Sabtu, 12 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (14): Mr. HJ van Mook, Represent Mahasiswa Belanda Asal Hindia; Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

HJ van Mook tidak lagi bisa mengatakan dirinya seorang Belanda, tetapi sebaliknya sangat sulit baginya mengatakan dirinya seorang Indonesia. Hal ini karena HJ van Mook adalah seorang Indo, lahir di Semarang. Sebagai orang Indo, HJ van Mook berperilaku diantara orang Belanda dan orang Indonesia. Dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama HJ van Mook adalah nama yang dibenci orang Indonesia, tetapi apakah HJ van Mook benar-benar seperti yang dialamatkan kepadanya. Tentu saja sosok HJ van Mook, ada sisi positif dan negatifnya.  HJ van Mook adalah representasi mahasiswa Belanda asal Hindia pada zamannya.


Hubertus Johannes van Mook lahir di Semarang 30 Mei 1894 adalah Letnan Gubernur-Jenderal Hindia Belanda (NICA). Ayahnya Matheus Adrianus Antonius van Mook, berangkat ke Hindia tak lama setelah menikahi Cornelia Rensina Bouwman 1893. Di Hindia, ayahnya menjadi inspektur/penilik SR di Surabaya dan ibunya juga guru. HJ van Mook menganggap Hindia dan dirinya sebagai Orang Hindia. Lulus HBS Soerabaja, studi ke Belanda di teknik di Delft, tahun 1914 masuk dinas ketentaraan sukarela dan melanjutkan studi tentang Indonesia di Leiden tahun 1916 (lulus 1918). HJ van Mook kembali ke Hindia dan menjadi inspektur distribusi pangan di Semarang; 1921 penasihat pertanahan di Yogyakarta; 1927 asisten residen urusan kepolisian di Batavia; 1930-an ketua departemen urusan ekonomi; 20 November 1941 menjadi Menteri Koloni; awal 1942 menjadi Wakil Gubernur-Jenderal dan berusaha mendapatkan dukungan dari Amerika Serikat pengadaan persenjataan melawan Jepang. Saat Jepang mendarat di Jawa, van Mook mengungsi ke Australia. Pada akhir Perang Pasifik van Mook berada di Australia dan diangkat menjadi Duta Besar Belanda di Prancis. Secara de facto melakukan tugas sebagai Gubernur Jenderal (14 September 1944 -i 1 November 1948). Pada tahun 1949 van Mook menjadi profesor tamu di Universitas California. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah HJ van Mook? Seperti disebut di atas, HJ van Mook adalah seorang Indo, bahkan menganggap dirinya orang Hindia (baca: Indonesia) daripada seorang Belanda. Mengapa bisa? Puncak karinya sebagai Letnan Gubenur Jenderal Hindia Belanda bahkan hingga masa perang kemerdekaan Indonesia. Lalu bagaimana sejarah HJ van Mook? Tentulah sudah banyak ditulis. Namun mengapa perlu ditulis lagi? HJ van Mook lahir dan besar di Hindia, hanya semasa kuliah di Belanda dan kembali ke Hindia. Dalam hal ini mempelajari sejarah HJ van Mook juga adalah mempelajari sejarah Indonesia juga. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (13): Pelajar Cina Asal Hindia, Chung Hwa Hui, Indisch Vereenig. di Belanda; Chung Hwa Hui Hindia Belanda


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Dalam narasi sejarah Indonesia masa kini, nama Chung Hwa Hui di Belanda kurang terinformasikan tetapi nama Chung Hwa Hui di Jawa. Yang dibicarakan dalam hal ini utamanya adalah Chung Hwa Hui di Belanda. Hal itu karena sedang membicarakan pelajar/mahasiswa Cina asal Hindia di Belanda. Chung Hwa Hui kira-kira sejaman dengan kelahiran Indische Vereeniging (organisasi pelajar/mahasiswa pribumi asal Hindia di Belanda).


Chung Hwa Hui (1928–1942; 'Asosiasi Tionghoa') adalah sebuah organisasi dan partai politik sebagian besar pro-Belanda di Hindia Belanda, dikritik sebagai corong pemerintah. Partai tersebut mengkampanyekan kesetaraan hukum antara penduduk etnis Tionghoa dan orang Eropa, dan menganjurkan partisipasi politik etnis Tionghoa di negara kolonial Belanda. CHH dipimpin oleh keturunan bangsawan 'Cabang Atas', termasuk presiden pendirinya, HH Kan, dan didukung oleh konglomerat etnis Tionghoa, seperti perusahaan multinasional Kian Gwan. Hubungan dekat partai dengan, dan kesetiaan kepada, negara kolonial Belanda jelas ditunjukkan diwakili dalam Volksraad sepanjang keberadaan partai dari tahun 1928 hingga 1942. Dalam studi politik Tionghoa-Indonesia kolonial, CHH paling sering dikontraskan dengan yang disebut kelompok Sin Po, yang menyerukan kesetiaan kepada Republik Tiongkok sebelum perang, dan Partai Tionghoa Indonesia (PTI), yang mempromosikan partisipasi etnis Tionghoa dalam gerakan nasionalis Indonesia dan menuntut kewarganegaraan Indonesia bagi seluruh rakyat Indonesia. Didirikan pada tahun 1928 setelah kongres awal tahun 1926 dan 1927. CHH secara longgar dikaitkan dengan Chung Hwa Hui di Belanda, sebuah asosiasi pelajar peranakan di Belanda, didirikan tahun 1911 di Leiden. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah mahasiswa Cina asal Hindia, Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging di Belanda? Seperti disebut di atas, Chung Hwa Hui dalam hal ini difokuskan yang di Belanda, karena terkait dengan pelajar/mahasiswa asal Hindia studi ke Belanda termasuk yang tergabung dalam Indische Vereeniging. Bagaimana hububungannya Chung Hwa Hui di Belanda dan di Hindia Belanda? Lalu bagaimana sejarah mahasiswa Cina asal Hindia, Chung Hwa Hui dan Indische Vereeniging di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 11 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (12): Sorip Tagor Dokter Hewan Pertama, Lulus di Rijksveeartsenij School di Utrecht, 1920; J. A. Kaligis, 1922


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini 

Kesalahan yang terus diulang akan menjadi kebenaran sejarah. Data dan fakta sejarah sulit diubah. Namun interpretasi terhadap data dan fakta bisa berbeda. Namun semua itu sangat tergantung dari ketersediaan data, akurasi data dan kelengkapan data. Sejarah adalah narasi fakta dan data. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri.


Pada tahun 1820 RA Coppicters, dokter hewan Belanda datang ke Hindia menangani hewan-hewan yang penting bagi pemerintah. Lembaga pemerintah urusan kedokteran hewan dibentuk tahun 1841 (Veeartsenijkundige Dienst) kemudian berubah menjadi (Burgerlijke Veeartsenijkundige Dienst) tahun 1853. Periode 1853–1869, hanya tiga dokter hewan melayani seluruh Jawa. Pada tahun 1869, dua dokter hewan ditempatkan di di Sumatra dan di Sulawesi. Sekolah dokter hewan pribumi Inlandsche Veeartsen School (IVS) diddirikan di Surabaya tahun 1861 dipimpin Dr J van der Weide (lama studi dua tahun). IVS ditutup tahun 1875. Hanya menghasilkan delapan dokter hewan pribumi elama sembilan tahun. Pada 1875–1880, pendidikan dilakukan dalam bentuk magang pada dokter hewan pemerintah. Ada sembilan pemuda magang pada tujuh orang dokter hewan pemerintah; delapan di antaranya diluluskan tahun 1880. Tak berselang lama, wabah penyakit hewan melanda, sampar sapi tahun 1875, antraks 1884, surra 1886, dan mulut/kuku 1887. Pada tahun 1884 dibentuk Nederland-Indische Vereeniging voor Diergeneeskunde. Pada tahun 1908, didirikan Veeartsenijkundig Laboratorium untuk menangani wabah sampar sapi. Di laboratorium ini juga dibuka pendidikan dokter hewan pribumi selama empat tahun (Cursus tot Opleiding van Inlandsche Veearstsen). Dua siswa pertamanya merupakan lulusan sekolah pertanian diterima di kelas tiga. (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah Sorip Tagor, dokter hewan pertama Indonesia, lulus di Rijksveeartsenij School di Utrecht, 1921? Seperti disebut di atas, nama Sorip Tagor lulus 1921 kurang pepuler, yang popular adalah JA Kaligis lulus 1922. Sorip Tagor adalah kakek Desty/Risty Tagor dan Destri Tagor (istri Setya Novanto, mantan ketua DPR). Lalu bagaimana sejarah Sorip Tagor, dokter hewan pertama Indonesia, lulus di Rijksveeartsenij School di Utrecht, 1921? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (11):TanMalaka Ibrahim gelar Datoek Soetan Malaka Lahir di Soeliki dan Soetan Casajangan; Guru Tetaplah Guru


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Tan Malaka berhasil mendapat akta guru. Tan Malaka, guru tetaplah guru. Seperti guru Soetan Casajangan dan guru Djamaloeddin, Tan Malaka yang belum lama lulus dari sekolah guru (kweekschool) di Fort de Kock, malanjutkan studi ke Belanda pada tahun 1912. Lantas bagaimana sejarah Tan Malaka? Sebenarnya, tidak terinformasikan seluruhnya.

Tan Malaka atau Ibrahim gelar Datuk Sutan Malaka (lahir Juni 1897 adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia, juga pendiri Partai Murba, dan merupakan salah satu Pahlawan Nasional Indonesia. Lahir di Suliki, Ayahnya bernama HM Rasad, seorang karyawan pertanian. Pada tahun 1908, ia didaftarkan ke Kweekschool di Fort de Kock. Setelah lulus dari sekolah itu pada tahun 1913, melanjutkan studi di Rijkskweekschool di Haarlem Belanda. Setelah Revolusi Rusia pada Oktober 1917, tertarik mempelajari paham Sosialisme dan Komunisme. Sejak saat itu, ia sering membaca buku-buku karya Karl Marx, Friedrich Engels, dan Vladimir Lenin. Saat itulah ia mulai membenci budaya Belanda dan terkesan oleh masyarakat Jerman dan Amerika. Dia kemudian mendaftar ke militer Jerman, namun ia ditolak karena Angkatan Darat Jerman tidak menerima orang asing. Ia bertemu Henk Sneevliet, salah satu pendiri Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV) organisasi yang menjadi cikal bakal Partai Komunis Indonesia. Ia lalu tertarik dengan tawaran Sneevliet yang mengajaknya bergabung dengan Sociaal Democratische-Onderwijzers Vereeniging (SDOV, atau Asosiasi Demokratik Sosial Guru). Lalu pada bulan November 1919, ia lulus dan menerima ijazahnya yang disebut hulpactie. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Tan Malaka, Ibrahim gelar Datoek Soetan Malaka lahir di Soeliki dan Soetan Casajangan? Seperti disebut di atas, narasi sejarah Tan Malaka tidak sepenuhnya terinformasikan. Hanya merahnya saja, lupa ketika kunung dan masih hijau. Guru tetaplah guru. Lalu bagaimana sejarah Tan Malaka, Ibrahim gelar Datoek Soetan Malaka lahir di Soeliki dan Soetan Casajangan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 10 Agustus 2023

Sejarah Mahasiswa (10): Soetan Goenoeng Moelia Guru Bergelar Doktor; S Casajangan dan Perjuangan untuk Pendidikan Pribumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Ada garis continuum guru-guru dari Padang Sidempoean. Itu semua berawal dari era Sati Nasoetion alias Willem Iskander (1857-1876). Lalu muncul guru Saleh Harahap gelar Dja Endar Moeda (1879-1826) dan kemudian Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan (1887-1827). Guru berikutnya asal Padang Sidempoean adalah Todoeng Harahap gelar Soetan Goenoeng Moelia (sejak 1910).

 

Jejak Sejarah, Tulisan Soetan Goenoeng Moelia tentang Persatuan Pemuda di Jong Sumatranen Bond. Fernando Hamonangan. Nusantara62.com. Jumat, 2 Juni 2023. Soetan Goenoeng Moelia memiliki nama lahir Todoeng Soetan Moelia Harahap. Soetan Goenoeng Moelia lahir di Padang Sidempuan, 21 Januari 1896. Soetan Goenoeng Moelia aktif di pergerakan Jong Sumateranen Bond. Ketika masa pergerakan pemuda, Soetan Goenoeng Moelia mengulas persatuan pemuda Sumatera dalam Bahasa Belanda berjudul Is de opbouw van een Sumatraansche natie mogelij? di Gedenk nummer van Jong Sumatra, 1917-1922. Berikut isi lengkap terjemahan tulisan asli: “Dengan mengesampingkan pertanyaan apakah masalah persatuan penduduk Sumatera pada saat ini mempunyai arti yang praktis, dalam tulisan singkat ini persoalan tersebut dibahas dalam batas-batas yang telah ditetapkan oleh pertumbuhan politik dewasa ini. Penduduk pulau Sumatera memang beraneka ragam dalam segala hal. Dalam suatu kawasan suku bangsa tumbuh suatu masyarakat dengan bahasa, susunan dan pengertian hukum tersendiri, yang bagi penduduk yang beraneka ragam itu merupakan suatu ciri khas…. (https://www.nusantara62.com/)

Lantas bagaimana sejarah Soetan Goenoeng Moelia guru bergelar doctor? Seperti disebut di atas, selepas lulus sekolah dasar (ELS), langsung berangkat studi ke Belanda. Soetan Goenoeng Moelia di Leiden menjadi akta guru sebelum Kembali ke tanah air. Soetan Casajangan berjuang untuk pendidikan pribumi. Lalu bagaimana sejarah Soetan Goenoeng Moelia guru bergelar doctor? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Mahasiswa (9):Raden Noto Soeroto, Putra Pangeran Pakoealaman di Djokjakarta; Ketua Indische Vereeniging 1911-1913


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa dalam blog ini Klik Disini

Raden Noto Soeroto termasuk salah satu pangeran (Pakoe Alam) dari Djokjakarta yang terbilang terpelajar di awal era pendidikan tinggi. Seperti halnya penyair, gagasannya penuh dan beragam. Ini juga tergambar pada perjalanan hidupnya yang pasang-surut. Raden Noto Soeroto adalah sosok seorang pemimpin, paling tidak pernah menjadi Ketua Indische Vereeniging di Belanda (1912-1914), namun dalam urusan pendidikannya, Raden Noto Soeroto tidak sepenuhnya berhasil.

 

Kakek moyang Raden Noto Soeroto bekerjasama dengan Inggris (1811-1816), lahirlah Kadipaten Pakoealaman. Jaman telah berubah, Raden Noto Soeroto di Belanda justru lebih mempererat hubungan pribumi dengan Belanda. Visi Noto Soeroto ini berbeda dengan yang diusung oleh Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Soewardi Soerjaningrat di tanah air yang ingin memisahkan Hindia dari Belanda (tetapi bekerjasama dengan orang-orang Indo) yang kemudian lahir Indische Partij (1913). Soewardi Soerjaningrat kelak dikenal sebagai Ki Hadjar Dewantara. Raden Noto Soeroto tetap dipandang sebagai mantan ketua Indische Vereeniging di Belanda. Suatu organisasi pelajar-mahasiswa pertama di Belanda. Sejak kepengurusan Noto Soeroto (Ketua Indische Vereeniging yang kedua), orientasi Indische Vereeniging mulai sedikit bergeser rel. Mahasiswa-mahasiswa asal Sumatra yang dimotori Sorip Tagor Harahap sedikit agak gusar yang lalu membentuk sub organisasi Indische Vereeniging dengan nama Soematra Sepakat. Organisasi nasional mahasiswa yang diinisiasi oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Kasajangan di Leiden 1908 ini baru benar-benar ke relnya tahun 1922 pada era kepemimpinan Dr. Soetomo dkk (dengan nama baru Indonesische Vereeniging) dan lebih disempurnakan oleh Mohamad Hatta dkk tahun 1924 dengan nama Perhimpoenan Indonesia.

Lantas bagaimana sejarah Raden Noto Soeroto, putra pangeran Pakoealaman van Djokjakarta? Seperti disebut di atas, Raden Noto Soeroto tokoh penting di Belanda semasa awal perkembangan mahasiswa di Belanda. Ketua Indische Vereeniging 1913. Lalu bagaimana sejarah Raden Noto Soeroto, putra pangeran Pakoealaman van Djokjakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.