*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Bahasa
Indonesia berakar dari bahasa Melayu. Bahasa Indonesia menyerap berbagai kosa
kata dari Portugis dan Belanda serta Arab dan Cina. Tentu saja dari bahasa
daerah. Sumbangan bahasa Cina dalam Bahasa Indonesia cukup signifikan. Namun jarang
disinggung dalam narasi sejarah Indonesia, orang Cina juga berperan sebagai
salah satu pihak yang turut mempromosikan Bahasa Melayu/Bahasa Indonesia
sebagai bahasa persatuan.
KOMPAS.com - Berbicara
soal etnis Tionghoa, bangsa China punya peran besar terhadap perkembangan di
Indonesia, juga dari sisi budaya dan bahasa. Mengutip buku "Waktu Belanda
Mabuk Lahirlah Batavia" ditulis Alwi Shahab, orang-orang China memiliki
beragam bahasa diserap menjadi bahasa Indonesia sendiri. Kata-kata tersebut nama
makanan seperti teh, kecap, juhi, kue, lobak, kucai, lengkeng, capcai, tenteng,
kwaci, tahun dan masih banyak lagi. Kata "soto" sendiri dari orang
China, juga nama-nama makanan seperti bakso, siomay, lumpia, bakpau, bahcan,
tongseng, mie, puyunghai dan masih banyak lagi, Sumbangan bangsa China sebagai
bahasa Indonesia juga nama-nama alat keseharian seperti dacin, teko, kuli,
piso, cawan, kemoceng, langkan, lonceng, loteng, sampan, bakiak, wayang, tong,
gincu, cat, centeng bahkan bangsat. Dalam bahasa prostitusi juga ada berasal
dari bahasa China, seperti gundik, cabo atau pelacur, kawin dan comblang. Di
kalangan Betawi sendiri, bahasa China memiliki banyak pengaruh kebahasaan.
Seperti istilah cingcong yang memiliki cerewet dan cingcai yang bisa berarti
sudahlah. Encang dan encing menjadi bagian yang tak terpisahkan di masyarakat
Betawi. Kata yang berarti paman dan bibi itu masih digunakan dan cukup
familiar. Begitu juga dengan bahasa keseharian perdagangan di masyarakat
betawi. Peran etnis China dalam perdagangan membuat penyebutan angka menjadi
berubah dan masih sering digunakan hingga saat ini. Seceng, goceng, ceban
menjadi bahasa keseharian masyarakat Betawi yang masih lestari hingga saat ini.
Lantas
bagaimana sejarah perang oran Cina juga berperan mempromosikan bahasa
Melayu/bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Seperti disebut di atas,
hanya diketahui bahasa Cina menyumbang kosa kata dalam Bahasa Indonesia, dan
kurang terinformasikan persan orang Cina mempromosikan bahasa Melayu/Bahasa
Indonesia sebagai bahasa persatuan di Indonesia. Lalu bagaimana sejarah gelar
Pahlawan Belanda menurut pandangan AP Godon? Seperti kata ahli sejarah tempo
doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe..