*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini
Kebon Binatang Ragunan adalah suksesi Kebun Binatang Cikini. Setelah satu abad, kebun binatang di Cikini direlokasi ke Ragunan. Kebun binatang di Cikini yang awalnya disebut sebagai Planten en Dierentuin dimaksudkan untuk fasiltas publik yang dapat dinikmati oleh penduduk. Namun dalam perkembangannya, kebun binatang di Cikini harus direlokasi ke lokasi yang lebih luas di Ragunan.
Kebon Binatang Ragunan adalah suksesi Kebun Binatang Cikini. Setelah satu abad, kebun binatang di Cikini direlokasi ke Ragunan. Kebun binatang di Cikini yang awalnya disebut sebagai Planten en Dierentuin dimaksudkan untuk fasiltas publik yang dapat dinikmati oleh penduduk. Namun dalam perkembangannya, kebun binatang di Cikini harus direlokasi ke lokasi yang lebih luas di Ragunan.
Kebun Binatang Tjikini (Peta 1910) |
Bagaimana kebun binatang di Tjikini muncul mudah dilacak.
Namun pada masa ini sejarah kebun binatang di Tjikini ditulis simpang siur.
Padahal dalam konteks sejarah, kebun binatang di Tjikini belum termasuk tua.
Surat-kabar yang terbit pada tahun 1866 memberitakan setiap tahapan pada proses
pembangunan kebun binatang Tjikini tersebut. Karena itu, sejarah kebun bintang
di Tjikini seharusnya dapat ditulis secara benar. Untuk itu mari kita telusuri
ke masa lampau.
Awal Pembangunan Kebun Binatang Tjikini
Pada tanggal 15 Juni
1865 diadakan rapat umum pemegang saham pembangunan kebun binatang di Batavia
yang berlokasi di Tjikini (lihta De locomotief: Samarangsch handels- en
advertentie-blad, 26-06-1865). Disebutkan
dalam rapat umum yang diadakan di gedung kebun binatang ini dihadiri oleh 25
pemegang saham yang mewakili 75 saham.
Pada akhir tahun 1863
sudah muncul gagasan pembangunan kebun binatang di dewan. Gagasan sempat redup
dan kemudian bergairah lagi (Bataviaasch handelsblad, 12-03-1864). Sekarang
rencana konstruksi sudah ada. Kebun binatang yang direncanakan akan berlokasi
di sisi barat sungai Tjiliwong dekat dengan rumah Raden Saleh. Lokasi ini
berada jauh dari pusat kota dan harga lahan cukup adil. Lokasi ini juga
memungkinkan untuk mudah diakses oleh warga Eropa/Belanda maupun penduduk
pribumi. Bangunan pertama yang dibangun di lokasi kebun binatang ini adalah
gedung/kantor komite. Di lokasi ini juga direncanakan akan dibangun kantor
asosiasi ilmu pengetahuan Hindia Belanda dan sebuah museum.
Dalam laporan oleh ketua komite pendahuluan (Voorzitter
van het voorloopig comité) telah terkumpul sebanyak f50.000. Jumlah itu
disebutkan sudah lebih dari cukup untuk membangun (hanya) taman. Diperkirakan
masih kekurangan sebanyak f19.000. Ketika ditawarkan kepada pemegang saham atas
kekurangan tersebut, para peserta rapat lebih menyetujui opsi untuk skema
pinjaman untuk menutupinya. Susunan komite dibentuk sebagai berikut: N.
Trakanen sebagai President; JJ Blanckenhageu sebagai bendahara dan H Schroder
Visser sebagai secretaris. Komisaris terdiri dari H de Bruijn; Mr. JA van der
Chijs dan W Suermondt Wzn. Rapat juga untuk menunjuk JE Teijsmann dan Raden
Saleh sebagai anggota kehormatan.
Para pemegang saham ini terdiri dari individu yang bergerak di berbagai
bidang, seperti pejabat pemerintah, swasta dan profesional. Mr. JA van der
Chijs adalah Inspektur Pendidikan Pribumi. Dua anggota kehormatan yang ditunjuk
adalah JE Teijsmann yang nenjabat sebagai kepala Kebun Raya di Buitenzorg;
Raden Saleh adalah pelukis terkenal yang rumahnya tidak jauh dari lokasi kebun
binatang.
Pengadaan satwa di kebon binatang di Tjikini dilakukan
secara bertahap. Kebon binatang di Tjikini dibuka pada awal Oktober 1866. Untuk
diketahui umum, komite telah membuat iklan di surat kabar seperti pada Bataviaasch
handelsblad, 01-10-1866. Disebutkan kebon binatang dibuka lima hari dalam
setiap mingggu yakni hari Senin, Selasa. Kamis, Jumat dan Sabtu. Jam buka mulai
pukul 9 pagi hingga pukul 4 sore dengan tarif 25 sent untuk orang dewasa dan 10
cent untuk anak-anak. Lokasi kebun binatang berada di sisi sungai
Tjiliwong dekat dengan mansion (rumah tinggal) pelukis Raden Saleh.
Lokasi villa Raden Saleh (Peta 1887) |
Sementara bangunan lain
terus ditambah, hewan-hewan yang diterima dan akan dikirim juga jumlahnya
meningkat. Seekor macan dan tapir diterima dari S. van Hulstijn (Java-bode :
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 15-12-1866). Juga
disebutkan telah menerima seekor gajah dari asosiasi ilmu pengetahuan alam.
Juga diterima dari sumbangan perusahaan swasta di Semarang. Masyarakat Aklimatisasi
Queensland di Brisbane telah mengirim satwa tertentu. Upaya untuk membeli
beberapa singa sejauh ini gagal terlaksana. Java-bode : nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 09-01-1867 melaporkan telah menerima
seekor banteng (Bos javanicus) dari Sumedang, angsa Australia dari Zoological
Society Adeleide, seekor orang oetang dari Kalimantan hadiah dari Mr. E.
Castens.
Sejauh ini perlu dicatat bahwa kebon
binatang Tjikini, lahannya dibeli oleh suatu panitia pembangunan. Dalam
berbagai tulisan, termasuk tulisan yang terdapat dalam Wikipedia, disebutkan
lahan kebon binatang tersebut seluas 10 Ha adalah pemberian dari Raden Saleh.
Klaim itu tidak ada bukti. Memang, lahan lokasi villa Raden Saleh bersebelahan
dengan lokasi kebon binatang, tetapi tidak dengan otomatis bahwa itu adalah
pemberian Raden Saleh. Yang jelas lahan peruntukkan kebon binatang tersebut
dibeli oleh suatu panitia dengan harga yang adil (mempertimbangkan harga lahan kepemilikan
pribadi dengan kegunaan lahan untuk kepentingan umum).
Kawasan kebon binatang
di Tjikini lambat laun semakin berkembang. Lahan-lahan di sekitar semakin
diminati orang Eropa/Belanda untuk membangun rumah. Sementara itu di dalam komplek
kebun binatang juga sudah tersedia gedung untuk pertunjukan musik. Fasilitas
yang mulai lengkap di kebun binatang Tjikini diduga terkait dengan selesainya
jalur kereta api Batavia-Buitenzorg tahun 1873. Gedung pertunjukkan terdekat
dari Buitenzorg adalah gedung yang berada di kebon binatang Tjikini.
Jalur kereta api Batavia-Buitenzorg
adalah jalur kereta api untuk melengkapi rencana awal yang baru sebatas
Batavia-Meester Cornelis. Pada saat pengoperasian kereta api Batavia-Buitenzorg
sejumlah halte/stasion dibangun seperti di Pasar Minggoe, Lenteng Agoeng,
Pondok Tjina, Depok dan Tjitajam. Halte-halte ini juga mengindikasikan
tempat-tempat pemukiman orang Eropa/Belanda dan Tionghoa.
Lantas bagaimana dengan
villa Raden Saleh di Tjikini. Sejak tahun 1869 Raden Saleh tidak lagi tinggal
di villanya di Tjikini. Raden Saleh telah pindah ke Semarang. Pada tahun 1869
setelah Raden Saleh menikah lagi pindah ke Buitenzorg menyewa sebuah villa di
Empang (belakang Hotel Beleview). Belum lama di Buitenzorg, nama Raden Saleh
dicatut yang dikaitkan dengan pemberontakan Batavia yang dimulai di Tamboen
pada bulan April 1869.
Raden Saleh sempat disidangkan di
Depok. Hasil persidangan ini tidak ada bukti keterkaitan Raden Saleh. Namun,
namanya di tengah-tengah orang Eropa/Belanda sudah tercemar. Untuk meyakinkan
orang-orang Eropa/Belanda bahwa dirinya tidak terlibat, Raden Saleh menulis
semacam pembelaan di majalah/jurnal Bataviasch Genootschap pada tahun 1873.
Sejak peristiwa penyerangan
di Tamboen, diduga Raden Saleh terus berdiam di Buitenzorg, Oleh karena namanya
mulai diragukan orang-orang Eropa/Belanda, Raden Saleh boleh jadi mulai jarang
ke Batavia dan lebih memilih tinggal di Buitenzorg dan kemudian mengakuisisi
rumah yang disewanya untuk tempat tinggal selanjutnya.
Satu hal jalan akses dari dan ke
Matraman yang melalui Tjikini weg belum sepenuhnya memadai. Jembatan di atas
sungai Tjiliwong di Matraman (Jalan Tambak sekarang) yang merupakan
satu-satunya penghubung dua sisi sungai yang terbuat dari bambu (sasak) pada
tahun 1877 roboh (Bataviaasch handelsblad, 29-06-1877). Sejak itu jembatan bambu
Matraman tersebut mulai dibangun secara permanen. Sebelumnya jembatan di atas
sungai Tjiliwong sudah dibangun di Kwitang dan di Meester Cornelis. Jembatan
Kwitang (menuju Parapattan) telah dibangun sejak era VOC. Jembatan tersebut
terbuat dari kayu/besi yang mana jembatan memiliki atap. Pada tahun 1964 jembatan
Kwitang mutunya ditingkatkan menjadi jembatan besi. Sementara dua jembatan dibangun
di Meester Cornelis pada tahun 1869. Dua jembatan tersebut untuk penghubung ke
stasion akhir di Meester Cornelis (Dipo Bukit Duri sekarang), Jembatan tersebut
terbuat dari besi (seperti jembatan Kwitang). Dua jembatan tersebut kini
dikenal sebagai jembatan di Jatinegara (menuju SMA 8 yang sekarang) dan
jembatan di jalan Slamet Riyadi yang sekarang).
Pada tahun 1880 Raden
Saleh diberitakan telah meninggal di Buitenzorg. Sementara kebun binatang di
Tjikini tetap eksis. Sejak Raden Saleh tidak menempati villa yang dibangunnya
di Tjikini tidak diketahui siapa yang membeli dan siapa yang menempati. Pada tahun
1890 seorang dokter, Dr. CH Stratz telah mempertimbangan bekas villa Raden
Saleh untuk dijadikan sebagai rumah sakit (Bataviaasch nieuwsblad, 08-07-1890).
Rumah sakit di Tjikini, eks villa Raden Saleh (Peta 1930) |
Tidak diketahui riwayat pendirian
rumah sakit Dr. Stratz di Tjikini. Namun yang jelas bekas rumah Raden Saleh yang
pernah diinginkan oleh Dr. Stratz telah disewa oleh Vereeniging Voor
Ziekenverpleging Batavia sejak 1 Juli 1897 untuk kegiatan rumah sakit (De
locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 15-10-1898). Sejak itu,
bekas villa Raden Saleh tersebut digunakan untuk rumah sakit (hingga ini hari).
Tunggu deksripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar