Senin, 09 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (579): Pahlawan Indonesia - Indonesiasi Era Hindia Belanda; Bagaimana Situasi Kondisi Masa Kini?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada artikel terdahulu telah didekspripsikan perihal nasionalisasi di Indonesia sejak era Pemerintah Hindia Belanda. Dalam artikel ini soal nasionalisasi, khususnya pada era Pemerintah Repubkik Indonesia dihubungkan dengan soal Indonesiasi. Terminologi nasionalisasi sudah baku, tetapi terminologi Indonesiasi belum baku, jarang digunakan serta tidak ditemukan dalam KBBI. Akan tetapi dalam sejarah Indonesia, isu Indonesiasi ini nyata adanya. Yang sedikit baku adalah Indonesiana (paling tidak sudah cukup populer).

Nasionalisasi adalah proses pengalihan kepemilikan (perusahaan atau bangunan properti lainnya) dari milik pribadi/swasta menjadi milik umum. Apabila suatu perusahaan dinasionalisasi, negara yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Selain itu para pegawainya menjadi pegawai negeri. Lawan dari nasionalisasi adalah privatisasi.
(Wikipedia). Apa pula itu Indonesiaasi? Meski terminologi Indonesiasi tidak/belum baku, tetapi dalam prakteknya telah terjadi, dalam hal ini terminologi Indonesiasi diartikan sebagai proses meng-Indonesia suatu kejadian dalam praktek berbangsa dalam banyak aspek seperti pemerintahan, pendidikan, sosial kemasyarakatan dan sebagainya. Sebagai contoh proses penyerapan kosa kata dari bahasa asing dan bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia dapat dikatakan Indonesiasi. Demikian juga dalam aturan perundang-undangan negara serta tata kelola pemerintahan dan bahkan dalam penempatan personil/pegawai dalam institusi pemerintah maupun swasta (domestik atau asing).

Lantas bagaimana sejarah Indonesiasi di Indonesia? Seperti disebut di atas, terminologi nasionalisasi dan Indonesiasi berbeda tetapi memiliki kaitan satu sama lain. Indonesiasi adalah bentuk lain dari (proses) nasionalisasi. Lalu bagaimana sejarah Indonesiasi di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia dan Indonesiasi; Perbedaan dalam Rezim Pemerintahan RI

Terminologi Indonesiasi belum lama. Terminologi ini muncul pada fase pergerakan politik orang Indonesia (Indonesier) mulai memuncak dalam hubungannya dengan perjuangan kemderkaan bangsa. Pada tahun 1930 terminologi Indonesiasi (Indonesiatie) muncul pada majalah Boedi Oetomo (lihat Overzicht van de Inlandsche en Maleisisch-Chineesche pers, 1930, No 32). Dibentuk komite diketuai Koesoemo Oetojo untuk menyampaikan kepada Pemerintah untuk membentuk "panitia pendidikan penduduk Indonesia untuk kemerdekaan". Penulis membedakan antara kemandirian politik dan ekonomi, yang harus berjalan beriringan dengan layanan Indonesiasi (Indonesiatie) diperlukan untuk kemerdekaan politik, yaitu posisi yang bertanggung jawab dan dikedepankan harus dibuka untuk orang Indonesia (Indonesier).

Terninologi Indonesiatie tampaknya sudah beberapa waktu muncul dan menjadi terminilogi baru diantara orang-orang Indonesia. Surat kabar Sipatahoenan uang terbiit di Bandoeng juga sudah menggunakan terminologi ini dalam konteks pemilihan umum yang diselenggarakan oleh orang Indonesia sendiri (lihat Overzicht van de Inlandsche en Maleisisch-Chineesche pers, 1934, No 26). Disebutkan orang-orang Belanda mulai khawatir dengan Indonesiasi ini. Surat kabar Siang Po juga membawas Indonesiasi dalam mengatasi persoalan pengangguran sendiri diantara orang Indonesia (lihat Overzicht van de Inlandsche en Maleisisch-Chineesche pers, 1934, No 27).

Demikianlah terminolohi Indonesiatie terus bergulir dan menggelinding ke semua arah. Dalam hal ini terminologi berbeda dengan nasionalisasi. Nasionaliasi adalah proses pengalihan kepemilikan dari pihak lain (swasta) kepada negara (pemerintah). Indonesiasi dalam hal ini adalah partisipasi orang Indonesia di berbagai institusi yang dikelola pemerintah (Hindia Belanda) atau partisipasi orang Indonesia di institusi yang dibentuk sendiri.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Nasionalisasi dan Indonesiasi: Isu Nasionalisasi Menurun, Isu Indonesiasia Bagaimana?

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar