*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini
Seperti halnya bandar (banda, banjar) dan kota (koeta, hoeta, kotta), penggunaan nama tempat yang diawali suku kata ‘bang’ juga cukup banyak ditemukan yang berasal dari zaman kuno. Tentu saja selain itu masih ada yang dihubungkan dengan nama-nama (anda) navigasi lainnya seperti ‘poera’, ‘batang’, ‘somgi’, ‘negori’, ‘banjoe’, ‘koewala’, ‘moeara’, ‘batoe’, ‘tandjong’ ‘teloek’, goenoeng’, ‘boekit’, ‘paija’, ‘rawa’, ‘setoe’, dan sebagainya. Lantas, apakah nama Bangkinang dan nama Kampar berasal dari nama lampau? Apakah nama Bangkinang ada kaitannya sengan Bangkalis, Bangkoeloe, Bangkayang, Bangka dan Bangko?
Wilayah Bangkinang disebut pada era Pemerintah Hindia Belanda pernah menjadi bagian dari wilayah Padangsche Bovenlanden (Minangkabau), namun mengapa dikembalikan ke wilayah Riau. Itu satu hal tentang perubahan wilayah administrasi biasa. Hal yang lebih penting adalah bagaimana hubungan Bangkinang dengan wilayah-wilayah pedalaman (Sumatra) terhubung di zaman kuno. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Bangkinang: Canding Padang Lawas dan Candi Muara Takus
Wilayah Bangkinang (kabupaten Kampar) yang sekarang, meski berada di pedalaman Sumatra (antara pantai barat dan pantai timur) bukanlah dunia baru, tetapi dunia lama. Keberadaan candi Muara Takus di kabupaten Kampar mengindikasikan wilayah ini sudah dikenal dunia luar sejak zaman kuno (era Boedha-Hindoe). Lantas dimana atau kemana penduduk zaman kuno ini?
Pada era Portugis Kerajaan Aroe di daerah aliran sungai Baroemoen (Tapanuli) dan kerajaan Minangkabau eksis dan menjadi tiga kekuatan utama di Sumatra bersama kerajaan Atjeh. Setelah kerajaan Malaka ditaklukkan Portugis, kerajaan Johor di Semenanjung Malaya mulau tumbuh dan berkembang. Tidak diketahui sejak kapan kerajaan Aroe degradasi, juga tidak diketahui sejak kapan kerajaan Deli promosi (dan kemudian degradasai) Seiring dengan meredupnya kerajaan Aroe, diduga menjadi akhir dari dunia lama (percandian Padang Lawas dan Muara Takus).
Yang jelas pada era Belanda (VOC) hanya tiga kerajaan yang masih eksis: kerajaan Atjeh, kerajaan Pagaroejoeng (Minangkabau) dan kerajaan Johor.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bangkinang pada Era Kolonial Belanda
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar