*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Di Tanah Betawi hanya dikenal tokoh legendari MH Thamrin. Apakah hanya itu? Tentu saja diperlukan penyelidikan sejarah yang intensif. Tanah Betawi adalah pusat ruang sejarah dimana banyak tokoh-tokoh sejarah muncul. Hal itulah menjadi suatu tantangan tersendiri, apakah hanya MH Thamrin yang benar-benar muncul ke permukaan. Siapa sebenarnya Roebini, yang diduga kuat berdarah Betawi yang menjadi pelaku sejarah di Tanah Betawi.
Lantas bagaimana sejarah Roebini? Seperti disebut di atas, Roebini adalah tokoh sejarah yang tidak dikenal dalam dalam daftar tokoh Betawi. Yang cukup dikenal pada era Pemerintah Hindia Belanda hanya dicatat MH Thamrin. Lalu apakah tidak ada tokoh Betawi yang lain? Okelah itu satu hal. Hal lain dalam hal ini adalah sesungguhnya nama Roebini pada masa ini masih eksis tetapi tidak di Tanah Betawi (Jakarta) tetapi sebagai nama jalan di Bandoeng dan Pontianak serta nama rumah sakit di Mempawah. Lalu bagaimana sejarah Roebini? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Pahlawan Indonesia dan Siapa Roebini Pahlawan di Tanah Betawi: Menolak Lupa, Tak Kenal Maka Tak Sayang
Setelah menyelesaikan sekolah dasar berbahasa Belanda (HIS) di Bandoeng, Roebini melanjutkan studi ke sekolah kedokteran di Batavia (STOVIA). Pada tahun 1919 Roebini lulus ujian masuk STOVIA di Bandoeng (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 27-05-1919). Nama-nama yang lain yang diterima antara lain Kroeng Raba Nasoetion (Tandjoeng Pinang); Soeleiman Siregar, Soetan Loebis, Daliloedin Loebis (Pangkalan Brandan); Oentjok (Tandjoeng Balai); Rehatta (Ambon). Soeharno dan Soetrisno (Pontianak); dan Agoes Moegni (Tjiandjoer).
Sekolah kedokteran pribumi di Batavia dibuka sejak 1851. Awalnya lama studi dua tahun. Sekolah kedokteran ini kemudian disebut Docter Djawa School. Pada tahun 1902 sekolah kedokteran ini ditingkatkan dan namanya diubah menjadi STOVIA. Lama studi selama 10 tahun yang tiga tahun sebagai tingkat persiapan dan tujuh tahun sebagai tingkat medik plus dua kali ujian dokter.
Pada tahun 1920 Roebini lulus ujian transisi naik dari kelas satu ke kelas dua tingkat persiapan (lihat De Preanger-bode, 17-05-1920). Roebini calon dokter tidak hanya rajin studi juga gemar berolahraga. Pada tahun 1921 dalam lomba olah raga senam yang diselenggarakan organisasi anggar dan senam STOVIA Roebino mendapat hadiah pertama (medali emas) dalam cabang senam (lihat De locomotief, 18-03-1921). Pada bulan Mei Roebini lulus ujian naik ke kelas tiga persiapan (lihat De locomotief, 03-05-1921). Pada tahun 1922 Roebini lulus ujian naik dari kelas tiga tingkat persiapan ke kelas satu tingkat medik (lihat De expres, 10-05-1922).
Dalam perkembangannya Roebini tidak hanya gemar olah raga senam, Roebini juga gemar dengan olah raga sepakbola. Roebini diketahui sebagai salah satu pemain dari klub sepak bola di Meester Cornelis, Oliveo (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 02-10-1922). Klub Oliveo ini berpartisipasi di dalam kompetisi sepak bola tertinggi di Batavia. Roebini di dalam klubnya sebagai penyerang kanan luar. Teman satu timnya yang juga sama-sama dari STOVIA adalah Rehatta (penyerang kiri luar). Pada tahun 1923 Roebini termasuk dalam tim gabungan Batavia kedatangan tamu klub dari Selangor yang pemainuya semua adalah orang Inggris (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 23-07-1923).
Pada tahun 1923 Roebini lulus ujian naik dari kelas satu ke kelas dua tingkat medik (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 12-05-1923). Pada tahun 1924 lulus ujian naik ke kelas tiga (lihat De Indische courant, 27-05-1924). Pada tahun 1925 Roebini lulus ujian naik ke kelas empat (lihat Bataviaasch nieuwsblad, 15-05-1925). Roebini lulus ujian naik ke kelas lima (lihat De Indische courant, 14-05-1926). Pada tahun 1927 Roebini lulus ujian naik ke kelas enam (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 12-05-1927). Pada tahun 1928 Roebini lulus ujian naik ke kelas tujuh (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 09-05-1928).
Tidak ada halangan bagi Roebini meski banyak berpartisipasi dalam kegiatan di luar kampus, Roebini tetap sukses dalam studi. Sejauh ini Roebini tidak pernah ketinggalan kelas (tinggal kelas atau menunda studi). Pada bulan Januari 1929 Roebini lulu sujian dokter pertama (lihat Soerabaijasch handelsblad, 21-01-1929). Roebini masih tetap sebagai pemain inti di klub Oliveo. Roebini seharusnya sudah lulus ujian dokter kedua pada pertengahan tahun 1929. Namun Roebini yang selama ini lancar studi, tampaknya mulai melambat. Roebini akhirnya lulus ujian akhir dan mendapat gelar dokter Indisch Arts (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 07-07-1930).
Segera setelah lulus dokter, Roebini diangkat sebagai dokter pemerintah di dinas kesehatan DVG (lihat De Indische courant, 23-08-1930). Meski sudah bekerja, Roebini masih tetap sebagai pemain inti Oliveo (lihat Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 30-03-1931). Dr Roebini ditempatkan di rumah sakit kota di Batavia (CBZ).
Pada tahun 1934 Dr Roebini sebagai dokter pemerintah di CBZ Batavia dipindahkan ke Pontianak (lihat De locomotief, 29-08-1934).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Roebini Pahlawan di Tanah Betawi:
Apakah Ada Tokoh Betawi Selain MH Thamrin?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar