Rabu, 07 April 2021

Sejarah Australia (26): Vanuatu, Penting Karena Australia, Tetapi Vanuatu Tenggelam Karena Indonesia; Apa Kata Selandia Baru?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Australia dalam blog ini Klik Disini 

Vanuatu adalah negara kecil di (lautan) Pasifik, di sebelah timur (benua) Ausralia. Vanuatu merasa penting karena Australia, tetapi tenggela karena Indonesia. Apa maksudnya, Vanuatu akan tetap eksis sejauh Australia mendapat dukungan dari Australia, lebih-lebih dalam hubungan ekonomi-perdagangan. Namun Australia ke depan lebih cenderung melihat Indonesia, maka Vanuatu akan tenggelam sendiri, ketika negara-negara kecil Pasifik lainnya melihat Indonesia (seperti Papua Nugini). Bagaimana dengan Selandia Baru? Sudah lebih awal melihat Indonesia (daripada Australia).

Pada masa ini sudah terasa, apalagi jauh ke depan, hubungan antar negara tidak agi didasarkan pada isu politik, tetapi lebih didasarkan atas isu ekonomi (perdagangan). Dalam kerangka ekonomi-perdagangan Asia Pasifik atau Pasifik Selatan, Australia dan Selandia Baru lebih tergantung pada Indonesia daripada keseluruhan negara-negara kecil Pasifik Selatan. Mengapa? Pasar (market) timbal balik. Negara Indonesia yang kaya suber daya alam dan jumlah penduduk besar berarti akan dibutuhkan Australia dan Selandia Baru apakah pasokan bahan baku maupun market untuk produk yang dihasilkannya. Dalam kerangka itu, negara Vanuatu yang kurang bersahabat dengan Indonesia akan tenggelam. Teriakan Vanuatu di forum PBB beberapa waktu lalu tentang Indonesia dapat dikatakan sebagai teriakan terakhir Vanuatu sebelum gelombang Pasifik menyapu habis dan menenggelamkan kapal ekonomi negara tersebut.

Lantas bagaimana sejarah Vanuatu? Seperti disebut di atas, Vanuatu hanya penting bagi Australia pada masa lampau, mulai melupakannya dan kini lebih bersahabat dengan Australia. Ini dapat dilihat dari kebijakan Australia belakangan ini. Hal itu juga yang telah dilakukan oleh Papua Nugini. Apakah (negara) Vanuatu akan terisolasi dan tenggelam dengan sendirinya dengan cararnya sendiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Vanuatu dan Negara-Negara Pasifik

Berita yang muncul pada tahun 1980 dari Pasifik dengan judul ‘Vrijheid begint met burgeroorlog op Nieuwe Hebriden’ tiba-tiba menyita perhatian dunia (lihat Het vrije volk : democratisch-socialistisch dagblad, 02-06-1980). Disebutkan berita ini dilaporkan dari (Port) Vila bahwa The New Hebrides, sebuah kepulauan di timur Australia adalah ‘kondominium’ terakhir di dunia yang selama ini dikelola bersama oleh Prancis dan Inggris Raya. Ini akan berakhir pada 30 Juli, ketika New Hebrides sebagai negara bagian Vanuatu akan memperoleh kemerdekaannya. Dengan kemerdekaan itu juga mengakhiri berlakunya' protokol Inggris-Prancis yang mengatur kesetaraan pengaruh kedua negara di kawasan.

Dari berita itu, banyak informasi yang diperoleh. Kota yang berada di Vanuatu disebut (Port) Vila. The New Hebrides di timur Australia adalah bagian dari Vanuatu. Di kepulauan ini terdapat kontrol (bersama) antara Prancis dan Inggris. Disebutkan ini adalah ‘wilayah jajahan’ terakhir di dunia. Terjadinya perang saudara ini akan menjadi jalan bagi kawasan kepulauan di Pasifik ini akan mendapatkan kemerdekaan (dari Prancis-Inggris). Mengapa surat kabar berbahasa Belanda ini menekankan arti penting ‘wilayah jajahan’ terakhir di dunia. Boleh jadi itu karena orang Belanda sangat paham arti ‘wilayah jajahan’ seperti Belanda pernah menjajah Indonesia. Berita ini seakan ingin menyindir orang Prancis dan Inggris yang sudah sejak lama tidak memiliki ‘wilayah jajajan’. Yang terakhir terbilang adalah ketika Indonesia membebaskan wilayah Papua dari cengkraman Belanda tahun 1963.

Dalam berita tersebut juga disebutkan bahwa pada Juli 1977, pada konferensi tingkat menteri Prancis-Inggris di New Hebrides disepakati bahwa wilayah jajahan kepulauan tersebut akan merdeka pada paruh kedua tahun 1980. Lalu pada tanggal 15 November tahun lalu (1979), pemilihan umum diadakan untuk membentuk majelis umum. Kerusuhan saat ini di kepulauan yang terdiri dari lebih dari tujuh puluh pulau vulkanik dan pulau karang bergantung pada kemerdekaan bersama. Penduduk pulau yang berbahasa Prancis khawatir bahwa mereka akan dirugikan oleh pemerintah kepulauan yang berorientasi pada bahasa Inggris. Pemerintah pusat selama ini enggan melakukan kekerasan terhadap para pendukung pemisahan diri karena akan membahayakan persatuan nasional. Pendukung partai Anglophone yang berkuasa telah meninggalkan rumah mereka karena takut pada separatis, yang sebagian besar aktif di Espiritu Santo, pulau terbesar. Kebanyakan pekerja perkebunan dipimpin oleh sekitar 50 orang Eropa berbahasa Prancis yang pada gilirannya akan didukung oleh pengusaha Amerika yang merupakan anggota Phoenix Foundation.

Kelompok sayap kanan ini (Phoenix Foundation) disebutkan sebelumnya mencoba membuat Bahama menjadi negara bagian merdeka tanpa pajak dan pemerintah. akan ingin menjadikan Espiritu Santo sebagai surga pajak dan pusat kasino. Foundation ini mendukung separatis, antara lain ‘mencegah’ Rusia akan mengambil alih kekuasaan. Australia sendiri disebutkan mengikuti peristiwa di New Hebrides dengan cermat, karena pulau-pulau itu relatif dekat dengan pantai Australia yang berpenduduk sekitar 100 ribu jiwa, budaya dan ras New Hebrides terkait erat dengan Papua Nugini. Ketua Menteri pemerintah, Walter Linni telah meminta para separatis untuk mengakhiri aksi kekerasan mereka dan mengakui pemerintah terpilih yang sah.

Pada bagian lain dalam surat kabar tersebut dilaporkan dari Vila bahwa Otoritas New Hebrides kemarin (02-06-1980) mengevakuasi sebanyak 500 orang termasuk sebanyak 110 warga asing dengan tiga kapal dari Espiritu Santo, pulau yang berada di tangan pemberontak sejak pekan lalu. Evakuasi berlanjut hari ini. Pemerintah kepulauan telah meminta bantuan militer kepada PBB, Prancis dan Inggris untuk memadamkan pemberontakan di pulau itu. Separatis bersenjata menyandera sepuluh petugas polisi dan dua pejabat pemerintah di Espiritu Santo. Hari ini di Paris, pertemuan akan berlangsung antara pejabat dari New Hebrides, Inggris Raya dan Prancis.

Dari keterangan-keterangan yang disebut di atas bahwa (pulau) New Hebrides dan (pulau) Espiritu Santo menjadi dua wilayah yang menjadi persoalan ‘situ-sini’ yang boleh jadi memiliki ras yang sama tetapi dipengaruhi dua asing yang berbeda (Prancis dan Inggris). Ini ibarat Kanada di masa lampau (antara Prancis dan Inggris). Kawasan yang terbilang kepulauan ini ternyata banyak pihak yang bermain, tidak hanya Inggris dan Prancis, juga Rusia, Amerika Serikat dan Australia (plus PBB). Lantas apa yang menarik bagi asing pada kepulauan ini? Hanya semata-mata posisi geografisnya di Lautan Pasifik.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Negara Vanuatu: Kau Memulai, Kau Mengakhiri

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar