*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Tolaki adalah etnis terbesar yang berada di provinsi Sulawesi Tenggara. Suku
Tolaki merupakan etnis yang berdiam di jazirah tenggara pulau Sulawesi. Suku
Tolaki tersebar di wilayah Konawe dan di wilayah Kolaka. Berdasarkan oral
tradition atau tradisi lisan masyarakat Tolaki jauh sebelum kerajaan Konawe
terbentuk, telah berdiri beberapa kerajaan kecil yang kemudian berintegrasi
menjadi satu federasi kerajaan Konawe.
Bahasa Tolaki adalah sebuah bahasa yang dipertuturkan di daerah pegunungan Mekongga, daratan Konawe Raya dan di sekitar pegunungan Pariama. Bahasa Tolaki merupakan rumpun bahasa Autronesia dan merupakan subkelompok bahasa Bungku-Tolaki. Bahasa Tolaki memiliki enam dialek yaitu sebagai berikut: (1) Mekongga (desa Patikala, Tolala, Kolaka Utara; kelurahan Mangolo, Latambaga, Kolaka; desa Sanggona, Konawe, Konawe; desa Puundoho, Andoolo, Konawe Selatan; dan kelurahan Poli-Polia, Poli Polia, Kolaka Timur); (2) Rahambuu (desa Lelewawo, Batu Putih, Kolaka Utara); (3) Kodeoha (desa Lametuna, Kodeoha, Kolaka Utara); (4) Konawe (kabupaten Konawe Selatan (desa Roraya, Tinanggea; desa Sabulakoa, Landono; desa Laeya, Laeya; dan desa Tambolosu, Laonti; desa Pudambu, Angata); di bagian selatan Kabupaten Konawe (desa Lolanggasumeeto, desa Walay, dan kelurahan Tawanga); di kabupaten Konawe Utara (kelurahan Wanggudu, Asera; desa Mopute dan desa Tadoloiyo, Oheo; dan kelurahan Molawe, Molawe); (5) Lalomerui (desa Tadoloiyo, Oheo, Konawe Utara; desa Lalomerui, Routa, Konawe); dan (6) Waru dituturkan di desa Mopute, Oheo, Konawe Utara; desa Mopute, Routa, Konawe). (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Tolaki di wilayah Kolaka dan wilayah Konawe provinsi Sulawesi Tenggara? Seperti disebut di atas bahwa penutur bahasa Tolaki di semenanjung tenggara Sulawesi antara teluk Bone di barat dan teluk Kendari di timur. Lalu bagaimana sejarah bahasa Tolaki di wilayah Kolaka dan wilayah Konawe provinsi Sulawesi Tenggara? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Tolaki di Wilayah Kolaka dan Wilayah Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara; Semenanjung Tenggara Sulawesi
Tunggu deskripsi lengkapnya
Semenanjung Tenggara Sulawesi: Wilayah Bahasa Antara Teluk Bone dan Teluk Kendari
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar