*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Organisasi
Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations
Educational, Scientific and Cultural Organization, UNESCO, Prancis merupakan
badan khusus PBB yang didirikan pada 1945. UNESCO memiliki anggota 191 negara. Tujuan
organisasi adalah mendukung perdamaian dan keamanan dengan mempromosikan kerja
sama antar negara melalui pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya. Badan ini
telah menetapkan Bahasa Indonesia sebagai bahasa UNESCO. Mantap.
Bahasa Indonesia Ditetapkan sebagai Bahasa Resmi Konferensi Umum UNESCO. Tuesday, 21/November/2023. Paris, Prancis – Bahasa Indonesia berhasil ditetapkan sebagai bahasa resmi atau official language Konferensi Umum (General Conference) UNESCO. Keputusan tersebut ditandai dengan diadopsinya Resolusi 42 C/28 secara konsensus dalam sesi Pleno Konferensi Umum ke-42 UNESCO (20/11) di Markas Besar UNESCO di Paris, Prancis. Bahasa Indonesia menjadi bahasa ke-10 yang diakui sebagai bahasa resmi Konferensi Umum UNESCO, bersama enam bahasa resmi PBB (Bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Prancis, Spanyol, Rusia), serta Bahasa Hindi, Italia, dan Portugis. Dengan ditetapkannya hal ini, maka Bahasa Indonesia dapat dipakai sebagai bahasa sidang, dan dokumen-dokumen Konferensi Umum juga dapat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. (lihat https://kemlu.go.id/)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Indonesia bahasa UNESCO bahasa Dunia? Seperti disebut di atas bahasa Indonesia telah ditetapkan UNESCO sebagai bahasa resmi. Dalam hal ini bahasa Melayu bahasa daerah, bahasa Indonesia bahasa Internasional. Lalu bagaimana sejarah bahasa Indonesia bahasa UNESCO bahasa Dunia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe. Link https://www.youtube.com/@akhirmatuaharahap4982
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Bahasa Indonesia Bahasa UNESCO Bahasa Dunia; Bahasa Melayu Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia Bahasa Internasional
Tunggu deskripsi lengkapnya
Bahasa Melayu Bahasa Daerah, Bahasa Indonesia Bahasa Internasional: Bahasa Melayu Menjadi Bahasa ASEAN?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar