*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bandung dalam blog ini Klik Disini
Di Bandung tempo doeloe terdapat stasion radio. Lokasi stasion radio berada di pegunungan Malabar. Stasion radio terkuat di dunia ini diresmikan oleh Gubernur Jenderal Dirk Fock pada tanggal 5 Mei 1923. Namun sebelum diresmikan, pada tanggal 1 Mei antena stasion radio disebutkan disambar petir. Oleh karenanya dalam peresmian tanggal lima tersebut, Gubernur Jenderal hanya bisa mengirim telegram kepada Ratu dan Menteri Koloni (lihat De Preanger-bode, 05-05-1923). Apakah telah terjadi sabotase? Beberapa bulan sebelum proyek diresmikan terbit peraturan pemerintah bahwa penerimaan pesan oleh radio-radio amatir dilarang dan akan dipidana.
Di Bandung tempo doeloe terdapat stasion radio. Lokasi stasion radio berada di pegunungan Malabar. Stasion radio terkuat di dunia ini diresmikan oleh Gubernur Jenderal Dirk Fock pada tanggal 5 Mei 1923. Namun sebelum diresmikan, pada tanggal 1 Mei antena stasion radio disebutkan disambar petir. Oleh karenanya dalam peresmian tanggal lima tersebut, Gubernur Jenderal hanya bisa mengirim telegram kepada Ratu dan Menteri Koloni (lihat De Preanger-bode, 05-05-1923). Apakah telah terjadi sabotase? Beberapa bulan sebelum proyek diresmikan terbit peraturan pemerintah bahwa penerimaan pesan oleh radio-radio amatir dilarang dan akan dipidana.
Stasion Malabar, CJ de Groot dan monumen di Bandoeng |
Sejarah stasion
Malabar tentu saja sudah banyak ditulis. Namun diantara tulisan-tulisan
tersebut banyak keterangan yang berbeda dengan fakta dan informasi yang
sebenarnya. Siapa sesungguhnya Dr. Ir. Cornelis Johannes de Groot kurang
terinformasikan secara baik. Padahal maha karya stasion Malabar dan si jenius
de Groot tidak terpisahkan satu sama lain. Sehubungan dengan itu, untuk
menambah pengetahuan, mari kita telusuri (kembali) sumber-sumber tempo doeloe.
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil
kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini
tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang
lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah
disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih
menekankan saja*.
Dr. Ir. Cornelis Johannes de
Groot
Untuk menghormati jasa Dr. Ir.
Cornelis Johannes de Groot, sebuah monumen telah selesai dibangun di
Tjitaroemplein, Bandoeng. Monumen ini diresmikan pada hari Senin, 27 Januari
1930 (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 08-02-1930). Dalam
peresmian dihadiri Gubernur West Java dan istri Gubernur Jenderal de Graeff
serta wali kota Bandoeng Ir. JEA von Wolzogen Kuhr. Peresmian monumen ini seakan
menyatakan nama Cornelis Johannes de Groot dihidupkan kembali dan masih ada di
tengah-tengah warga Belanda di Hindia, khususnya warga Belanda di Bandoeng. Bangunan
monumen ini setengah lingkaran berdiameter enam meter yang diapit dua patung
manusia (memanggil dan mendengar) setinggi dua meter.
Het nieuws van den dag voor N-Indie, 08-02-1930 |
Ir. Cornelis Johannes de Groot dari
Eropa berangkat ke Hindia tahun 1908 untuk memulai karir baru. Keberangkatan de
Groot setelah beberapa bulan sebelumnya menikah dengan Antonia Guhl. Cornelis
Johannes de Groot di Hindia bekerja sebagai staf di departmen PTT di Bandoeng
(semacam Pos dan Telekomunikasi).
Cornelis Johannes de Groot setelah lulus sekolah menengah (HBS)
melanjutkan studi di Polytechnic School te Delft. Bidang yang dipih teknik
mesin. Setelah meraih gelar insinyur teknik mesin di Delft, de Groot kembali
studi dengan mengambil bidang yang berbeda yakni teknik listrik di Karlsruhe.
De Groot berhasil meraih gelar kedua sebagai insinyur teknik listrik pada tahun
1906. Dengan berbekal dua beslit, de Groot mulai bekerja di General Electric
Company di Berlin. Setelah delapan belas bulan di Berlin, de Groot banting stir
untuk bekerja di Hindia (sebagai staf di departemen PTT/pos dan telokomunkasi).
Jalan panjang menuju timur di Hindia inilah menjadi tangga pertama dalam
karirnya kemudian yang dipadang sebagai orang hebat.
Ir. Cornelis Johannes de Groot
awalnya bertugas di bidang telegraf, namun dalam perkembangannya digeser ke
bidang radio. Sejak inilah perhatian de Groot soal radio. Cornelis Johannes de
Groot mulai tekun soal radio amatir (tidak hanya terkait dengan sistem penerima,
tetapi juga dengan percobaan penyiaran).
Ir. Cornelis Johannes de Groot mendapat penugasan untuk pembangunan instalasi
stasion telegrafi nirkabel di Sabang. Proyek ini selesai pada tahun 1911.
Ketika tiga stasion baru akan beroperasi pada tahun 1913, Ir. Cornelis Johannes
de Groot terlibat aktif. Tiga stasion itu berada di Ambon, Timor dan di Sitoebondo.
Di stasion Sitoebondo, de Groot mulai mengamati suatu pengujian penyiaran di
daerah tropis dan melakukan pengumpulan data hampir setahun. Dengan memahami
perilaku komukasi jarak pendek cuaca tropis, de Groot mulai menyusun teori
komunikasi jarak jauh. Ir. Cornelis Johannes de Groot sendiri sudah berperilaku
layaknya ilmuwan.
Setelah bekerja cukup
lama untuk pemerintah (biasanya begitu), Ir. Cornelis Johannes de Groot diberi
cuti selama dua tahun ke Eropa. Selama cuti di Eropa inilah de Groot
melanjutkan studi doktoral dengan mengajukan proposal yang berkaitan dengan
radio telegraf daerah tropis, Sementara itu van der Bilt, seorang pendukung
kuat komunitas radio telegrafi radio, Eerste Kamer telah menyetujui rencana Van
der Bilt untuk hubungan Belanda-India diselidiki lebih lanjut (lihat De
Preanger-bode, 09-01-1914). Hukum alam telah mempertemukan dua orang Belanda
beda generasi: Prof. CL van der Bilt dan Ir. Cornelis Johannes de Groot.
Disertasi CJ de Groot (1916) |
Berita
kelulusan Ir. Cornelis Johannes de Groot dalam program doktoral pada bidang radio
telegraf menjadi menarik perhatian Menteri Koloni. Dalam situasi perang, yang menyebabkan
jalur komunikasi terganggu ke Hindia, sebagai pegawai pemerintah, Menteri
Koloni menugaskan de Groot ke sejumlah negara untuk melakukan eksplorasi radio
yang diperlukan untuk menghubungkan Belanda dan Hindia. Tantangan inilah yang
diterima oleh Dr. Ir. Cornelis Johannes de Groot.
Rencana area stasion radio di pegunungan Malabar |
Sebagai kepala bidang
radio di PTT, Ir. Cornelis Johannes de Groot terus memantau stasion-stasion
telegraf nirkabel yang sudah dibangun terutama stasion di Sabang. Pada awal
Februari 1917 dikabarkan (dapat) menerima sinyal dari Nauen. Berita dari Sabang
ini membuat Ir. Cornelis Johannes de Groot tersenyum. Teorinya terbukti bahwa
komunikasi jarak jauh hingga ke daerah tropis.
Boleh jadi Dr. Ir.
Cornelis Johannes de Groot sejak mendapat laporan dari Sabang ini segera mulai
meikirkan semuanya, mengaplikasikan teorinya dan melakukan survei lokasi yang
ideal untuk dipilih di sekitar Bandoeng. Malabar adalah yang paling ideal.
Rencana diam-diam pemerintah soal nirkabel mulai
bocor ke publik pada tahun 1918 (lihat De Preanger-bode, 25-10-1918). Disebutkan
bahwa pemerintah belum mengizinkan pemberian keterangan ke publik terkait
dengan nirkabel. Rencana stasion nirkabel itu diperkirakandi sebelah tenggara Bandoeng.
Orang berharap pada kongres Insinyur tahun depan (1919) rencana Dr. De Groot dapat diumumkan.
De Preanger-bode, 25-10-1918 |
Pembangunan Stasion Radio Malabar
Perang
dunia pertama menjadi sebab munculnya gagasan besar untuk membangun stasion
radio di Hindia. Ketika terjadi dan perang dan selama gencatan senjata,
komunikasi telegraf antara Belanda dan Hindia terputus. Akibatnya perputaran
perdagangan di Hindia yang mengandalkan pasar Eropa drastis menurun.
Fase pembangunan Malabar (De Telegraaf, 10-11-1921) |
Pembangunan stasion radio akhirnya di Hindia
dimulai. Seperti bocoran sebelumnya, lokasi dimana stasion radio ini diletakkan
adalah di pegunungan Malabar. Area ini cukup dekat dari kantor pusat PTT di
Bandoeng, tetapi sangat sulit diakses oleh pihak asing. Pada tahun 1921 penampakan
(foto) proyek stasion radio Malabar sudah terlihat bentuknya (lihat De
Telegraaf, 10-11-1921). Stasion sejenis Malabar ini sudah ada sebelumnya di
Cuvite (Filipina) dan Honolulu (Amerika Serikat).
Tunggu deskripsi lengkapnya
mantap .... sehat selalu dan berkah ....
BalasHapus