Sabtu, 19 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (26): Hari Lahir Menteri Kebudayaan dan 17 Oktober 1951; Abdoel Haris Nasoetion-Peristiwa 17 Oktober 1952


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Fadli Zon Ungkap Pengusul Hari Kebudayaan Nasional 17 Oktober (detikNews: Kamis, 17 Juli 2025). Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan penetapan Hari Kebudayaan Nasional (HKN) pada 17 Oktober bertepatan dengan peluncuran Bhineka Tunggal Ika oleh Presiden ke-1 RI Soekarno (17 Oktober 1951). Ini sesuai dengan usulan dari Jogjakarta (lihat TVRI Yogyakarta Official: https://www.youtube.com/watch?v=o-C2DXYflXM). Tentu saja banyak hal yang terjadi pada tanggal 17 Oktober di masa lampau (lihat Wikipedia). Tanggal 17 Oktober juga bertepatan dengan hari bulan tahun lahir Presiden Prabowo 17 Oktober 1951. Fadli Zon lahir 1 Juni bertepatan hari Lahir Pancasila (beda tahun).


Peristiwa 17 Oktober 1952 adalah unjuk rasa dilakukan sejumlah perwira militer dan ribuan demonstran di depan Istana Merdeka, Jakarta menuntut pembubaran Dewan Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) dan percepatan pemilu. Aksi ini dipicu konflik internal di tubuh TNI AD dan ketidakpuasan terhadap DPRS yang dianggap menghambat jalannya pemerintahan. Latar Belakang: Kekecewaan terhadap DPRS dinilai lamban mengatasi masalah negara, termasuk masalah internal TNI AD. Selain itu, terjadi konflik internal di tubuh TNI AD, terutama terkait rencana reorganisasi dan rasionalisasi yang diajukan KSAD AH Nasution. Tuntutan: Para perwira militer dan demonstran menuntut DPRS dibubarkan dan pemilu dipercepat. Mereka juga ingin mengakhiri konflik internal di tubuh TNI AD. Aksi: Demonstrasi ini melibatkan sekitar 30.000 demonstran dan beberapa tank serta meriam yang diarahkan ke Istana. Meskipun terkesan menekan, aksi ini tidak bertujuan kudeta melainkan menyampaikan aspirasi. Tanggapan Soekarno: Presiden Soekarno menanggapi tuntutan tersebut dengan meminta waktu untuk mempertimbangkan dan menjelaskan bahwa pembubaran DPRS tidak bisa dilakukan secara sepihak. Akibat: Peristiwa ini menyebabkan AH Nasution mengundurkan diri dari jabatan KSAD (AI Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah hari lahir, Menteri Kebudayaan, 17 Oktober 1951? Seperti disebut di atas Menteri Kebudayaan Fadli Zon menetapkan Hari Kebudayaan tanggal 17 Oktober 1951. Bagaimana dengan Abdoel Haris Nasoetion dan Peristiwa 17 Oktober 1952? Yang jelas secara kebetulan juga bertepatan dengan hari bulan tahun lahir Presiden Prabowo. Lalu bagaimana sejarah hari lahir, Menteri Kebudayaan, 17 Oktober 1951? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 16 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (25): Sejarah Penulisan Sejarah (Nasional) Indonesia; Dari Era Dulu Mohamad Jamin hingga Era Kini Fadli Zon


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Hingga menjelang tenggat waktu—penulisan Sejarah Indonesia yang terdiri dari 10 jilid yang akan dipublikasikan pada tanggal 17 Agustus 2025 (hadiah dalam 80 tahun RI)—diskusi publik masih terus berlangsung. Penulis pertama Sejarah Indonesia sendiri adalah Sanoesi Pane terdiri empat jilid diterbitkan di Djakarta tahun 1945. Jilid terakhir, jilid IV berisi tentang “Zaman Pendjadjahan Baroe hingga Kedatangan Balatentara Dai Nippon”. Pada tahun 1951 Mohamad Jamin terinformasikan akan menulis buku berjudul "Prea Sedjarah Indonesia" (lihat Indische courant voor Nederland, 14-11-1951). Disebutkan buku tersebut, sebuah buku prasejarah Indonesia, yang kemungkinan akan diterbitkan pertengahan tahun depan.


Fadli Zon mempresentasikan hasil disertasi di program studi Ilmu Sejarah Universitas Indonesia tahun 2016 topik “economic policy” berjudul “Pemikiran ekonomi kerakyatan Mohammad Hatta 1926-1959” dengan promotor Mohammad Iskandar dan co-promotor Susanto Zuhdi. Satu diskusi yang menarik dapat diperhatikan dalam Webinar Penulisan Sejarah Indonesia yang diadakan tanggal 12 Juli 2025 pukul 19.30 yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI): Moderator: Berthold DH Sinaulan SS, Ketua IAAI Komda Jabodetabek; Sambutan: Drs Marsis Sutopo MSi, Ketua Umum IAAI; Pernyataan Pembuka: Prof Dra Anggraeni MA, PhD, Guru Besar Arkeologi FIB UGM; Narasumber 1: Prof Dr Susanto Zuhdi M.Hum, Sejarawan; Narasumber 2: Prof Dr R Cecep Eka Permana SS MSi, Guru Besar Arkeologi UI; Narasumber 3: Dr Andi Achdian MSi, Dosen Prodi Sosiologi UNAS; Narasumber 4: Prof (Ris) Dr H Truman Simanjuntak DEA, Arkeolog dan Ketua CPAS; Pernyataan Penutup: Prof (Ris) Dr Harry Widianto DEA, Arkeolog dan Peneliti BRIN (https://www.youtube.com/watch?v=a4p8ry-TxHg)

Lantas bagaimana sejarah penulisan Sejarah (Nasional) Indonesia? Seperti disebut di atas, penulisan Sejarah Indonesia sudah dimulai sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia tahun 1945. Dalam hal ini penting mengetahui sejarah penulisan Sejarah Indonesia dari era Mohamad Jamin (1951) hingga era Fadli Zon (2025). Lalu bagaimana sejarah penulisan Sejarah (Nasional) Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 14 Juli 2025

Sejarah Pendidikan (24): Era Transisi Docter Djawa School Jadi STOVIA; M Hamzah, H Rasjid, TA Soerjo, A Moeis, Tjipto, A Hakim


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sekolah kedokteran di Batavia telah melahirkan banyak tokoh Indonesia. Sekolah yang didirikan tahun 1851 ini kemudian dikenal sebagai Docter Djawa School. Suksesi sekolah ini pada tahun 1902 dengan nama STOVIA (School tot Opleiding van Inlandsche Artsen). Sejumlah siswa, pada masa transisi ini, dari Docter Djawa School ke STOVIA, kelak dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh diantara pribumi selama Pemerintah Hindia Belanda.


Mohamad Hamzah Harahap lulus ujian akhir mendapat gelar dokter tahun 1902; adiknya bernama Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan mendirikan organisaasi Perhimpoenan Hindia (Indisch Vereeniging) di Belanda tahun 1908. Haroen Al Rasjid lulus menjadi dokter pada tahun 1902; putri ‘boroe panggoaran’ bernama Ida Loemongga Nasoetion perempuan pribumi pertama meraih gelar doktor (PhD) di Belanda pada tahun 1932 (juga dikenal sebagai cucu Dja Endar Moeda, Radja persuratkabaran di Sumatra). Tirto Adhi Soerjo gagal ujian dari kelas 4 ke kelas 5 pada tahun 1901; kemudian terjun ke dunia pers. Abdoel Moeis, gagal ujian dari kelas 3 tingkat persiapan ke kelas 1 tingkat medik tahun 1902; kemudian masuk pegawai pemerintah (klein ambtenaar) dan kemudian terjun ke dunia sastra dan pers. Tjipto Mangoenkosoemo dan Abadoel Hakim Nasoetion sama-sama lulus ujian akhir dengan gelar dokter tahun 1905. Dr Tjipto Mangoenkosoemo di Bandoeng pada tahun 1913 mendirikan NIP (Nationale Indisch Partij); Dr Abdoel Hakim Nasoetion menjadi ketua NIP di pantai barat Sumatra dan kemudian menjadi anggota dewan kota (gemeenteraad) Padang tahun 1919, dan menjadi wakil walikota (locoburgemeester) Padang tahun 1930.

Lantas bagaimana sejarah masa transisi Docter Djawa School menjadi STOVIA? Seperti disebut di atas, pada masa ini banyak lahir tokoh pribumi berpengaruh di Hindia Belanda seperti siswa Dokter Djawa School M Hamzah, HA Rasjid, TA Soerjo, A Moeis, Tjipto dan A Hakim. Tokoh berpengaruh siswa STOVIA antara lain Dr Soetomo, Dr Sardjito dan Dr Abdoel Rasjid Siregar. Lalu bagaimana sejarah masa transisi Docter Djawa School menjadi STOVIA? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 12 Juli 2025

Indonesia Jilid 7-1: Perang Mempertahankan Kemerdekaan; Koffiekultuur, Koffiestelsel Arabica Robusta Elxelsa di Jawa - Sumatra


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, (orang) Belanda kembali dengan bendera NICA. Sebagian besar rakyat Indonesia menentang dan mengangkat senjata dan perang tidak terhindarkan. Perang inilah yang dikenal sebagai perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Semangat perang itu muncul karena bangsa Indonesia pernah dijajah dengan kebijakan cultuurstelsel yang pada intinya adalah koffiekultuur dengan penerapan koffiestelsel (semangat perang gerilya). 


Tanam paksa (Cultuurstelsel) adalah sistem yang diterapkan oleh Pemerintah Hindia Belanda, tepatnya mulai tahun 1830 hingga 1870. Latar Belakang Tanam Paksa: (1) Pemerintah Belanda mengalami krisis keuangan setelah Perang Jawa (1825-1830) dan membutuhkan sumber pendapatan baru. Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memperkenalkan sistem tanam paksa untuk mengatasi krisis keuangan dan mendapatkan keuntungan dari hasil bumi Hindia Belanda. Pelaksanaan Tanam Paksa: (1) Setiap desa diwajibkan menyisihkan sebagian tanahnya (biasanya 20%) untuk ditanami tanaman ekspor; (2) Hasil panen dari tanaman ekspor tersebut kemudian diserahkan kepada pemerintah kolonial, bukan petani; (3) Penduduk desa juga diwajibkan untuk bekerja di perkebunan milik pemerintah kolonial dengan waktu yang panjang dan upah yang rendah. Dampak Tanam Paksa: (1) Penderitaan bagi rakyat Indonesia, seperti kemiskinan, kelaparan, dan kehilangan tanah; (2) Mendapat banyak kritik dan penentangan, salah satunya dari Douwes Dekker (Multatuli) yang menulis buku "Max Havelaar" yang mengkritik sistem tanam paksa (AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah perang mempertahankan kemerdekaan? Seperti disebut di atas, perang mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang mana bangsa Indonesia telah menyatakan kemerdekaan. Bagaimana hubungannya dengan wilayah-wilayah koffiekultuur, koffiestelsel dimana terdapat kopi Arabica, Robusta dan Elxelsa. Lalu bagaimana sejarah perang mempertahankan kemerdekaan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 10 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 9-1: Indonesia Orde BARU, Baru Berorde Membangun Republik Indonesia; Pembangunan Pertanian-Industri


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Orde lama pada intinya telah berhasil mengusir para penjajah di Indonesia, khususnya orang Belanda. Sedangkan Orde baru pada intinya telah berhasil meredam ideologi asing di Indonesia, terutama faham komunisme (dan kelak diikuti orde reformasi yang berhasil melarang pangaruh asing dalam organisasi keagamaan terutama organisasi Islam yang bersifat radikal). Orde baru sendiri dapat dikatakan baru berorde membangun Republik Indonesia yang dimulai pada sektor pertanian yang diikuti pada sektor industri.


Orde Baru adalah masa pemerintahan Presiden Soeharto di Indonesia yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Masa ini ditandai dengan stabilitas politik dan pertumbuhan ekonomi yang pesat, namun juga dengan pembatasan kebebasan sipil dan pelanggaran HAM. Latar Belakang: Orde Baru muncul setelah berakhirnya masa Orde Lama di bawah kepemimpinan Presiden Soekarno. Pergantian kekuasaan ini ditandai dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret 1966. Beberapa faktor yang melatarbelakangi munculnya Orde Baru antara lain krisis ekonomi, konflik politik, dan peristiwa Gerakan 30 September/PKI. Ciri-ciri Orde Baru: (1) Stabilitas politik dan keamanan, (2) Pertumbuhan ekonomi, (3) Pembangunan infrastruktur, (4) Pendidikan, (5) Pembatasan kebebasan, (6) Pelanggaran HAM, (7) Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN). Akhir Orde Baru: Krisis ekonomi yang melanda Asia pada tahun 1997 memperburuk kondisi ekonomi Indonesia. Muncul gerakan reformasi yang menuntut perubahan politik dan demokrasi. Mahasiswa dan masyarakat turun ke jalan untuk menuntut pengunduran diri Soeharto. Pada tanggal 21 Mei 1998, Soeharto mengundurkan diri, menandai berakhirnya masa Orde Baru
(AI Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah orde baru Indonesia, baru berorde membangun Republik Indonesia? Seperti disebut di atas, pembangunan Indonesia baru mulai menemukan bentuknya pada orde baru, suatu orde yang dihubungkan dengan pembangunan pertanian dan pembangunan industri. Lalu bagaimana sejarah orde baru Indonesia, baru berorde membangun Republik Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Selasa, 08 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 8-1: NKRI, Negara Kesatuan Republik Indonesia; Satu Bangsa Bhinneka Tunggal Ika Berbahasa Indonesia


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Apa itu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)? Negara kesatuan yang berbentuk republik. Wilayah terbagi atas sejumlah daerah, dimana terdapat orang-orang bangsa lndonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara, yang bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu. Bendera negara Sang Saka Merah Putih dan bahasa negara Bahasa Indonesia. Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara. Di luar itu bukan NKRI dan juga bukan warga NKRI.


Dalam UUD 1945: Pasal-1 Ayat-1: ‘Negara Indonesia ialah Negara kesatuan yang berbentuk Republik’. Pasal-18 Ayat-1: ‘Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang, dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa’. Pasal-26 Ayat 1: ‘Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa lndonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara”. Pasal-27: ‘Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya’. Pasal-35: ‘Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih’. Pasal-36: ‘Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia’. Pasal-30: ‘Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara’. 

Lantas bagaimana sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)? Seperti disebut di atas, didefinisikan sesuai yang terdapat dalam UUD 1945, satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa: Satu Bangsa Negara Bhinneka Tunggal Ika Berbahasa Bahasa Indonesia. Lalu bagaimana sejarah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 07 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 10-1: Reformasi Era Informasi Gen Medsos Republik Elektronik; Formasi Ulang Sejarah Atas Teknologi Data


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Jilid terakhir buku Sejarah Indonesia adalah 10. Jilid terakhir pada era reformasi yang dimulai dari pasca 1998 ini mencakup tentang sejarah Indonesia terkait apa yang telah terjadi dan telah direformasi serta diformasi ulang dalam membentuk kerangka Republik Indonesia menuju masa depan di tahun 2045. Era reformasi ini tepat berada di masa permulaan era informasi dengan penggunaan teknologi data (digital). Jilid terakhir buku Sejarah Indonesia ini pada hakikatnya haruslah memformasi ulang Sejarah berdasarkan penggunaan teknologi data agar sesuai juga dengan generasi medsos di Republik Elektronik.


Reformasi, dalam konteks Indonesia, mengacu pada serangkaian perubahan drastis yang terjadi setelah jatuhnya pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998. Gerakan ini bertujuan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan, terutama dalam bidang politik, ekonomi, hukum, dan sosial, menuju tatanan yang lebih baik dan demokratis. Latar belakang reformasi: (1) Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1998 menjadi salah satu pemicu utama gerakan reformasi (2) Munculnya ketidakpuasan masyarakat terhadap sistem pemerintahan otoriter Orde Baru, yang ditandai dengan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) serta pembatasan kebebasan sipil (3) Peran mahasiswa sangat penting dalam mendorong reformasi melalui demonstrasi dan tuntutan perubahan. Tujuan Reformasi: (1) Mengganti sistem otoriter dengan sistem demokrasi yang lebih terbuka dan partisipatif (2) Memperbaiki kondisi ekonomi yang terpuruk akibat krisis dan menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil dan berkelanjutan, (3) Memperbaiki sistem hukum yang timpang dan menegakkan supremasi hukum (4) Menciptakan birokrasi yang bersih, profesional, dan melayani masyarakat dengan baik, (5) Menjamin pemenuhan hak asasi manusia dan kebebasan sipil bagi seluruh warga negara (AI Wikipedia)    

Lantas bagaimana sejarah reformasi era informasi generasi medsos di republik elektronik? Seperti disebut di atas, cakupan jilid terakhir buku Sejarah Indonesia haruslah memformasi ulang Sejarah berdasarkan penggunaan teknologi data agar sesuai juga dengan generasi medsos di Republik Elektronik. Lalu bagaimana sejarah reformasi era informasi generasi medsos di republik elektronik? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 04 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 6-1: Kebangsaan di Indonesia Berawal dari Situasi dan Kondisi Alam; Gempa Bumi - Letusan Gunung Api


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Banyak topik yang tidak masuk, bahkan tidak tersentuh dalam narasi sejarah Indonesia, seperti tanah, air, geologi, geomorfologis dan sebagainya. Topik yang ada antara lain teknologi pelayaran, rempah-rempah dan produk perdagangan lainnya, teknologi irigasi dan pertanian. Beberapa topik lain yang tidak/jarang diperhatikan adalah tentang hal kebumian dan gempa bumi serta kegunungan dan letusan gunung api.


Gempa bumi Sumatra 1797 merupakan gempa bumi pertama dari serangkaian gempa bumi besar yang terjadi pada bagian segmen Sumatra di Sesar Sunda megathrust. Gempa ini memicu gelombang tsunami yang menyebabkan kerusakan parah di Kota Padang. Kapal-kapal Inggris seberat 150-200 ton didorong hingga sejauh 1 km ke pedalaman Batang Arau. Letusan Gunung Tambora terjadi pada 15 Juli 1815, di Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Hindia Belanda. Letusan ini adalah letusan gunung berapi yang paling kuat dalam sejarah modern, dan diklasifikasikan sebagai peristiwa dengan Indeks Daya Ledak Vulkanik VEI-7. Gunung tertinggi di Indonesia: Puncak Jaya Wijaya, 4.884 M dpl; Kerinci 3.805 M; Rinjani 3.762 M; Semeru 3.676 M; Sanggar 3.564 M (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah kebangsaan Indonesia berawal dari situasi dan kondisi alam? Seperti disebut di atas, tentang hal kebumian dan gempa bumi serta kegunungan dan letusan gunung api, tidak dianggap penting dalam narasi sejarah Indonesia. Mengapa? Sejarah Indonesia cenderung terkait dengan aktivitas manusianya. Apakah dengan demikian aktivitas kebumian dan kegunungapian dianggap sebagai musuh yang tidak perlu diperhatikan? Lalu bagaimana sejarah kebangsaan Indonesia berawal dari situasi dan kondisi alam? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Indonesia Jilid 5-1: Pemerintahan Hindia Belanda Dibentuk,Diakuisisi Properti VoC; Penduduk Menjadi Subyek Sejak 1665


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Dalam KBBI, "penjajahan" mengacu pada tindakan suatu negara atau bangsa yang menguasai dan mengendalikan negara atau bangsa lain secara paksa, biasanya untuk kepentingan ekonomi, politik, atau perluasan wilayah. Lebih lanjut, "penjajah" adalah negara atau bangsa yang melakukan tindakan penjajahan. Apakah penjajahan Belanda di Indonesia dimulai sejak Pemerintah Hindia Belanda terbentuk? Mari kita cek fakta! 


Jilid 5: Respons terhadap Penjajahan (Kerangka Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia”): Keputusan pemerintah Belanda untuk menguasai kekayaan VOC yang bangkrut pada penghujung abad ke-18 menjadi awal dari usaha menjadikan Nusantara sebagai tanah jajahan. Sempat “jatuh” ke tangan Inggris, Belanda sejak 1810-an segera melakukan ekspansi kekuasaan ke semua wilayah (Pax Neerlandica). Hal itu menjadi awal, disusul berbagai kebijakan ekonomi dan politik yang diterapkan (sistem tanam paksa dan ekonomi liberal). Pembangunan infrastruktur, terutama jalan raya, pos, dan kereta api, yang berdampak besar pada perubahan sosial dan ekonomi. Bersama dengan itu, respons masyarakat Hindia Belanda terhadap penjajahan, dalam bentuk perang dan pemberontakan. Kelompok sosial yang memilih bersikap akomodatif terhadap kekuasaan kolonial, umumnya elite tradisional berbasis kerajaan dan kemudian pegawai kolonial, kelompok minoritas seperti Arab dan Cina, dan pemimpin agama yang tergabung dalam penghulu. Dinamika keagamaan di tengah hegemoni kolonial, mulai dari kegiatan misionaris hingga kebangkitan intelektual Islam yang berlangsung sejalan dengan intensifikasi jaringan dengan Mekkah pada abad ke-19. 

Lantas bagaimana sejarah properti VOC diakuisisi, dibentuk Pemerintah Hindia Belanda? Seperti disebut di atas, penjajahan mengacu pada tindakan suatu negara atau bangsa yang menguasai dan mengendalikan negara atau bangsa lain secara paksa. Penjajahan sudah dimulai sejak era VOC dimana penduduk dijadikan subyek sejak 1665. Lalu bagaimana sejarah properti VOC diakuisisi, dibentuk Pemerintah Hindia Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 02 Juli 2025

Sejarah Indonesia Jilid 4-1: Laut Indonesia dan Era Kelautan dalam Navigasi Pelayaran Nusantara; Peta Laut P Melvill van Carnbee


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Hari ini, 2 Juli adalah hari kelautan nasional Indonesia. Selama ini, disebutkan hari itu didasarkan melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Namun (di internet) Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 tentang Pembentukan Panitia Urusan Pupuk dengan Susunan Keanggotaan Menteri Pertaniaan sebagai Ketua Merangkap Anggota. Akan tetapi sumber lain menyebut Hari Kelautan Nasional melalui Keppres No. 33 Tahun 2003 (https://pendidikan-sains.fmipa.unesa.ac.id/).Bagaimana bisa dan apa yang salah? Itu satu hal. Hal lain adalah tentang kelautan dan laut Indonesia sendiri.


Sejarah Hari Kelautan Nasional yang Dicanangkan oleh Presiden Soeharto. 2 Juli 2023. Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau dan memiliki garis pantai yang panjang mencapai lebih dari 54.000 kilometer. Peranan laut yang penting bagi kehidupan masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan munculnya peringatan Hari Kelautan Nasional di Indonesia pada tahun 1972 melalui Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1972 yang menetapkan tanggal 2 Juli sebagai Hari Kelautan Nasional. Tanggal 2 Juli 1972 pun menjadi peringatan pertama dari Hari Kelautan Nasional di Indonesia. Terdapat berbagai kegiatan yang biasanya dilakukan dalam peringatan Hari Kelautan Nasional, meliputi penegakan hukum maritim, pengawasan terhadap aktivitas perikanan ilegal, serta kampanye pengurangan polusi laut. Peringatan Hari Kelautan Nasional pun kini menjadi salah satu momentum untuk mempromosikan pariwisata bahari dan potensi ekonomi kelautan di Indonesia. Selain itu, peringatan ini juga menjadi ajang untuk memperkuat kerjasama internasional dalam bidang kelautan serta mengukuhkan posiis Indonesia sebagai negara maritim yang berperan aktif di tingkat global (https://kumparan.com/) 

Lantas bagaimana sejarah kelautan dan laut Indonesia dalam navigasi pelayaran perdagangan Nusantara? Seperti disebut di atas, kelautan di Indonesia menjadi penting karena itu diperingati setiap tanggal 2 Juli. Sejarah laut nusantara adalah bagian dari navigasi pelayaran perdagangan Nusantara dan peta-peta laut sejak P. Melvill van Caranbee menjadi sejarah laut Indonesia. Lalu bagaimana sejarah kelautan dan laut Nusantara dalam navigasi pelayaran perdagangan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Indonesia Jilid 3-1:Di Nusantara dan Canton Permulaan Hijriah; Serambi Mekkah di Aceh - Titik Nol Islam Nusantara di Barus


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Al-Qur'an kitab suci agama Islam identik dengan bahasa Arab. Bukti tertua bahasa Arab dengan aksara Arab ditermukan dalam prasasti Namara yang berasal dari tahun 328. Nabi Muhammad menerima wahyu pertama, yang menandai dimulainya dakwah Islam tahun 610. Lalu kemudian pada tahun 622 Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Mekah ke Medina (sebagai tahun pertama kalender hijriah). Di Sana’a, Yaman ditemukan sebuah papirus berbahasa Arab yang berasal dari tahun 643, teks yang dianggap sebagai contoh awal berbahasa Arab Islam.


"Titik Nol Islam" mengacu pada Kota Barus di Sumatera Utara, yang diyakini sebagai pusat awal penyebaran agama Islam di Nusantara (Indonesia). Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara diresmikan di Barus pada 24 Maret 2017 oleh Presiden Joko Widodo, menandai pentingnya kota ini dalam sejarah Islam Indonesia. Barus, yang terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, adalah sebuah kota pelabuhan tua yang ramai dikunjungi pedagang dari berbagai negara pada masa lalu. Keberadaan makam-makam kuno, seperti Makam Mahligai dan Makam Papan Tinggi, juga menjadi bukti sejarah awal masuknya Islam ke wilayah ini. Meskipun ada beberapa perdebatan di kalangan sejarawan mengenai titik awal pasti penyebaran Islam, Barus secara resmi ditetapkan sebagai Titik Nol Peradaban Islam Nusantara, memperkuat posisinya dalam sejarah Islam Indonesia (AI Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah permulaan Hijriah di Nusantara dan Canton? Seperti disebut di atas, (agama) Islam bermula tahun 610 dan penanggalan tahun hijriah dimulai pada tahun 622, tahun kapan Nabi Muhammad SAW melakukan hijriah dari Mekah ke Medina. Lalu bagaimana sejarah permulaan Hijriah di Nusantara dan Canton? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Senin, 30 Juni 2025

Sejarah Indonesia Jilid 2-1: Indonesia versi Ptolomeus pada Abad ke-2; Apakah Tacola, Cocconagara Aurea Chersonesus di Malaya?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Jika ditanya AI: Prasasti tertua di Indonesia adalah Prasasti Yupa dari Kerajaan Kutai, yang berasal dari abad ke-5 Masehi. Prasasti ini ditemukan di daerah Muara Kaman, Kalimantan Timur, dan ditulis dalam bahasa Sanskerta dengan aksara Pallawa. Prasasti Yupa menjadi bukti keberadaan kerajaan Hindu tertua di Indonesia, yaitu Kerajaan Kutai Martadipura. Bagaimana dengan sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2?


Semenanjung Emas (bahasa Yunani: Χρυση χερσόνησος; bahasa Latin: Chersonesus Aurea) adalah nama kuno yang digunakan oleh geografer Ptolomeus (c. 90 M – c. 168 M) untuk menyebut Semenanjung Malaya. Nama ini merupakan terjemahan dari Suvarnadvipa dalam bahasa Sanskerta. Marinus dari Tyrus juga menggunakan istilah ini, tetapi karena dvipa bisa berarti "semenanjung" atau "pulau", geografer Eratosthenes, Dionysius Periegetes, dan Pomponius Mela memutuskan untuk menerjemahkan Suvarnadvipa menjadi "Pulau Emas". Semenanjung Malaya dulu memiliki reputasi di dunia internasional sebagai sumber emas. Martin Behaim, di globe buatannya tahun 1492, mencantumkan pulau Chryse dan Argyre ("Emas" dan "Perak") di dekat Zipangu (Jepang) yang menurut Marco Polo "kaya akan emas". Sebuah ekspedisi dikirim ke daerah ini untuk menemukan dua pulau tersebut pada tahun 1587 di bawah pimpinan Pedro de Unamunu (Wikipedia). Word origin: L chersonesus; Gr chersonēsos; chersos, dry land; +nēsos, island).

Lantas bagaimana sejarah sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2? Seperti disebut di atas, di dalam teks Geographia, ditulis Ptolomeus abad ke-2 terdapat wilayah yang diberi nama Aurea Chersonesus dimana di pantai baratnya diidentifikasi nama (tempat) Tacola dan Cocconagara. Apakah tiga nama tersebut di (semenanjung) Malaya? Lalu bagaimana sejarah Indonesia versi Ptolomeus abad ke-2? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 28 Juni 2025

Sejarah Indonesia Jilid 1-1: Soal Pra Sejarah Penulisan Sejarah Indonesia; Judul Mencari Informasi versus Data Membentuk Judul


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Indonesia Jilid 1-10 di blog ini Klik Disini

Seiring dengan penulisan Sejarah Indonesia, sebanyak 10 jilid dan akan diumumkan ke publik pada tanggal 17 Agustus 2025, akan ditampilkan serial artikel Sejarah Indonesia dalam 10 jilid. Setiap artikel ditulis secara random dengan memberi nomor untuk identifikasi artikel yang dimaksud masuk ke jilid berapa. Artikel pertama Sejarah Indonesia diberi judul: Pra Sejarah Penulisan Sejarah Indonesia; Data Membentuk Judul vs Judul Mencari Informasi. Artikel nomor Jilid 1-1 adalah kode navigasi artikel pertama di Jilid 1. 


Kerangka Konsep Penulisan “Sejarah Indonesia”. Dasar Pemikiran: Setiap generasi menulis sejarahnya sendiri. Selama ini telah terbit dua buku “sejarah resmi” yaitu SNI (6 Jilid) dan IDAS (8 Jilid?). SNI terbit pertama kali 1977. IDAS dirintis pada tahun 2002. Kini setelah 12 tahun sejak IDAS, dianggap suatu kebutuhan untuk menulis ”baru” buku sejarah Indonesia dan dianggap perlu dan segera untuk menulis (kembali) perjalanan sejarah Indonesia dalam suatu buku resmi (official history), yang didanai oleh pemerintah c/q Kementerian Kebudayaan R.I. bekerjasama dengan Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI). Konseptual: “Keindonesiaan” akan diamati dalam proses pembentukannya sejak masa awal hingga kontemporer. Format penulisan dengan lebih menonjolkan peran orang Indonesia. Perspektif atau cara pandang “Indonesia-sentris” menjadi pegangan penulisan, tanpa mengabaikan perspektif lainnya yang akan memperkaya pembentukan “keindonesiaan”. Tujuan: untuk menghasilkan buku yang merupakan “Sejarah Resmi” (official history) dengan orientasi dan kepentingan nasional, untuk meningkatkan rasa kebangsaan (nasionalisme) dan cinta tanah air tanpa bersifat “nasionalistik”. Buku ini akan ditulis sebanyak 10 (sepuluh) jilid oleh sejarawan Indonesia sendiri secara kolektif. 

Lantas bagaimana sejarah pra sejarah penulisan Sejarah Indonesia? Seperti disebut di atas, kini sedang dipersiapkan buku Sejarah Indonesia sebanyak 10 jilid. Penulisan Sejarah Indonesia itu berarti sejarah Indonesia yang ditulis setelah Indonesia ada (17 Agustus 1945). Penulisan Sejarah Indonesia sebelum itu dianggap pera sejarah penulis Sejarah Indonesia. Dalam teknik penulisan sejarah adalah dua pendekatan yang bertentangan: data membentuk judul vs judul mencari informasi. Lalu bagaimana sejarah pra sejarah penulisan Sejarah Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 27 Juni 2025

Sejarah Mahasiswa Cina (4): Ongkiehong Meraih Doktor Kedokteran 1922; Keluarga Besar Marga Ong Kie Hong dari Amboina


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa Cina di blog ini Klik Disini

Ongkiehong adalah satu nama marga baru di Indonesia pada era Pemerintah Hindia Belanda. Ongkiehong awalnya nama satu orang Cina: Ong Kie Hong. Dalam hal ini Ong (ditempatkan di depan nama) adalah nama marga asli. Pembentukan nama marga baru itu diusulkan kepada pemerintah dan kemudian diputuskan pengadilan. Tentu saja juga ada orang Eropa yangt melakukannya. Diantara orang pribumi juga ada yang membentuk marga baru, seperti Salim (salah satu yang terkenal Agus Salim).


Marga China di Indonesia dan Nama Marga Tionghoa Versi Indonesia. 16 April 2024. Orang Tionghoa yang berada di Indonesia mempunyai nama marga Tionghoa khusus. Kemudian dari beberapa marga tersebut telah muncul nama versi Indonesia. Inilah beberapa nama marga China di Indonesia yang sering digunakan oleh masyarakat Tionghoa-Indonesia, yakni: Cia/Tjia; Kang/Kong; Gouw/Goh; Lee/Lie; Lauw/Lau; Oey/Ng/Oei; Tan; Ong; Tio/Thio/Theo/Teo; Hoan / Hwan; Lim; Nama Marga China Versi Indonesia: 1. Chen : Tan, Tjhin (Tanudisastro, Tanto, Tanutama, Tanu, Tansil, Tanusautra, Tanadi, Tanujaya, Tanuwijaya, Tandiono, Tanasal, dan Tanzil). 2. Zeng :Cheng, Tsang, Tjan (Tjandra atau Chandra). 3. Han: Han (Handaya, Handjojo, Handojo, Handoyo, dan Hantoro). 4. Lim: Lin (Salim, Halim, dan Alim). 5. Guo: Kuo, Kwee, Kwik (Kusuma atau Kusumo, Kartawiharja, dan Kumala) (https://kumparan.com/) 

Lantas bagaimana sejarah Heinrich Frederik (HF) Ongkiehong raih doktor kedokteran 1922? Seperti disebut di atas Ongkiehong adalah salah satu marga (nama keluarga) yang dibentuk di Indonesia pada era Pemerintah Hindia Belanda. Salah satu yang menggunakan nama baru itu adalah Heinrich Frederik Ongkiehong dari keluarga besar marga Ongkiehong di Amboina yang meraih gelar pendidikan tertinggi di Leiden. Lalu bagaimana sejarah Heinrich Frederik Ongkiehong raih doktor kedokteran 1922? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 22 Juni 2025

Sejarah Jakarta (123): HUT Jakarta ke-498, Apakah Itu Terlalu Muda atau Terlalu Tua? Soal Kerajaan Demak, Tjirebon dan Portugis


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jakarta dalam blog ini Klik Disini

Pada hari ini tanggal 22 Juni diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta yang ke 498 tahun. Penanggalan ini didasarkan pada Nama itu diberikan oleh orang-orang dari Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Usia 498 tahun belumlah tua. Orang Eropa pertama, pelaut-pelaut Portugis di Malaka dimulai tahun 1511. Kota Binanga sebagai Minanga di seberang Malaka di pantai timur Sumatra di wilayah percandian Padang Lawas sudah disebut pada prasasti Kedoekan Boekit yang berasal dari tahun 682.


Jakarta, sudah beberapa kali berganti nama dalam beberapa periode yang tercantum sebagai berikut: Sunda Kelapa (397-1527); Jayakarta (1527-1619); Batavia (1619-1942); Djakarta Tokubetu Si (1942-1945); Djakarta (1945-1972); Jakarta (1972-sekarang). Nama Jakarta merupakan kependekan dari kata Jayakarta, yang berasal dari kata bahasa Sanskerta jaya (kemenangan), dan krta (kemakmuran), sehingga Jayakarta berarti kota kejayaan dan kemakmuran. Nama itu diberikan oleh orang-orang dari Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527. Sejarawan Portugis, João de Barros, dalam Décadas da Ásia (1553) menyebutkan keberadaan "Xacatara dengan nama lain Caravam (Karawang)". Sebuah dokumen (piagam) dari Banten (k. 1600) yang dibaca ahli epigrafi Van der Tuuk juga telah menyebut istilah wong Jaketra, demikian pula nama Jaketra juga disebutkan dalam surat-surat Sultan Banten. Laporan Cornelis de Houtman tahun 1596 menyebut Pangeran Wijayakrama sebagai koning van Jacatra (Wikipedia) 

Lantas bagaimana sejarah HUT Jakarta 498 tahun, apakah terlalu muda atau terlalu tua? Seperti disebut di atas, tanggal 22 Juni diperingati sebagai Hari Ulang Tahun Kota Jakarta yang ke 498 tahun dimana pada tanggal 22 Juni 1527 Demak dan Cirebon di bawah pimpinan Fatahillah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa (Portugis) pada tanggal 22 Juni 1527. Lalu bagaimana sejarah HUT Jakarta 498 tahun, apakah terlalu muda atau terlalu tua? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 21 Juni 2025

Sejarah Pendidikan (23): Kapan Hari Bahasa Indonesia? Apakah Nama Bahasa Indonesia Terkait Kongres Pemuda 1926 dan 1928?


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada Hari Bahasa Indonesia? Bahasa Indonesia adalah bahasa yang unik, bahasa yang dibedakan dengan bahasa Melayu. Bahasa Indonesia dengan sadar dikonstruksi dengan menggunakan aksara Latin tentang apa yang ditulis sama dengan yang didengar dan dilihat serta yang dibaca. Bahasa Indonesia dengan sendirinya menjadi bahasa yang sangat simpel. Bahasa Indonesia didengar dan dilihat sama dengan dibaca, ditulis dan dihitung. Namun kapan hari Bahasa Indonesia? Harusnya dihitung tidak terlalu rumit.


Meresmikan Hari Lahir Bahasa Indonesia. Ilham Safutra. 30 Agustus 2020. Jawa Pos. Mengapa hari lahir (nama) bahasa Indonesia perlu diperingati? Nama bahasa Indonesia tidak muncul begitu saja, tetapi ada penciptanya. Disetujuinya nama bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan juga melalui perdebatan. Pertanyaannya, setiap tanggal berapa dan bulan apa hari lahir bahasa Indonesia diperingati? Ada lima pilihannya. Pertama, 28 Oktober 1928 mengacu pada Kongres Pemuda II dengan putusan Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatuan, bahasa Indonesia. Kedua, 18 Agustus 1945 bahasa Indonesia secara yuridis tanggal 18 Agustus 1945 UUD RI 1945 bahasa negara ialah bahasa Indonesia. Ketiga, 2 Mei 1926 mengacu pada usulan M. Tabrani pada Kongres Pemuda I mengusulkan nama bahasa Indonesia dalam butir ketiga ikrar pemuda untuk menentang usul M. Yamin. Dalam Anak Nakal Banyak Akal (1979) Tabrani menceritakan ia menolak nama bahasa Melayu sebagai nama bahasa persatuan karena tumpah darah dan bangsa disebut Indonesia, bahasa persatuannya disebut bahasa Indonesia. Keempat, 10 Januari 1926 tanggal ini kali pertama nama bahasa Indonesia muncul dalam sejarah Indonesia pada tulisan Tabrani berjudul Kasihan di koran Hindia Baroe. Kelima, 11 Februari 1926 tanggal Tabrani menulis artikel di Hindia Baroe berjudul Bahasa Indonesia (https://www.jawapos.com/) 

Lantas bagaimana sejarah Hari Bahasa Indonesia, kapan? Seperti disebut di atas, Bahasa Indonesia dan nama Bahasa Indonesia dihubungkan dengan nama Mohamad Thabrani dan Kongres Pemuda Tahun 1926 dan 1928. Apakah benar? Lalu bagaimana sejarah Hari Bahasa Indonesia, kapan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 19 Juni 2025

Sejarah Mahasiswa Cina (3): Tjwan Ing Li dan Tjwan Kiat Li Bersaudara; Raih Gelar Doktor Kedokteran di Belanda 1921, 1922


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa Cina di blog ini Klik Disini

Dalam dunia akademik, tidak banyak keluarga yang mampu menyekolahkan anak hingga mendapat gelar sarjana di luar negeri. Untuk mendapatkan gelar doktor tidak mudah. Keluarga yang mampu menyekolahkan anak untuk mencapai gelar doktor tentunya saja jumlahnya sedikit. Yang menjadi luar biasa dalam hal ini, dua bersaudara kelahiran Djombang sama-sama berhasil meraih gelar doctor di bidang kedokteran di Belanda pada tahun 1921 dan pada tahun 1922.


Bagi keluarga kaya menyekolahkan anak ke perguruan tinggi berkualitas tidaklah sulit. Pertanyaannya apakah anak-anaknya dapat diterima di perguruan tinggi berkualitas? Sebaliknya, untuk keluarga yang anaknya diterima tetapi secara ekonomi paspasan tentu saja sulit. Lebih sulit lagi jika anaknya yang diterima di perguruan tinggi berkualitas dua, tiga, empat atau lima orang. Dalam tahun-tahun terakhir ini muncul gagasan program satu keluarga (minimal) satu sarjana. Di Provinsi Bali program yang mendapat dukungan dari 26 kampus negeri dan swasta tersebut akan direalisasikan tahun ini (lihat https://www.detik.com). Pemerintah Bali akan memberikan bantuan biaya kuliah sebesar Rp 1,4 juta per bulan per mahasiswa yang diprioritaskan bagi para lulusan SMA/SMK yang berasal dari keluarga kurang mampu di seluruh Bali. Bagaimana jika berasal dari keluarga mampu? Apakah jargon satu keluarga satu sarjana masih berlaku? Bagaimana jika satu keluarga yang paspasan ada tiga anak diterima di perguruan tinggi berkualitas? Ada juga program di suatu lembaga/kantor memberikan bantuan pegawai berupa premi asuransi kesehatan tetapi hanya dibatasi untuk pasangan (istri/suami) dan dua anak saja. Bagaimana kalau anaknya tiga atau empat? Ada juga program perguruan tinggi memberi keringanan (gratis) bagi dosen yang anaknya diterima tetapi hanya dibatasi untuk anak (urutan kelahiran) kesatu, kedua dan ketiga. Bagaimana jika dosen tersebut kebetulan baru ini anaknya ada yang diterima di perguruan tinggi, tetapi kebetulan anak yang keempat atau anak kelima? (bandingkan jika ada yang memiliki tiga anak yang semuanya diterima di perguruan tinggi tersebut). Satu yang jelas pada keluarga (termasuk keluarga dosen) yang paspasan, semakin banyak anak yang diterima di perguruan tinggi berkualitas akan semakin berat. Jargon satu keluarga satu sarjana dan uang kuliah berkeadilan ibarat ada semangat mempromosikan keadilan, tetapi keadilan yang sepenuhnya tidak akan pernah dilaksanakan.

Lantas bagaimana sejarah dua bersaudara Tjwan Ing Li dan Tjwan Kiat Li? Seperti disebut di atas, untuk masuk perguruan tinggi tidak mudah. Namun menjadi sangat sulit bagi keluarga paspasan, apalagi jenjang pendidikan master dan doktor. Yang jelas dua bersaudara dari Djombang tersebut sama-sama dapat meraih gelar doktor kedokteran di Belanda 1921 dan 1922. Lalu bagaimana sejarah dua bersaudara Tjwan Ing Li dan Tjwan Kiat Li? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 18 Juni 2025

Sejarah Mahasiswa Cina (2): O Siau Dhai Kelahiran Jogja, Yatim dan Miskin; Meraih Gelar Doktor Kedokteran 1910 Amsterdam


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Mahasiswa Cina di blog ini Klik Disini

Sejauh yang diketahui, tidak ada yang pernah menulis sejarah O Siau Dhai. Mengapa? Satu yang jelas setelah Oei Jan Lee mendapat gelar doktor dalam bidang hukum di Belanda (1889), orang kedua adalah bernama O Siau Dhai. Sementara itu, Tan Tjoen Liang yang pernah satu kelas dengan Oei Jan Lee di sekolah menengah KW III School Batavia, di Belanda hanya sampai untuk menyelesaikan pendidikan sarjana di Delft dan menjadi insinyur teknik mesin pada tahun 1894.


Di internet jika mencari nama O Siau Dhai, hanya ditemukan dalam dua laman yang berada di Belanda (https://www.openarchieven.nl). Dalam laman pertama dicatat Siau Dhai O lahir tanggal 8 Agustus 1881 di Djokjokarta. Pada laman kedua dicatat O Siau Dhai pada usia 43 tahun menikah dengan Catherine le Roij (usia 33 tahun). Dalam catatan tersebut ayah dari O Siau Dhai bernama Tiang Po O dan ibunya bernama Bang Nio Liem. Sementara itu jika ditanya AI, disebut nama Tiang Po O mirip nama Tan Tiang Po. Nama Tan Tiang Po di laman Wikipedia disevbut sebagai Luitenant der Chinezen (1846–1912)di tanah partikelir (particuliere land) di Batoe-Tjepper. Okelah, Tiang Po O dan Tan Tiang Po adalah satu hal. Hal yang penting invgin diketahui adalah O Siau Dhai. 

Lantas bagaimana sejarah  O Siau Dhai kelahiran Jogjakarta? Seperti disebut di atas, O Siau Dhai setelah lulus dokter melanjutkan studi lagi. Dokter O Siau Dhai meraih gelar doktor di bidang kedokteran tahun 1910 di Amsterdam. Lalu bagaimana sejarah  O Siau Dhai kelahiran Jogjakarta? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.