*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Riau di blog ini Klik Disini
Traktat London 1824 telah memidahkan Semenanjung Malaya dan Riau. Perbatasannya di selat Singapoera yang memisahkan pulau Singapoera dan pulau Bintan. Pemerintah Hindia Belanda berkedudukan di Tandjoeng Pinang di pulau Bintan. Meski demikian, pemimpin lokal Riau tidak berkedudukan di pulau Bintan, tetapi tetap berkedudukan di pulau Lingga. Untuk mewakili kepentingan Sultan Lingga dilakukan oleh Sultan Moeda di pulau Panyengat.
Bagaimana sejarah Lingga? Tentu saja sudah banyak ditulis. Namun sejauh ditemukan fakta dan data baru, penulisan narasi sejarah Lingga tetap penting. Lantas bagaimana sejarah Lingga bermetamorfosis enjadi sejarah Riau? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Lingga dan Nama Riau
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar