*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Aceh dalam blog ini Klik Disini
Pelabuhan
di Kota Banda Aceh adalah Ulee Lheue. Namanya ditulis dengan berbagai versi: Olehleh,
Oelee Lhee, Oelehleh. Namun yang digunakan sekarang adalah Oelee Lhee, Sebagai
pelabuhan, Ulee Lheue dibangun baru yakni pada
tahun 1874. Tidak lama setelah militer Hindia Belanda menduduki sebagain wilayah kota yang sudah
hancur akibat serangan militer Hindia Belanda yang dimulai pada tahun 1873. Pelabuhan ini masih eksis
hingga ini hari.
Sebelum terjadinya perang, pada era kerajaan, pelabuhan
berada di tengah kota Atjeh yang merupakan pelabuhan sungai. Oleh karena
kapal-kapal Hindia Belanda bertonase tinggi tidak mampu lagi
dilayani pelabuhan sungai yang semakin dangkal. Hal itulah mengapa pelabuhan
baru dibangun di Ulee Lheue. Pelabuhan Ulee Lheue pada masa ini berada di gampong
Ulee Lheue kecamatan Meuraksa, Kota Banda Aceh. Dermaga pelabuhan berjarak
tujuh kilometer dari tengah kota. Pelabuhan Ulee Lheue memiliki hubungan
langsung dengan pelabuhan Balohan Sabang di pulau Weh. Sedangkan pelabuhan di
Sabang baru dirintis pada tahun 1897 oleh H Colijn.
Okelah
kalau begitu. Lantas bagaimana sejarah lengkap pelabuhan Ulee Lheue? Tentu saja sudah ada yang pernah menulisnya, Lalu
mengapa Ulee
Lheue yang ditetapkan sebagai pelabuhan Kota Radja? Pertanyaan ini menjadi penting karena awal
sejarahnya. Seperti
kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan.
Okelah untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika
sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh
penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal
itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber
primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber
buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku
juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam
penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut
di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber
yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini
hanya untuk lebih menekankan saja*.
Nama Ulee Lheue: Pelabuhan
Baru 1874
Pada
peta-peta yang lebih tua tidak ditemukan nama Ulee Lheue. Sulit menemukan buku,
majalah dan surat kabar yang merncatat adanya nama Ulee Lheue. Namun demikian,
nama Ulee Lheue besar kemungkinan nama suatu kampong dekat pantai. Kepastian
itu baru muncul pada saat Perang Atjeh terjadi yang bermula pada tahun 1873.
Sejak inilah nama Ulee Lheue semakin kerap disebut.
Pada peta yang dibuat oleh Luitenant J.M.H Bervoets
dan Luitenant G.H. de Goeje pada tahun 1873 tidak diidentifikasi nama Ulee
Lheue. Peta tersebut (lihat di atas) dibuat pada bulan Februari 1873. Itu
berarti dibuat sebelum komandan ekspedisi militer Hindia Belanda melancarkan
perang. Sekitar posisi pelabuhan Ulee Lheue yang sekarang ditandai dua benteng
yang terbuat dari batu. Besar dugaan dalam pertempuran pertama benteng ini
direbut, yang menjadi pangkal perkara selanjutnya dijadikan sebagai tempat
berlabuhnya kapal perang penjelajah merapat, sementara kapal perang yang lebih
besar tetap di ke dalaman tertentu di tengah laut. Dalam peta kedalaman laut
dekat pantai sekitar tiga meter. Sangat dangkal untuk ukuran kapal uap saat itu.
Nama
Ulee Lheue untuk kali pertama terinformasikan pada bulan Agustus 1874 (lihat
Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 05-08-1874
). Pada saat ini militer sudah menduduki seluruh kota. Dalam berita ini
dinyatakan bahwa dermaga sementara di Oleh leh diselesaikan sepanjang tiga
puluh meter dan jembatan di atas laguna diselesaikan sejauh bisa digunakan.
Keterangan ini menyiratkan bahwa dermaga dibuat baru. Antara dermaga dengan
daratan terdapat perairan dangkal yang terjebak akibat adanya proses
sedimentasi (laguna) yang harus dibuat jembatan penghubung.
Berita akan dibangunnya dermaga sudah muncul
dua bulan sebelumnya (lihat Sumatra-courant:nieuws-en advertentieblad, 17-06-1874).
Disebutkan bahwa Kaptein Goteling dan
pasukannya telah menduduki Olehleh di sebelah kanan Blang-Hoe, dekat laut. Menurut
van Swieten di muara dekat Oleh Lèh, akan segera dibangun dermaga, dimana di
masa depan kapal akan bongkar muat. Oleh-Lèh terletak sangat menyenangkan, pos Goteling
berada. Menurut Goteling ‘kami telah disini selama beberapa hari atau lebih,
namun musim hujan belum berlalu. Pertanyaannya bagaimana kami mengakhiri di
musim hujan, saya memilih untuk tidak bertanya. Kemarin musuh bergerak lagi.
Serangannya melawan semua posisi’, Berita itu adalah press release dari Letnan
Jenderal van Swieten. Dalam keterangan ini terindikasi bahwa rencana pembangunan
dermaga itu adalah rencana pemerintah dimana Oleleh saat itu menjadi pos
Kaptein Goteling Viniis dan pasukannya yang terdiri dari pasukan Eropa dan
pasukan Afrikaans.
Tunggu
deskripsi lengkapnya
Perkembangan Pelabuhan Ulee
Lheue
Tunggu
deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap,
penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga
ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat
(1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di
seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel
di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya
jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang
memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia.
Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang
sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar