*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini
Vanuatu adalah negara kecil di (lautan) Pasifik, di sebelah timur (benua) Ausralia. Vanuatu merasa penting karena Australia, tetapi tenggela karena Indonesia. Apa maksudnya, Vanuatu akan tetap eksis sejauh Australia mendapat dukungan dari Australia, lebih-lebih dalam hubungan ekonomi-perdagangan. Namun Australia ke depan lebih cenderung melihat Indonesia, maka Vanuatu akan tenggelam sendiri, ketika negara-negara kecil Pasifik lainnya melihat Indonesia (seperti Papua Nugini). Bagaimana dengan Selandia Baru? Sudah lebih awal melihat Indonesia (daripada Australia).
Lantas bagaimana sejarah Vanuatu? Seperti disebut di atas, Vanuatu hanya penting bagi Australia pada masa lampau, mulai melupakannya dan kini lebih bersahabat dengan Australia. Ini dapat dilihat dari kebijakan Australia belakangan ini. Hal itu juga yang telah dilakukan oleh Papua Nugini. Apakah (negara) Vanuatu akan terisolasi dan tenggelam dengan sendirinya dengan cararnya sendiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Vanuatu dan Negara-Negara Pasifik
Berita yang muncul pada tahun 1980 dari Pasifik dengan judul ‘Vrijheid begint met burgeroorlog op Nieuwe Hebriden’ tiba-tiba menyita perhatian dunia (lihat Het vrije volk : democratisch-socialistisch dagblad, 02-06-1980). Disebutkan berita ini dilaporkan dari (Port) Vila bahwa The New Hebrides, sebuah kepulauan di timur Australia adalah ‘kondominium’ terakhir di dunia yang selama ini dikelola bersama oleh Prancis dan Inggris Raya. Ini akan berakhir pada 30 Juli, ketika New Hebrides sebagai negara bagian Vanuatu akan memperoleh kemerdekaannya. Dengan kemerdekaan itu juga mengakhiri berlakunya' protokol Inggris-Prancis yang mengatur kesetaraan pengaruh kedua negara di kawasan.
Dalam berita tersebut juga disebutkan bahwa pada Juli 1977, pada konferensi tingkat menteri Prancis-Inggris di New Hebrides disepakati bahwa wilayah jajahan kepulauan tersebut akan merdeka pada paruh kedua tahun 1980. Lalu pada tanggal 15 November tahun lalu (1979), pemilihan umum diadakan untuk membentuk majelis umum. Kerusuhan saat ini di kepulauan yang terdiri dari lebih dari tujuh puluh pulau vulkanik dan pulau karang bergantung pada kemerdekaan bersama. Penduduk pulau yang berbahasa Prancis khawatir bahwa mereka akan dirugikan oleh pemerintah kepulauan yang berorientasi pada bahasa Inggris. Pemerintah pusat selama ini enggan melakukan kekerasan terhadap para pendukung pemisahan diri karena akan membahayakan persatuan nasional. Pendukung partai Anglophone yang berkuasa telah meninggalkan rumah mereka karena takut pada separatis, yang sebagian besar aktif di Espiritu Santo, pulau terbesar. Kebanyakan pekerja perkebunan dipimpin oleh sekitar 50 orang Eropa berbahasa Prancis yang pada gilirannya akan didukung oleh pengusaha Amerika yang merupakan anggota Phoenix Foundation.
Kelompok sayap kanan ini (Phoenix Foundation) disebutkan sebelumnya mencoba membuat Bahama menjadi negara bagian merdeka tanpa pajak dan pemerintah. akan ingin menjadikan Espiritu Santo sebagai surga pajak dan pusat kasino. Foundation ini mendukung separatis, antara lain ‘mencegah’ Rusia akan mengambil alih kekuasaan. Australia sendiri disebutkan mengikuti peristiwa di New Hebrides dengan cermat, karena pulau-pulau itu relatif dekat dengan pantai Australia yang berpenduduk sekitar 100 ribu jiwa, budaya dan ras New Hebrides terkait erat dengan Papua Nugini. Ketua Menteri pemerintah, Walter Linni telah meminta para separatis untuk mengakhiri aksi kekerasan mereka dan mengakui pemerintah terpilih yang sah.
Pada bagian lain dalam surat kabar tersebut dilaporkan dari Vila bahwa Otoritas New Hebrides kemarin (02-06-1980) mengevakuasi sebanyak 500 orang termasuk sebanyak 110 warga asing dengan tiga kapal dari Espiritu Santo, pulau yang berada di tangan pemberontak sejak pekan lalu. Evakuasi berlanjut hari ini. Pemerintah kepulauan telah meminta bantuan militer kepada PBB, Prancis dan Inggris untuk memadamkan pemberontakan di pulau itu. Separatis bersenjata menyandera sepuluh petugas polisi dan dua pejabat pemerintah di Espiritu Santo. Hari ini di Paris, pertemuan akan berlangsung antara pejabat dari New Hebrides, Inggris Raya dan Prancis.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Negara Vanuatu: Kau Memulai, Kau Mengakhiri
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar