Kamis, 17 Juni 2021

Sejarah Semarang (25): Sejarah Benteng di Jawa Tengah, Bermula di Tegal; Benteng Penting Semarang, Surakarta dan Jogjakarta

 

* Untuk melihat semua artikel Sejarah Semarang dalam blog ini Klik Disini

Sejak zaman kuno, wilayah tengah Jawa begitu penting karena banyak candi dengan populasi penduduk yang besar. Pada era era Portugis wilayah Jawa bagian tengah kurang dikenal terutama di pedalaman, Pedagang-pedagang Portugis hanya mengenal (kota pelabuhan) Demak dan Jepara di utara dan beberapa pelabuhan di selatan Jawa (selatan Jogjakarta). Baru pada era VOC pedalaman wilayah Jawa bagian tengah mulai dimasuki. Untuk mencapai pedalaman ini (hingga ke Mataram) dimulai dari daerah aliran sungai Tegal, dimana benteng VOC (Belanda) sudah dibangun yakni Fort Missier.

Tidak diketahui sejak kapan benteng Missier di Tegal. Yang jelas pada tahun 1695 Kaptein Jacob Couper memimpin ekspedisi dari benteng Missier ke pedalaman Jawa dengan memulai rute dari belakang pantai melalui Semarang dan Jepara lelu berbelok ke pedalaman di Cartosoera. Kemudian memutar ke selatan dan seterusnya ke Mataram lalu ke barat ke Banjoemas dan kemudian ke utara hingga ke benteng Missier kembali. Ekspedisi ini dilakukan setelah delapan tahun ekspedisi ke hulu sungai Tjiliwong yang dilakukan tahun 1687 yang dipimpin Sersan Scipio (dan kemudian mendirikan Fort Padjadjaran). Ada apa ekspedisi ini dibuat bahkan hingga memetakan kraton Mataram secara lengkap? VOC tentu saja sudah sejak lama menjadi seteru (kerajaan) Mataram, sebagai dampak raja Mataram Soeltan Agoeng menyerang Kasteel Batavia pada tahun 1628. Boleh jadi generasi berikutnya tidak mengingatlagi kejadian tahun 1628.

Lantas bagaimana sejarah benteng-benteng di Jawa bagian tengah? Seperti disebut di atas, benteng pertama VOC adalah Fort Missier di Tegal. Lalu beberapa tahun kemudian pasca pertepuran di Demak, pihak militer VOC membangun benteng di Semarang (yang relatif bersamaan dengan benteng Soerabaja). Dari tiga benteng yang ada inilah kemudian VOC (Belanda) membentuk koloni di pedalaman Jawa. Sejak inilah terbentuk benteng-benteng di Jawa bagian tengah termasuk di Mataram (Jokjakarta). Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Benteng Missier di Tegal: Pembentukan Benteng Semarang

Tunggu deskripsi lengkapnya

Benteng Soeracarta dan Benteng Jogjakarta: Benteng Willem III di Ambarawa

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar