*Untuk melihat semua artikel Sejarah Cirebon dalam blog ini Klik Disini
Permbangunan
jalan Trans-Java antara Bandoeng dan Karang Sambong memiliki kisah sendiri.
Namun secara keseluruh pembangunan jalan pos Trans-Java telah mengubah wujud
perdagangan di wilayah (pulau) Jawa. Ruas jalan Trans-Java Bandeng-Karang
Sambong (di wilayah Cirebon) telah meningkatkan arus perdagangan antara wilayah
Preanger di pedalaman dan wilayah Cirebon di pantai.
Jalan Pos Daendels dan Cikal-Bakal Trans-Jawa. Senin, 25 Mei 2015. Tempo.co. Jakarta. Hanya dalam setahun, 1808-1809, jalan desa sepanjang 1.000 Km dari Anyer ke Panarukan, yang tadinya terputus-putus, tersambung. Tak mungkin pekerjaan itu terlaksana tanpa tangan besi Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels. Terpengaruh gelora Revolusi Prancis, ia ingin memberangus feodalisme masyarakat tradisional. Pada 5 Mei 1808, Gubernur Jenderal mengeluarkan instruksi berisi sepuluh pasal mengenai pembangunan Jalan Raya Pos (De Grote Postweg). Potongan pertama menghubungkan Buitenzorg (Bogor)--lokasi istananya--ke Cirebon. Pembangunan ruas Megamendung hingga Puncak, Sungai Cikandil, dan Cadas Pangeran memakan banyak korban kuli yang tewas diterkam hewan buas, kelelahan, atau kena penyakit malaria. Jalan modern trans-Jawa dianggapnya penting. Ia tak peduli korban berjatuhan. Ia bahkan lalu mengumpulkan 38 bupati se-Jawa dan memerintahkan mereka melanjutkan proyek pembangunan jalan dari Cirebon ke Semarang, terus ke Surabaya, dan berakhir di timur Jawa: Panarukan. Pengerjaannya dibebankan kepada warga daerah masing-masing melalui kerja wajib. Jalan penuh cerita penderitaan itu kini bermetamorfosis menjadi jalan industri--urat nadi ekonomi Jawa. (https://travel.tempo.co/)
Lantas bagaimana sejarah jalan rrans-Java antara
Bandoeng dan Karang Sambong? Seperti disebut pembangunan jalan pos trans-Java
pada era Guburnur Jenderal Daendels semasa Pemerintah Hindia Belanda telah
membuka ruang perdagangan di wilayah pedalaman dan mendekatkan jalur antara
wilayah pantai dan wilayah pedalaman. Dalam hal inilah wilayah Cirebon dan wilayah
Preanger menjadi penting diperhatikan. Lalu bagaimana sejarah jalan rrans-Java antara
Bandoeng dan Karang Sambong? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah
nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Jalan Trans-Java Antara Bandoeng dan Karang Sambong; Wilayah Cirebon dan Wilayah Preanger
Tunggu deskripsi lengkapnya
Wilayah Cirebon dan Wilayah Preanger: Wilayah Preanger dan Wilayahh Batavia
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar