*Untuk melihat semua artikel Sejarah Hari dalam blog ini Klik Disini
Hari
Ulang Tahun Perpustakaan Nasional diperingati pada tanggal 17 Mei setiap
tahunnya. Hari Perpustakaan Nasional pada 17 Mei, bertepatan dengan peringatan
Hari Buku Nasional. Sejarah berdirinya Perpustakaan Nasional RI memiliki
keterkaitan erat dengan Museum Nasional. Koleksi buku dan terbitan langka milik
Perpusnas dahulunya merupakan koleksi hibah dari Perpustakaan Museum Nasional
yang kala itu bernama Lembaga Kebudayaan Indonesia (hasil ubahan nama dari
Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen).
Hari Kunjung Perpustakaan Nasional diperingati setiap tahunnya pada 14 September di seluruh Indonesia. Hari ini tidak hanya memperingati keberadaan perpustakaan nasional, tetapi juga menyoroti pentingnya literasi dan peningkatan minat baca di tengah masyarakat. Sejarah Hari Kunjung Perpustakaan dimulai tanggal 14 September 1995. Inisiatif ini diinisiasi Perpustakaan Nasional. Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan memiliki beberapa tujuan: (1) Meningkatkan Minat Baca: Dengan mengunjungi perpustakaan, diharapkan masyarakat akan lebih termotivasi untuk membaca buku dan mengakses berbagai sumber pengetahuan; (2) Menghargai Peran Perpustakaan: Perpustakaan tidak hanya tempat penyimpanan buku, tetapi juga tempat untuk belajar, penelitian, dan pengembangan diri; (3) Promosi Perpustakaan: Peringatan Hari Kunjung Perpustakaan Nasional juga menjadi momen penting untuk mempromosikan perpustakaan sebagai tempat yang relevan dan bermanfaat bagi masyarakat; (4) Peningkatan Kesadaran Literasi: dengan diperingatinya hari ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran literasi di tengah masyarakat. Literasi adalah kunci utama untuk perkembangan individu dan kemajuan bangsa. (https://news.detik.com/)
Lantas bagaimana sejarah Hari Perpustakaan, Hari Kunjungan Perpustakaan di Indonesia? Seperti disebut di atas adalah dua hari yang berbeda. Hari Buku dan Hari Perpustakaan Nasional satu hari yang sama. Lalu bagaimana sejarah Hari Perpustakaan, Hari Kunjungan Perpustakaan di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Hari Perpustakaan, Hari Kunjungan Perpustakaan di Indonesia; Hari Buku dan Hari Perpustakaan Nasional
Tunggu deskripsi lengkapnya
Hari Buku dan Hari Perpustakaan Nasional: Buku dan Perpustakaan Memiliki Sejarah Berbeda
Tunggu deskripsi lengkapnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar