Jumat, 26 Februari 2021

Sejarah Ternate (19): Penemuan Papua dari Maluku Era Portugis, Spanyol, Belanda, Inggris; Nama Papua Asal Bahasa Melayu

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini 

Sebelum kehadiran orang-orang Eropa, wilayah Papua sudah sejak lama ditemukan para pedagang-pedagang yang berbasis di Maluku. Tampaknya pengaruh Hindoe-Boedha tidak sampai ke wilayah di timur kepulauan Maluku. Baru pada era Islam, para pedagang-pedagang di Maluku khususnya di Ternate (Halmahera) mencapai Papua. Nama Papua diberikan oleh para pedagang-pedagang tersebut berdasarkan lingua franca bahasa Melayu: Poea-Poea lalu bergeser menjadi Papoea.

Secara historis, pulau Papua tidak berada di utara Australia, tetapi berada di sebelah timur (tenggara) kepulauan Maluku. Maksudnya sebelum Australia ditemukan, para pedagang-pedagang di kepulauan Maluku sudah mengenal wilayah Papua, suatu wilayah yang luas yang tidak jauh dari kepulauan Maluku. Sebagaimana diketahui pelaut-pelaut Eropa pertama mencapai kepulauan Maluku adalah pelaut-pelaut Portugis pada tahun 1511. Jauh sebelum kehadiran Portugis, kota-kota pelabuhan di kepulauan Maluku sudah sangat ramai seperti di Banda, Seram, Boeroe, Ternate dan sebagainya. Sejak kehadiran orang-orang Portugis dan Spanyol, pengetahuan orang Eropa semakin bertambah dan mulai mendefinisikan pembagian wilayah geografi dan etnografi meski kini dianggap tidak tepat, yakni Austronesia (wilayah Indonesia barat) dan Melanesia (wilayah Indonesia timur: NTT, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat). Lalu kemudian, masih dari pengetahuan Eropa, tanah (orang) Papua diberi nama Guinea baru (New Guinea), yang tampaknya, meski tidak tepat, mengacu pada Guinea di benua Afrika (Guinea lama).

Lantas bagaimana sejarah awal penemuan Papua? Seperti disebut di atas nama Papua merujuk pada bahasa Melayu. Namun yang dimaksud awal penemuan Papua hanya merujuk pada sumber-sumber Eropa saja. Lalu sejak kapan Papua ditemukan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Papua dab Orang Eropa Menemukan Maluku

Tunggu deskripsi lengkapnya

Orang-Orang Eropa Menemukan Papua

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar