*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini
Sejarah zaman kuno
kerap menimbulkan misteri sendiri. Sejarah Toraja dan sejarah Luwu terbilang
sejarah yang sudah lama. Toraja berada di pedalaman pulau Sulawesi, sementara
Luwu berada di wilayah pantai. Lantas bagaimana hubungan Toraja dan Luwu di
masa lampau? Seperti disebut tadi, sejarah zaman kuno kerap menimbulkan misteri
dan pada masa kini narasinya adakalanya menimbulkan kontroversi.
Dalam laman Detik Travel diberitakan bahwa rumah tongkonan yang
identik dengan Tana Toraja, disebutkan kini sudah ada replikanya di Museum TB
Silalahi di Balige. Apa, pasal? Detik Travel mempertanyakan bahwa adakah
kemiripan budaya antara suku Toraja dan suku Batak? Disebutnya ada kemiripan bentuk
tongkonan di Toraja dan rumah bolon di Batak, tarian tor-tor dan rambu solo
serta penulisan dan penyebutan marga yang hampir sama, seperti marga Aritonang,
Tobing, Pakpahan dan Pardede pada suku Batak dan ada marga Aitonam, Toding,
Pahan dan Pirade pada suku Toraja. Detik Travel menemukan narasi di museum
tersebut bahwa budaya Batak dan Toraja mirip dengan kebudayaan Dongson di
lembah Vietnam. Detik Travel menambahkan bahwa bangsa Austronesia ini sebagian
menetap di Filipina dan sebagian lagi di Indonesia bagian barat. Mereka yang
datang pada gelombang pertama disebut sebagai bangsa Proto Melayu (Melayu Tua)
yang sekarang berkembang menjadi suku bangsa Batak, Toraja, Nias, Mentawai dan
Dayak. Detik Travel mulai berimajinasi yang membayangkan bahwa sebelumnya berpikir
kesamaan budaya suku Toraja di Sulawesi Selatan dan suku Batak di Sumatera
Utara hanya karna sinkronisasi dan akulturasi budaya semata, tapi ternyata
kedua suku tersebut memang memiliki garis keturunan yang sama.
Lantas
bagaimana sejarah Toraja? Seperti disebut di atas ada yang membayangkan
sepefrti Detik Travel bahwa kenudayaan suku Toraja memiliki kemiripan dengan
suku Batak. Lepas dari itu, lalu bagaimana hubungan sejarah Toraja dan sejarah
Luwu? Apakah keduanya memiliki asal usul yang sama? Sejarah zaman kuno kerap
menyimpan misteri dan narasi yang ditulis dapat minimbulkan kontroversi. Lalu
bagaimana sejarah Toraja? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo
doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan
bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan
menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama
yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan
majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai
pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Nama Toraja dan Luwu:
Bagaimana Hubungan Toraja dan Luwu?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bahasa
Toraja dan Bahasa Luwu: Apakah Berakar dari Bahasa Sama?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang
warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor
(1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai
dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya
memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar
dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau
waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah),
tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis
Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang
dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar