*Untuk melihat semua artikel Sejarah Catur dalam blog ini Klik Disini
Apakah
ada klub catur di Indonesia pada masa ini? Yang jelas sudah ada sekolah catur
Utut Adianto di Indonesia. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, klub catur (schaakclub)
adalah tempat berhimpun para pemain catur dalam organisasi. Antara klub satu
dengan klub lainnya dilakukan pertandingan. Klub-klub catur kemudian membentuk
perserikatan (schaakbond). Salah satu
klub catur orang pribumi di Batavia adalah Satoer Batak.
Schaakclub. Een schaakclub of schaakvereniging is een vereniging voor de beoefening van de schaaksport. Op een schaakclub kunnen de volgende activiteiten plaatsvinden: Interne competitie: leden van de club spelen tegen elkaar. Externe competitie: teamwedstrijden tegen andere schaakclubs in de competitie van de regionale schaakbond of de Koninklijke Nederlandse Schaakbond. Schaakles of een thema-avond. Snelschaak- of rapidtoernooi. Partijen analyseren en nabespreken. Gelegenheidsactiviteiten als een kersttoernooi, herdenkingstoernooi of simultaan door een sterke schaker. De jaarlijkse algemene ledenvergadering. Sommige schaakclubs hebben een jeugdafdeling. Daar vinden vergelijkbare activiteiten plaats voor de jeugd van 6 tot 17 jaar (met uitzondering van de algemene ledenvergadering). Bij sommige clubs krijgt de jeugd schaakles van volwassen leden van de club, in Nederland meestal volgens de Stappenmethode. (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah klub catur orang pribumi dan klub catur orang Belanda semasa Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, klub catur (schaakclub) adalah organisasi catur terkecil yang menjadi bagian dari perserikatan catur (schaakbond). Lalu bagaimana sejarah klub catur orang pribumi dan klub catur orang Belanda semasa Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Klub Catur Orang Pribumi dan Klub Catur Orang Belanda Semasa Hindia Belanda; Klub dan Perserikatan Catur
Permainan catur sudah jauh berkembang di Jawa dan di pantai barat Sumatra. Armin von Oefele seorang planter yang telah lama di Langkat dan Deli, menulis buku tentang catur Batak yang diterbitkan di Jerman tahun 1904. Tahun ini juga surat kabar Deli Courant memberikan resensi terhadap nuku tersebut. Lantas bagaimana permainan catur di kota Medan?
Pemasaran perangkat catur di Medan paling tidak sudah terinformasikan pada tahun 1886 (lihat Deli courant, 17-11-1886). Kota Medan sendiri baru dibentuk tahun 1875 seiring dengan pembentukan onderafdeeling Medan di afdeeling Deli, dimana seorang controleur ditempatkan di Medan. Pada tahun 1879 kota Medan ditingkatkan statusnya menjadi ibu kota afdeeling Deli (pengganti Laboehan). Padan tahun 1884, Deli Courant, surat kabar pertama di Medan diterbitkan.
Pertandingan catur di Medan paling tidak sudah
terinformasikan pada tahun 1889 (lihat Deli courant, 13-07-1889). Disebutkan di
klub social De Witte Societeit diselenggarakan kompotesi hombre, whist, billiard,
dan catur dan di gedung yang sama juga diadakan kompetisi para pemain catur
yang tergabung dalam klub catur (schaakclub) E2—E4 dimana sebelas anggota
berpartisipasi dengan sangat antusias, sehingga menjanjikan akan menjadi
pertarungan yang sulit, namun bersahabat dan menyenangkan untuk memperebutkan
hadiah dan premi yang ingin dicapai’.
Sejak kapan klub catur di Medan Schaakclub E2-E4 dibentuk tidak diketahui
secara pasti. Yang jelas klub social De Witte Societeit dibentuk pada tahun 1887.
Besar dugaan klub catur E2-E4 di Medan dibentuk setelah klub soisial dibentuk.
Sebelum terbentuk klub catur di Medan, di afdeeling Loemadjang telah beberapa tahun terdapat klub catur ‘Bloote-Pooten-Club’ (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 06-04-1883). Di Padang dibentuk klub catur pada tahun 1883 (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 21-11-1883). Klub catur di Semarang paling tidak sudah terinformasikan (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 05-12-1890). Pada tahun 1895 di Soerabaja diadakan turnamen catur di Hastings (lihat Soerabaijasch handelsblad, 12-10-1895). Apakah klub catur sudah ada di Soerabaja?
Tunggu deskripsi lengkapnya
Klub dan Perserikatan Catur: Nederlandsch Indies Schaakbon dan Satoer Batak
Tunggu deskripsi Setelah terbentuknya klub-klub catur di berbagai tempat di Jawa, dalam perkembanganya diketahui mulai ada yang melakukan pertandingan antar klub. Pada tahun 1898 di Batavia diinformasikan diadakan pertandingan antara Soerabaja’sche Schaakclub dengan Batavia’sche Schaakclub (lihat De locomotief: Samarangsch handels- en advertentie-blad, 20-08-1898).
Keberadaan klub catur di Manado (lihat De locomotief: Samarangsch
handels- en advertentie-blad, 16-01-1900).
Klub catur di Medan sebagaimana dilaporkan surat kabar Sumatra Post yang terbit di Medan pada edisi 17 dan 18 Juni 1910 memberitakan kedatangan dua anak Batak dari Tanah Karo datang ke Medan untuk menantang pemain catur terkuat dari orang-orang Eropa/Belanda yang tergabung dalam klub catur di Medan. Klub catur Medan dari ‘Die Witte Societeit’ juaranya adalah Mr. Platte.
Pecatur kuat orang Eropa/Belanda di Medan itu dapat dikalahkan dua anak
muda ini. Surat kabar Het nieuws van den dag: kleine courant, 16-07-1910 yang
mengutip dan meringkas berita surat kabar Sumatera-Post pada tanggal 17 dan 18
Juni 1910 menyajikannya sebagai berikut: “..dua anak Batak, telah datang ke
Medan dan bermain catur di klub "Die Witte Societeit" dan ingin
menantang pemain catur terkuat orang Eropa/Belanda yang ada di Medan…koran ini
memberi latar terhadap orang pedalaman ini..mereka (kedua anak muda itu) datang
dari kampong di pedalaman, dimana biasanya mereka bermain catur di rumah atau
bale-bale yang hanya menggunakan perangkat catur yang sangat primitif, bijih
catur yang dibuat sendiri, papan catur hanya ada di lantai bale-bale yang
digoret dengan pisau, dimana penonton hanya melihat dengan jongkok dan setengah
penonton lainnya hanya bisa bergayut di tiang-tiang bale-bale namun semuanya
serius memperhatikan permainan..’. De Sumatra Post, 30-08-1910 menurunkan
berita dengan judul: ‘Bataksche schakers naar Europa’. Dua anak Batak yang
diberitakan terdahulu yang bernama Si
Narsar dan Si Garang yang keduanya merupakan murid di sekolah guru di Kabandjahe yang telah mengalahkan juara catur
Medan telah menerima undangan dari de
Koning uit Djember (yang baru-baru ini tinggal di sini, Medan), untuk datang ke
Belanda/Eropa atas biayanya pengusaha itu sendiri, selama sepuluh bulan mulai
bulan Januari 1911. Pengusaha ini bermaksud memperkenalkan anak-anak itu dengan
dunia catur di Eropa dan semoga mereka bisa mendapat gelar ETI master catur.
Heboh pertandingan catur di Medan tidak hanya diketahui di kota-kota di Jawa. Besar dugaan berita catur di Medan juga telah membuat para komunitas catur di Singapoera berminat untuk menantang para pecatur di Medan.
Deli courant, 01-04-1911: ‘Schaaken. Pertandingan catur (schaakwedstrijd)
telah berlangsung antara Medan dan Singapura selama beberapa minggu. Posisi
pertandingan yang kami cetak di bawah ini menunjukkan, kami yakin, Medan
mempunyai peluang bagus untuk memenangkan kedua pertandingan tersebut.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur. Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar