di Semenanjung Malaya (kini Malaysia).

Migrasi orang Sulawesi, khususnya orang Makassar dari Kerajaan Gowa bermula dari hubungan dagang antara Malaka dan Gowa dan migrasi besar-besaran terjadi pada pasca kekalahan Kerajaan Gowa melawan VOC (Belanda) tahun 1669. Jauh sebelum itu orang pantai timur Sumatra, khususnya Minangkabau dan Angkola Mandailing sudah terjadi migrasi sejak era Portugis. Jumlahnya semakin meningkat populasi orang Minangkabau dan orang Angkola Mandailing pada era Perang Padri (1801-1838). Meski sudah ada pemisahan wilayah yurisdiksi hukum antara wilayah Hindia Belanda (baca: Indonesia) dengan Semenanjung (Inggris) arus migrasi masih tetap berlangsung hingga pada akhirnya semakin sulit terjadi sejak kemerdekaan negara Malaysia pada tahun 1957. Lalu sejak kapan orang Jawa melakukan migrasi (keluar Jawa)?

Lantas bagaimana sejarah migrasi orang Jawa tempo doeloe? Seperti disebut di atas, migrasi orang Jawa (penduduk berasal dari pulau Jawa) ke luar bahkan jauh di luar negara sudah terjadi sejak lama. Lalu bagaimana sejarah migrasi orang Jawa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (581): Pahlawan Indonesia - Penerapan Hukum Bagi Orang Cina; Hindia Belanda vs Republik Indonesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada masa ini semua hukum (aturan perundangan-undangan) sama untuk semua warga Indonesia (WNI). Hukum yang sama untuk semua suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) Namun itu semua, sangat berbeda pada masa lalu era Pemerintah Hindia Belanda dimana hukum terbagi tiga: Eropa/Belanda; Timur Asing (Cina, Arab, Moor, India); dan pribumi. Dengan memperbandingkan Erapa/Belanda di satu sisi dan pribumi di sisi lain, kita dapat perhatikan kedudukan hukum Timur Aisng khususnya orang Cina.

Pada masa ini di Indonesia (era Republik Indonesia) semua elemen SARA dilebur menjadi satu hukum yang sama dan kebijakan pembangunan yang sama. Yang membedakan adalah status hukumnya WNI atau WNA. Bagi WNI tidak ada lagi perbedaan hukum dan kebijakan pemerintah. Untuk menunjukkkan hal tersebut kita bisa perhatikan di (negara) Malaysia, sisa hukum/kebijakan pemerintah era (kolonial) Inggris adalah sistem pendidikan yang dibedakan terhadap kebangsaan khusunya antara Melayu (pribumi) di satu sisi dan Cina dan India di sisi lain. Sistem pendidikan tiga kebangsaan berbeda; Orang Cina dengan mendirikaan sekolah dan kurikulum sendiri (vernikuler) dengan bahasa pengantar Cina; dan demikian dengan India, Sistem pendidikan di Malaysia mengikuti prinsip integrasi; sedangkan di Indonesia mengikuti prinsip asimilasi (semua sekolah dengan kurikulum yang sama dan bahasa pengantar yang sama: Bahasa Indonesia. Dalam hubungan ini di Indonesia semua hukum/kebijakan pemerintah mengusung konsep persatuan dan kesatuan; di Malaysia yang ada hanya persatuan (seperti yang tampak pada sistem pendidikan).

Lantas bagaimana sejarah hukum dan kebijakan pemerintah bagi orang Cina di Indonesia pada era Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, semua hukum dan kebijakan pemerintah sama untuk semua suku, agama, ras dan antar golongan (SARA). Tidak ada lagi Cina, Arab, India dan pribumi, tetapi semua dalam basis WNI. Lalu bagaimana sejarah hukum dan kebijakan pemerintah bagi orang Cina di Indonesia era Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 09 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (580): Pahlawan Indonesia – Moda Transportasi Kereta Api; Dulu Sesuai Arus Barang, Kini Arus Orang

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah perkeretaapian sudah lama di Indonesia sejak era Pemertah Hindia Belanda; Banyak jalur yang masih aktif hingga kini, tetapi juga banyak jalur yang telah ditutup (tidak aktif). Tentu saja pada masa ini ada penambahan jalur baru. Pembangunan jalur kereta api tempo doeloe pada era Pemerintah Hindia Belanda mengikuti arus barang. Pada masa kini perkembangan moda transportasi jalan raya menyebabkan jalur tertentu ditutup. Kini, program pengembangan jalur kereta api lebih mempertimbangkan arus orang. Apakah dimungkinkan lagi jalur yang ditutup dapat diaktifkan kembali?

Jalur kereta api di Indonesia di bawah ini mengacu pada jalur kereta api yang sedang, pernah, atau akan beroperasi di Indonesia. Berikut ini adalah daftar lintas jalur kereta api yang sampai saat ini masih aktif di Indonesia (disusun menurut nomor lintas jalur kereta api tersebut): Merak–Tanah Abang; Lintas Jakarta: Tangerang–Duri; Rajawali–Cikampek; Cikampek–Padalarang; Padalarang–Kasugihan; Bandung–Cicalengka: Cicalengka–Cibatu; CIbatu–Tasikmalaya; Tasikmalaya–Banjar; Banjar–Kasugihan; Manggarai–Padalarang; Manggarai–Bogor; Bogor–Cicurug; Cicurug–Sukabumi; Sukabumi–Cianjur; Cianjur–Padalarang; Cikampek–Cirebon; Cirebon–Prupuk–Tegal; Tegal–Brumbung; Prupuk–Kroya; Kroya–Cilacap; Kroya–Kutoarjo; Kutoarjo–Solo Balapan; menuju Bandara Internasional Yogyakarta; menuju Karangtalun; Padalarang–Kasugihan; Cibatu-Cikajang; Brumbung–Gundih–Gambringan; Gambringan–Surabaya Pasarturi; Gundih–Solo Balapan; menuju Bandara Internasional Adisoemarmo; Kutoarjo–Solo Balapan; Solo Balapan–Kertosono (bersama lintas Kertosono–Wonokromo); Purwosari–Wonogiri, Kandangan–Sumari: Lintas Surabaya: Kertosono–Bangil; Wonokromo–Bangil: Bangil–Kalisat: Kalisat–Banyuwangi; Yogyakarta–Solo Balapan; Solo Jebres–Sragen; Sragen–Ngawi; Ngawi–Madiun; Madiun–Nganjuk; Nganjuk–Kertosono; Kertosono–Sembung; Sembung–Mojokerto; Mojokerto–Tarik; Tarik–Sepanjang; ke arah Sidoarjo; ke arah Solo Kota; ke arah Wonogiri; Kandangan–Indro; Wonokromo–Surabaya Kota; menuju Benteng (Prins Hendrik) via Sidotopo; Surabaya Kota–Kalimas; Surabaya Pasarturi–Kalimas; Surabaya Pasarturi–Gubeng; Kertosono–Kediri; Kediri–Tulungagung; Tulungagung–Blitar; Blitar–Wlingi; Wlingi–Kepanjen; Kepanjen–Malang; Malang–Lawang; Lawang–Sengon; Sengon–Bangil; Wonokromo–Bangil; Bangil–Pasuruan; Pasuruan–Probolinggo; Probolinggo–Klakah; Klakah–Jember; Jember–Kalisat: Kalisat–Mrawan; Mrawan–Kabat; Kabat–Ketapang; Di Sumatra: Kr. Mane–Kr. Geukueh; Belawan–Labuan; Labuan–Medan; Binjai–Medan: Medan–Serdang; Serdang–Perbaungan; Perbaungan–Bamban; Bamban–Tebing Tinggi; menuju Bandara Internasional Kualanamu; Tebing Tinggi–Kisaran; Bandar Tinggi–Kuala Tanjung; Tebing Tinggi–Siantar; Kisaran–Tanjungbalai; Kisaran–Rantau Prapat; Teluk Bayur–Padang; Padang–Lubuk Alung; Lubuk Alung–Kayu Tanam; Lubuk Alung–Pariaman; Pariaman–Naras; Bukit Putus–Indarung; menuju Bandara Minangkabau; Lubuklinggau–Muara Enim; Muara Enim–Gunung Megang; Gunung Megang–Prabumulih; Prabumulih–Kertapati; Prabumulih–Peninjawan; Peninjawan–Baturaja; Baturaja–Martapura; Martapura–Negararatu; Negararatu–Cempaka; Cempaka–Kotabumi; Kotabumi–Blambangan Pagar; Blambangan Pagar–Haji Pemanggilan; Haji Pemanggilan–Tegineneng; Tegineneng–Labuanratu; Labuanratu–Tanjungkarang; Tanjungkarang–Pidada; menuju Tarahan (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah moda transportasi kereta api di Indonesia? Seperti disebut di atas, pembangunan jalur kereta api pada era Pemerintah Hindia Belanda mengikuti arus barang, tetapi kini pengembangan jalur kereta api lebih mempertimbangkan arus orang. Lalu bagaimana sejarah moda transportasi kereta api di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (579): Pahlawan Indonesia - Indonesiasi Era Hindia Belanda; Bagaimana Situasi Kondisi Masa Kini?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel terdahulu telah didekspripsikan perihal nasionalisasi di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Dalam artikel ini soal nasionalisasi, khususnya pada era Pemerintah Repubkik Indonesia dihubungkan dengan soal Indonesiasi. Terminologi nasionalisasi sudah baku, tetapi terminologi Indonesiasi belum baku, jarang digunakan serta tidak ditemukan dalam KBBI. Akan tetapi dalam sejarah Indonesia, isu Indonesiasi ini nyata adanya. Yang sedikit baku adalah Indonesiana (paling tidak sudah cukup populer).

Nasionalisasi adalah proses pengalihan kepemilikan (perusahaan atau bangunan properti lainnya) dari milik pribadi/swasta menjadi milik umum. Apabila suatu perusahaan dinasionalisasi, negara yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Selain itu para pegawainya menjadi pegawai negeri. Lawan dari nasionalisasi adalah privatisasi.
(Wikipedia). Apa pula itu Indonesiaasi? Meski terminologi Indonesiasi tidak/belum baku, tetapi dalam prakteknya telah terjadi, dalam hal ini terminologi Indonesiasi diartikan sebagai proses meng-Indonesia suatu kejadian dalam praktek berbangsa dalam banyak aspek seperti pemerintahan, pendidikan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Sebagai contoh proses penyerapan kosa kata dari bahasa asing dan bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan Indonesiasi. Demikian juga dalam aturan perundang-undangan negara serta tata kelola pemerintahan dan bahkan dalam penempatan personil/pegawai dalam institusi pemerintah maupun swasta (domestik atau asing).

Lantas bagaimana sejarah Indonesiasi di Indonesia? Seperti disebut di atas, terminologi nasionalisasi dan Indonesiasi berbeda tetapi memiliki kaitan satu sama lain. Indonesiasi adalah bentuk lain dari (proses) nasionalisasi. Lalu bagaimana sejarah Indonesiasi di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.