Sabtu, 09 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (521): Pahlawan Indonesia – Jumlah Pribumi Meninggal di Belanda;Willem Iskander hingga Sidartawan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sudah ribuan, mungkin jutaan, orang Belanda meninggal dunia di Indonesia (baca: Hindia) sejak kehadiran orang Belanda kali pertama (1595-1597). Tokoh terkenal Belanda yang meninggal di Hindia adalah Cornelis de Houtman (1601). Gubernur Jenderal Belanda kedua meninggal di Djajakarta (kemudian disebut Batavia, kini Jakarta) pada tahun 1615. Lalu bagaimana dengan orang pribumi meninggal dunia di Belanda. Tentulah orang Belanda lebih banyak yang meninggal di Indonesia karena mereka lebih banyak yang datang ke Indonesia, sementara pribumi pertama yang berangkat ke Belanda baru dimulai tahun 1857 yakni Sati Nasoetion alias Willem Iskander.

Berapa banyak orang Belanda kelahiran Belanda yang datang ke Indonesia (baca: Hindia) sulit diketahui. Mungkin sudah jutaan. Dalam perkembangannya orang Belanda juga semakin banyak yang lahir di Hindia (banyak yang meninggal di Hindia dan juga banyak meninggal di Belanda). Orang Belanda meninggal di Hindia disebabkan banyak faktor, karena sakit (penyakit), kecelakaan atau terbunuh dalam perang. Makam-makam mereka di Indonesia masih ada yang tetap terawat hingga ini hari) di berbagai tempat, seperti di tempat pemakaman Kampong Pulo di Jakarta. Di tempat pemakaman lama di Depok juga ditemukan lahir di Belanda meninggal di Depok. Dalam hal ini, makam-makan, terutama yang masih terawat, data yang terdapat pada batu nisan adalah salah satu data sejarah. Namun makan-makan Belanda yang ada di Indonesia banyak yang tidak terawat, tidak teridentifikasi siapa nama kana lahir dan meninggal. Dalam konteks inilah, arti makam lama dalam dunia penyelidikan sejarah. Tentu saja persoalannnya sama dengan orang-orang Indonesia yang meninggal di Belanda.

Lantas bagaimana sejarah orang-orang Indonesia meninggal di Belanda? Seberapa banyak? Siapa saja? Seperti disebut di atas, jumlah orang Belanda meninggal di Indonesia sangat banyak relatif terhadap orang Indonesia yang meninggal di Belanda. Lalu seberapa banyak orang Indonesia meninggal di Belanda? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia – Jumlah Pribumi Meninggal di Belanda: Willem Iskander hingga Sidartawan

Tunggu deskripsi lengkapnya

Jumlah Pribumi Meninggal di Belanda: Perlu Upaya Perawatan dan Pelestarian Makam

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar