*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sudah ribuan, mungkin jutaan, orang
Belanda meninggal dunia di Indonesia (baca: Hindia) sejak kehadiran orang
Belanda kali pertama (1595-1597). Tokoh terkenal Belanda yang meninggal di
Hindia adalah Cornelis de Houtman (1601). Gubernur Jenderal Belanda kedua
meninggal di Djajakarta (kemudian disebut Batavia, kini Jakarta) pada tahun
1615. Lalu bagaimana dengan orang pribumi meninggal dunia di Belanda. Tentulah
orang Belanda lebih banyak yang meninggal di Indonesia karena mereka lebih
banyak yang datang ke Indonesia, sementara pribumi pertama yang berangkat ke
Belanda baru dimulai tahun 1857 yakni Sati Nasoetion alias Willem Iskander.
Berapa banyak orang Belanda kelahiran Belanda yang
datang ke Indonesia (baca: Hindia) sulit diketahui. Mungkin sudah jutaan. Dalam
perkembangannya orang Belanda juga semakin banyak yang lahir di Hindia (banyak
yang meninggal di Hindia dan juga banyak meninggal di Belanda). Orang Belanda
meninggal di Hindia disebabkan banyak faktor, karena sakit (penyakit),
kecelakaan atau terbunuh dalam perang. Makam-makam mereka di Indonesia masih
ada yang tetap terawat hingga ini hari) di berbagai tempat, seperti di tempat
pemakaman Kampong Pulo di Jakarta. Di tempat pemakaman lama di Depok juga
ditemukan lahir di Belanda meninggal di Depok. Dalam hal ini, makam-makan,
terutama yang masih terawat, data yang terdapat pada batu nisan adalah salah
satu data sejarah. Namun makan-makan Belanda yang ada di Indonesia banyak yang
tidak terawat, tidak teridentifikasi siapa nama kana lahir dan meninggal. Dalam
konteks inilah, arti makam lama dalam dunia penyelidikan sejarah. Tentu saja
persoalannnya sama dengan orang-orang Indonesia yang meninggal di Belanda.
Lantas
bagaimana sejarah orang-orang Indonesia meninggal di Belanda? Seberapa banyak?
Siapa saja? Seperti disebut di atas, jumlah orang Belanda meninggal di
Indonesia sangat banyak relatif terhadap orang Indonesia yang meninggal di
Belanda. Lalu seberapa banyak orang Indonesia meninggal di Belanda? Seperti kata ahli sejarah
tempo doeloe, semuanya
ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.