Kamis, 11 Maret 2021

Sejarah Papua (15): Sejarah Mamberamo. Sungai Membramo di Pantai Utara; Riwayat Sungai Digul di Pantai Barat Pulau Papua

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Mungkin banyak yang bertanya apalah arti sejarah sungai dan sejarah nama sungai. Okelah, mungkin sungai tidak memberi makna penting pada masa kini, karena sungai sama saja dengan laut dan danau tentang soal air. Namun sesungguhnya sejarah sungai dapat dikatakan awal dari sejarah di suatu tempat. Mengapa? Seperti halnya di lautan (tanjung, teluk atau selat) adalah penanda navigasi pelayaran di awal sejarah. Dalam hal ini, sungai Membramo di pantai utara pulau Papua adalah jalur navigasi pelayaran dari lautan (pantai) ke pedalaman (pegunungan). Di dua sisi inilah kehidupan sejarah dicatat dan boleh jadi peradaban (yang baru) dimulai.

Sungai Mamberamo adalah suatu sungai yang keberadaannya belum lama dicatat dalam sejarah navigasi pelayaran dan sejarah geografi. Panjang sungai Mamberamo 670 Km. Sungai Mamberamo berhulu di Pegunungan Jayawijaya dan bermuara ke Samudera Pasifik. Sungai Mamberamo jelas sungai yang panjang, yang itu berarti air mengalir dari pegunungan di pedalaman (kabupaten Sarmi) melalui berbagai wilayah geografi sebelum menemukan jalan ke muara di pantai (laut). Sungai Membramo pada masa ini melewati sembilan kabupaten dan bermuara di pantai utara pulau Papua di kabupaten Membramo.

Lantas bagaimana sejarah sungai Membramo? Sudah barang tentu sudah ada yang menulisnya. Namun sejarah tetaplah sejarah. Sejauh data baru ditemukan, penulisan narasi sejarah sungai Membramo tidak pernah berhenti. Yang jelas muara sungai Membramo masa ini berbeda dengan masa lampau. Mengapa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Membramo: Eskpedisi Awal

Tunggu deskripsi lengkapnya

Sungai Membramo dan Pengembangan Wilayah Pedalaman Papua

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar