*Untuk melihat seluruh artikel Sejarah Banten, klik Disini
Bagaimana sejarah pers di Banten tentu saja penting. Hal ini karena pers adalah salah satu instrumen untuk mencerdaskan bangsa. Namun bagaimana sejarah pers di Banten boleh jadi sudah ada yang menulis, namun itu tidak cukup, Hal itulah mengapa sejarah pers di Banten perlu ditulis lagi. Yang jelas pers di Banten, surat kabar De Banten Bode yang terbit di Serang hanya berumur seumur jagung, karena diboikot pemerintah setempat.
Lantas bagaimana sejarah pers di Banten? Seperti yang disebut di atas diawali oleh surat kabar berbahasa Belanda De Banten Bode. Lantas mengapa surat kabar Banten Bode muncul? Itu satu soal. Soal yang lain mengapa De Banten Bode diboikot pemerintah setempat. Surat kabar berbahasa Melayu di Batavia Tjaja Timoer yang dipimpin Parada Harahap menyindir pemerintah di Banten soal pers. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Banten Bode: Surat Kabar Pertama di Serang
Tunggu deskripsi lengkapnya
Perkembangan Pers di Banten: Surat Kabar Berbahasa Melayu di Batavia
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar