*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini
Catur
Indonesia ttermasuk salah satu negara terawal di Asia dan Pasifik yang masuk
radar dalam organisasi catur dunia FIDE. Hal itu karea intensitas permainan dan
pertandingan catur di Indonesia sejak era Hindia Belanda. Dalam konteks inilah
kita berbicara peta catur di Asia dan keutamaan Indonesia dalam percaturan
dunia. Indonesia yang dalam hal ini Percasi pada masa ini berada di Zona Asia.
GM Utut Adianto Terpilih Sebagai Presiden FIDE Zona 3.3 Asia. Eiben Heizar. Sabtu, 6 Agustus 2022. TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum PB Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) Grandmaster Utut Adianto terpilih sebagai Presiden Federasi Catur Internasional (FIDE) Zona 3.3 Asia. Utut terpilih secara aklamasi dalam Kongres FIDE yang berlangsung di Chennai, India, pada Jumat, 5 Agustus 2022. Zona 3.3 Asia terdiri dari 17 negara atau perwakilan anggota Federasi Catur Internasional (FIDE) yaitu negara ASEAN (Brunai Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, Timor Leste dan Vietnam) ditambah Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Macau, Mongolia, dan Taiwan. Puncak agenda Kongres FIDE adalah Pemilihan Presiden FIDE untuk periode 2022-2026 yang akan dilaksanakan pada 7 Agustus 2022. FIDE membagi 185 negara anggotanya ke dalam beberapa Zona. Untuk kawasan Asia, Oceania hingga Australia yang terdiri dari 52 negara, dibagi ke dalam Zona 3.1 sampai Zona 3.7. Demikian juga untuk kawasan Eropa, Amerika, Amerika Latin, Rusia hingga Afrika dibagi ke dalam beberapa zona yang berbeda. (https://sport.tempo.co/)
Lantas bagaimana sejarah catur Indonesia dalam dunia catur di Asia? Seperti disebut di atas organisasi catur dunia FIDE membagi ke dalam beberapa zona, termasuk zona Asia. Bagaimana pecatur Indonesia, pecatur Asia dalam turnamen catur internasional? Lalu bagaimana sejarah catur Indonesia dalam dunia catur di Asia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Catur Indonesia dalam Dunia Catur di Asia; Pecatur Indonesia, Pecatur Asia dalam Turnamen Catur Internasional
Sebelum Indonesia dan negara-negara lain di Asia menjadi anggota organisasi catur dunia FIDE, ada pandangan seorang pecatur bergelar master dari Belanda Ledewijk Prins bahwa orang Indonesia sangat intens dan masif bermain catur. Prins mengapresiasi level permainan Indonesia. Prins mencontohkan pengalamannya di Spanyol. Disana ia mampu memenangkan rata-rata 49 dari 50 pertandingan secara bersamaan. Namun di Indonesia ia tidak memenangkan lebih dari 60 persen pertandingannya. Prins mengatakan jika tim Belanda mempunyai sepuluh papan dalam pertandingan melawan tim Indonesia, maka tim Indonesia dipastikan kalah. Namun jika pertandingan dilakukan dengan seratus papan, tim Indonesia akan mengalahkan lawannya dari Belanda dengan selisih yang besar.
Nijmeegsch dagblad, 04-04-1956: ‘Sekembalinya dari salah
satu perjalanan nusantara yang bertemu dengan puluhan orang Indonesia di papan
catur, pertandingan reguler, dan kompetisi simultan yang diikuti hingga 60
orang, Lodewijk Prins di Jakarta menceritakan beberapa hal tentang
pengalamannya di negeri ini. Prins mengapresiasi level permainan Indonesia.
Dari kompetisi simultan ia mendapat pengalaman bahwa dari segi ketahanan,
negara ini memiliki lebih banyak pemain bagus dibandingkan banyak negara di
Eropa. Prins mencontohkan pengalamannya di Spanyol. Disana ia mampu memenangkan
rata-rata 49 dari 50 pertandingan secara bersamaan. Namun di Indonesia ia tidak
memenangkan lebih dari 60 persen pertandingannya. Lebih jelasnya, Prins
mengatakan jika tim Belanda mempunyai sepuluh papan dalam pertandingan melawan
tim Indonesia, maka tim Indonesia dipastikan kalah. Namun jika pertandingan
dilakukan dengan seratus papan, tim Indonesia akan mengalahkan lawannya dari
Belanda dengan selisih yang besar. Prins melihat peluang besar ke depan bagi
para pecatur Indonesia, jika terbentuk organisasi catur yang baik. Soal
performa individu pemain yang ditemuinya, Prins menyatakan Hutagalung merupakan
pemain yang memiliki insting kuat. Ia menyebut Arovah Bachtiar sebagai “pemain
berkepala dingin, memiliki wawasan luas mengenai situasi permainan.”
Menurutnya, keduanya berpeluang besar meraih gelar FIDE (Fédération
Internationale d'Echec) untuk memperoleh gelar “master”. Dalam kompetisi simultan
selalu ada lebih banyak peminat yang ingin menguji kekuatan mereka dengan Prins
daripada batas maksimal yang telah ditetapkan, yang telah dinaikkan setinggi
mungkin. Biasanya, aula tersebut ternyata terlalu kecil untuk menampung
penonton. Sekembalinya ke Belanda, Prins berniat menulis buku tentang
pengalaman caturnya di Indonesia’.
Lantas bagaimana dengan permainan catur di negara-negara lain di Asia? Lodewijk Prins tidak membandingkannya. Prins hanya membandingkan Indonesia dengan negara Belanda dan negara Spanyol. Yang jelas sebelum Lodewijk Prins ke Indonesia, Dr Max Euwe mengapresiasi kunjungan Prins tersebut (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode 24-12-1955). Max Euwe menyatakan penting untuk dicatat bahwa perkenalan baru antara komunitas catur Indonesia dan serikat master catur Belanda ini dapat sangat berguna bagi kehidupan catur internasional.
Sekitar 50 negara menjadi anggota organisasi catur dunia yang berafiliasi dengan FIDE dan negara-negara Asia pertama sudah masuk nominasi. Di Cina dan India terlihat kebangkitan catur dan ketika Indonesia ikut dalam kegiatan ini, maka akan terbentuk zona baru Asia sesuai dengan harapan. Konsekuensinya adalah antara lain Asia, Afrika, dan/atau Australia akan mengirimkan satu atau lebih wakilnya ke turnamen klasifikasi, yang pada akhirnya harus menentukan calon juara dunia. Lodrwijk Prins ke seluruh Indonesia tidak diragukan lagi akan sukses bagi kedua belah pihak. Bahwa dalam hal ini akan berkontribusi untuk melibatkan Indonesia dalam ajang catur dunia adalah harapan dan aspirasi Belanda dan lebih dari itu, harapan dan cita-cita komunitas internasional.
Dr Max Euwe dan Ledeeijk Prins adalah dua pecatur terkenal
di Belanda, yang pernah ke Indonesia, juga keduanya menganggap dan
mendukung catur Indonesia sebagai bagian dari catur dunia dan Pertjasi/Indonesia
menjadi bagian dari FIDE. Singkat kata: suatu negara bergabung dengan FIDE negara
tersebut akan memiliki kesempatan untuk mengembangakan catur dan meningkatkan
prestasi para pecaturnya. Dr Max Euwe adalah juara catur Belanda.
Siapa Lodewijk Prin? Adalah seorang organisatoris catur dan orang yang
menghidupkan "Stichting Internationale Chess Tradition Amsterdam" yang
kemudian dengan keberhasilan itu memberi dorongan bagi penyelenggaraan Turnamen
Catur Dunia di Amsterdam pada tahun 1950 dan Olimpiade Catur di Amsterdam pada
tahun 1954. Dalam tiga kegiatan yang berbeda itu, peran Lodewijk Prnis sangat
besar.
Indonesia akhirnya menjadi anggota FIDE tahun 1960. Lalu apakah sudah ada negara-negara lain di Asia yang sudah menjadi anggota FIDE? Yang kelas tulisan-tulisan Dr Euwe dn Lodeeijk Prins sudah dibaca para pecatur dan pengurus FIDE. Seperti dinyatakan master catur Belanda Lodewijk Prins bahwa dirinya di Spanyol dapat memenangkan rata-rata 49 dari 50 pertandingan secara silmultan namun di Indonesia tidak mampu memenangkan lebih dari 60 persen pertandingan simultan. lebih lanjut Prins mengatakan jika tim Belanda mempunyai sepuluh papan catur dalam pertandingan melawan tim Indonesia, maka tim Indonesia dipastikan kalah, namun jika pertandingan dilakukan dengan seratus papan vatur, tim Indonesia akan mengalahkan lawannya dari Belanda dengan selisih yang besar. Suatu penggambaran yang realistic dari seorang pecatur internasional Belanda.
Salah satu yang menarik bagi pecatur internasional terhadap catur
Indonesia sama-sama pernah memperhatikan kegiatan yang intens dan massif diantara
orang Batak. Dr Max Euwe mengatakan di negara-negara Batak, penduduknya tahu
cara bermain catur mereka sendiri dengan sempurna, dan kini juga nama mereka mencapai
ketenaran besar di catur Eropa (lihat Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode
24-12-1955). Lebih lanjut Max Euwe: ‘dalam catur modern pun, orang Batak jauh
lebih unggul dibandingkan pemain Belanda lainnya yang tinggal di Sumatra. Saya mengenal
catur asli mereka dan ternyata sangat mirip dengan permainan catur kita (Eropa)’.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pecatur Indonesia, Pecatur Asia dalam Turnamen Catur Internasional: Indonesia di Zona 3.3 Asia
Selama perang dunia, banyak kegiatan olah raga terganggu dan kemudian berbagai kalender event dihentikan, termasuk olah raga catur. Pasca perang, pada tahun 1948 FIDE kembali menggiatkan berbagai kegiatan termasuk pertandingan kejuaraan dunia dan pertandingan catur interzona di Stockholm. Pemenang interzona ini akan barpartisipasi dalam turnamen kandidat kejuaran dunia tahun 1949.
Nieuwsblad van Friesland : Hepkema's courant, 26-04-1948: ‘Schaken Interzonale
Schaak Wedstrijd Stockholm. Kompetisi catur antarzonal akan dimainkan di
Stockholm dari 15 Juli hingga 15 Agustus, pemenangnya akan lolos ke turnamen
kandidat kejuaraan dunia, yang akan diadakan pada tahun 1949. Kemungkinan nomor
dua, tiga, dan empat juga diperbolehkan mengikuti turnamen ini. Selain itu,
empat peserta kejuaraan dunia ke-3 saat ini yang tidak meraih gelar akan ikut
serta. Mereka mendapat kesempatan lain. Misalnya, jika Botvinnik menjadi juara
dunia, Keres, Smyslov, Reshevsky, dan Euwe akan ditempatkan di turnamen kandidat.
Pemenang turnamen kandidat berhak mengalahkan juara dunia perebutan gelar pada
pertandingan tahun 1950 atau 1951. Untuk kompetisi antar zona di Stockholm,
empat master (atau penggantinya) yang ditunjuk oleh dewan zona Federasi Catur
Dunia, yaitu Kasdar (AS), telah terlebih dahulu lolos, Yanowsky (Kanada), Boök
(zona Skandinavia) dan O'Kelley de Galway (Eropa Barat #satu). Kemudian enam
belas master dari daftar di bawah, sesuai urutan pemilihannya oleh Komite
Kualifikasi Federasi Catur Dunia. 1. Najdorf (Argentina); 2. Boleslavsky (Rusia);
3. Stahlberg (Argentina); 4. Flohr (Rusia); 5. Szabo (Hongaria); 6. Kotov
(Rusia); 7. Ragosin (Rusia); 8. Pachman Cekoslowakia); 9. Pemikir (AS); 10.
Bondarevsky (Rusia); 11. L. Steiner (Australia); 12. Eliskases (Brasil); 13,
Bronsteyn (Rusia); 14. Tnfunovic (Yugoslavia); 15. Gligorie (Yugoslavia); 16.
Tartakower. (Perancis). 17. Liliënhal (Rusia); 18. Stoltz (Swedia); 19.
Horowita (AS); 20. Lundin (Swedia); 21. Ekström, (Swedia); 22. Bernstein
(Prancis); 23. Alexander (Inggris Raya); 24. Pirc (Yugoslavia); 25. Mikenas
(Rusia); 26. Tolus (Rusia); 27. Foltys (Tjekoslowakia); 28. Bolbochan, Julio
(Argentina); 29. Pilnilc (Argentina); 30. Kanal (Peru); 31. Novotelnov (Rusia);
32. Enevoldsen (Denmark); 33. Borda (Norwegia); 34. Alemaa (Kuba). Jika ada
pemain dari enam belas pemain pertama yang tidak dapat hadir, mereka akan
digantikan oleh pemain berikutnya dalam daftar ini. Oleh karena itu, jumlah
peserta kompetisi antar zona adalah dua puluh’
Yang menjadi juara dunia pada tahun 1948 adalah Mikhail Botvinnik. Sementara dalam turnamen Interzona di Stockholm tahun 1948 ini, pesertanya hanya dari negara-negara Eropa dan Amerika Serikat dan Amerika Latin. Pecatur dari Australia terdaftar sebagai cadangan. Tidak ada dari Asia dan Afrika. Juga dari negara-negara Eropa yang kalah perang juga tidak ada seperti Jerman dan Italia.
Kehadiran percatur Australia dalam turnamen
Interzona di Stockholm tahun 1948 mengindikasikan pertandingan catur di Australia
sudah berjalan dan tetap berjalan dengan baik. Bagaimana dengan di Indonesia?
Sudah mulai ada aktivitas dengan mengadakan turnamen catur di Djakarta pada
tahun 1947. Bagaimana dengan negara lainnya di Asia? Kegiatan catur di India
tampaknya tetap berjalan baik. Ini terindikasi pecatur India berpartisipasi di
dalam turnamen pelajar yang diadakan pada tahun 1952 di Liverpool (lihat Eindhovensch
dagblad, 15-04-1952). Disebutkan turnamen catur pelajar internasional di Liverpool,
yang diikuti oleh delapan pecatur, berakhir dengan kesuksesan bagi Bronstetn
dan Talmanov dari Rusia. Mereka berbagi tempat pertama dan kedua. Katragatta (dari
India) berada posisi terakhir dengan ½ poin.
Dalam kejuaraan catur interzona pada tahun 1955 di Gothenberg, para pesertanya juga kurang lebih serupa dengan sebelumnya yakni pecatur-pecatur dari Eropa, Amerika Serikat dan Amerika Selatan (De Maasbode, 25-08-1955). Yang menjadi juara dunia pada tahun 1955 ini masih tetap dipegang oleh Mikhail Botvinnik.
Para peserta dalam interzona tahun 1955 yang juga
turut berpartisipasi tahun 1948 antara lain HJ Donner dari Belanda dan
Petrosian dan Rusia. Sementara itu yang berpartisipasi di kejuaraan kandidat
umumnya adalah juara-juara negara seperti Max Euwe dari Belanda.
Lantas mengapa pecatur dari Asia tidak ada yang berpartisipasi di kejuaraan interzona hingga sejauh ini (1955)? Satu yang jelas Asia masih wilayah non-Zona. Sementara Australia meski belum terbentuk zona sendiri, tetapi pecatur Australia banyak yang bermain di Inggris. Kehadiran pecatur Australia di interzona karena melalui zona Eropa di Inggris. Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sejauh ini pecatur-pecatur Indonesia belum ada yang aktif dalam turnamen di Belanda. Bagaimana dengan India dan China?
Algemeen Indisch dagblad: de Preangerbode 24-12-1955:
‘Max Euwe menyatakan sekitar 50 negara menjadi anggota organisasi catur dunia
yang berafiliasi dengan FIDE dan negara-negara Asia pertama sudah masuk
nominasi yakni Indonesia, Cina dan India. Konsekuensinya adalah antara lain
Asia, Afrika, dan/atau Australia akan mengirimkan satu atau lebih wakilnya ke
turnamen kandidat, yang menentukan calon juara dunia (untuk menantang juara dunia).
Pada tahun 1960 salah satu pecatur Indonesia Han Liong Tan berpartisipasi di turnamen inrternasional di Beverwij (Belanda). Dalam turnamen ini pecatur kuat dari berbagai negara berpartisipasi termasuk Donner dan Petrosian. Pada game pertama Han Liong Tan berhasil menahan imbang HJ Donner (lihat Het vrije volk: democratisch-socialistisch dagblad. 08-01-1960). Han Liong Tan juga remis dengan master Belanda Bouwmeester. Han Liong Tan kalah melawan Tignan Petrosian dari Risia. Satu yang jelas nama pecatur Indonesia di Eropa mulai diperhitungkan.
Seperti pernah dinyatakan Dr Max Euwe tahun 1955
Indonesia, India dan China sudah masuk radar FIDE. Boleh jadi karena prestasi
Han Liong Tan di Belanda, pengurus Pertjasi akhirnya memajukan proposal untuk
menjadi anggota FIDE. Akhirnya Indonesia pada tahun 1960 ini menjadi anggota
FIDE.
Pada tahun 1960 FIDE kembali mengadakan turnamen zona FIDE (Fide-zone schaaktoernooi) yang kedua (lihat Nieuwsblad van het Zuiden, 11-03-1960). Disebutkan dari empat zona salah satu diadakan di Belanda yang dipilih di Nijmegen. Turnamen zona FIDE ini sebagai bagian kualifikasi perebutan gelar catur dunia berikutnya, yang finalnya baru akan dimainkan pada tahun 1963. Di seluruh Eropa turnamen zona tahun 1960 sebanyak 9 perserta yang kemudian dilakukan turnamen antar zona pada tahun 1961 dengan 22 peserta.
Akhirnya, pada tahun 1960, pertandingan perebutan
gelar juara dunia. Zonetoemooi 1 akan diadakan di Madrid mulai 17 Mei hingga 10
Juni. Grandmaster Donner akan bersaing untuk Belanda. Zona 3 diadakan pada
periode 4 hingga 29 Mei di Budapest. Belum ditentukan siapa
pemain Belanda yang akan menjadi pemenang, juga belum diketahui siapa yang akan
mewakili negara kita di Nijmegen. Yang pasti pemain dari negara berikut akan
hadir di Nijmegen: Jerman Barat dan Yugoslavia (keduanya dengan dua pemain),
Jerman Timur, Austria, Denmark, Finlandia, Islandia, Norwegia, Swedia, Bulgaria,
Spanyol, Hongaria (Szabo), Belanda, Polandia, Rumania dan Czechoslovakia.
Pada tahun 1960 ini FIDE selain mengadakan kualifikasi perebutan juara dunia yang kedua, juga akan menyelenggarakan Olimpiade Catur yang ke-14 yang adakan diadakan di Jerman (Leipzig). Lalu bagaimana dengan pecatur Indonesia di dalam kualifikasi juara dunia dan bagaimana Indonesia (Pertjasi) berpartisipasi di olimpiade. Dalam olimpiade catur ke-14 di Jerman yang mana babak pertama dimula hari Senin tanggal 17 Oktober dan dibuka secara resmi hari Minggu 23 Oktober 1960 (lihat De Waarheid, 17-10-1960). Tim Indonesia terdiri dari Han Liong Tan, A Baswedan, Arovach Bachtiar dan Dame Panggabean. Hasilnya tidak buruk.
Dalam Olimpiade catur ke 14 di Leipzig, selain Indonesia, negara dari
Asia yang berpartisipasi adalah Israel, India, Filipina, Lebanon dan Mengolia.
Ini mengindikasikan pada tahun 1960 sudah ada sejumlah negara Asia yang menjadi
anggota FIDE. Sevelumnya yang pada olimpiade 13 yang sudah berpartisipasi
adalah Libanon, Iran dan Filipina serta Israel. Hasil Olimpiade 14 adalah
sebagai berikut untuk negara-negara Asia. Tidak ada yang masuk Fina A. India
dan Israel masuk Fina B yang mana Israel di peringkat kedua dan India di
peringkat dua terakhir; Sementara di Final C di peringkat pertama Filipina
kemudian disusul Indonesia di peringkat kedua dan Mongolia di peringkat ketiga.
Sedangkan Lebanon di peringkat terakhir. Dengan demikian dari seluruh 40 negera
peserta Israel di peringkat 14, India (24), Filipina (25), Indonesia (26),
Mengolia (27) dan Lebanon (40). Catatan: Israel masuk Zona Eropa. Catatan:
Negara Asia pertama mengikuti olimpiade 1954 adalah Israels; pada tahun 1956
selain Israel juga ada India, Filipina, Iran, Mongolia; pada tahun 1958 masuk
Lebanon. Indonesia sendiri baru pada tahun 1960.
Sukses India di Olimpiade catur ke 14 di Leipzig tahun 1960 diduga menjadi alasan diadakan turnamen catur internasional di India pada tahun 1961. Suatu turnamen pertam di Asia di bawah naungan FIDE. Turnamen ini menjadi berkah bagi India karena pecatur India telah mendapat gelar master pertama.
Perkembangan catur di India dimana tahun 1955 diadakan kejuaraan nasional yang mana sebagai pemenangnya adalah Ramchandra Sapre. Lalu kemudian mengikuti olimpiade 1956 di Moskow. Seperti disebut di atas, salah satu pecatur India telah berpartisipasi di dalam turnamen pelajar yang diadakan pada tahun 1952 di Liverpool. Sebagai anggota FIDE, pada tahun 1956 India berpartisipasi dalam Olimpiade. Pada tahun 1961 di India diadakan kejuaraan International Master yang mana sebagai pemenangnya adalah Manuel Aaron. Dalam hal ini Aaron sebagai Master Internasional. Bagaimana dengan perkembangan catur di China? Yang jelas perserikatan catur China didirikan pada tahun 1962 (China Chess Asociation), Seperti kita lihat nanti China (CCA) baru menjadi anggota FIDE tahun 1975.
Pada tahun 1963 pecatur Indonesia di Belanda Han
Liong Tan mengikuti turnamen catur internasinal di Belanda (Hoogovens). Han
dianugerahi gelar International Master (IM) setelah mencetak 7,5 dari 17
pertandingan di turnamen Hoogovens tersebut.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar