Minggu, 10 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (523): Pahlawan Indonesia–JumlahOrangBelanda Meninggal; Cornelis de Houtman hingga Jenderal Spoor

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti telah disinggung pada artikel sebelum ini, sudah ribuan, mungkin jutaan, orang Belanda meninggal dunia di Indonesia (baca: Hindia) sejak kehadiran orang Belanda kali pertama (1595-1597). Tokoh terkenal Belanda yang meninggal di Hindia adalah Cornelis de Houtman (1599). Gubernur Jenderal Belanda kedua meninggal di Djajakarta (kemudian disebut Batavia, kini Jakarta) pada tahun 1615. Orang Belanda terkenal yang terakhir meninggal di Indonesia adalah Jenderal Simon Hendrik Spoor tahun 1949.

Cornelis de Houtman adalah pemimpin ekspedisi pertama Belanda ke Hindia Timur (1595-1597). Ada tiga kapal tetapi sudah banyak pelaut (maupun pedagang) yang meninggal selama di pelayaran sebelum tiba di Banten 17 Juni 1596. Salah satu kapal mengalami kerusakan di luat Madura yang akibatnya tujuan ke Amboina berbelok di pantai timur Lombok. Saat memasuki perairan antara Lombok dan Bali kapal yang rusak di bakar dan ditenggelamkan. Dengan dua kapal dan jumlah penumpang yang tersisa kembali ke Belanda via pantai selatan Jawa.  Cornelis de Houtman kembali memimpin ekspedisi. Saat berlabuh di Atjeh terjadi kerusuhan yang mengakibatkan Cornelis de Houtman terbunuh pada tanggal 11 September 1599. Sementara adiknya Frederik de Houtman yang menjadi juru bahasa (bisa berbahasa Melayu) ditangkap dan dipenjara selama dua tahun sebelum ditebus Kerajaan Belanda. Setelah beberapa kali ekspedisi dikirim ke Hindia, Kerajaan Belanda mengim satu ekspedisi yang pimpin oleh seorang marsekal van Hagen. Di dalam ekspedisi ini Frederik de Houtman yang telah berhasil menyusun kamus bahasa Melayu ikut serta. Armada van Hagen pada tahun 1605 berhasil menaklukkan benteng Portugis di Amboina. Lalu yang diangkat sebagai gubernur pertama di Hindia adalah Frederik de Houtman di Amboina. Sejak itu ekspedisi Belanda yang datang semakin intens Jumlah orang Belanda semakin banyak yang datang seiring dengan penemuan kapal uap (awal terbentuknya Pemerintah Hindia Belanda; 1800) dan semakin banyak lagi setelah pembukaan Terusan Suez (1869). Tapi jangan lupa, semakin banyak pula orang Belanda yang meninggal di Hindia.

Lantas bagaimana sejarah orang Belanda meninggal di Hindia? Seperti disebut di atas, orang Belanda semakin banyak yang meninggal dari waktu ke waktu sejak era VOC dan jumlahnya semakin banyak pada era Pemerintah Hindia Belanda. Lalu bagaimana sejarah orang Belanda meninggal di Hindia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Pahlawan Indonesia – Jumlah Orang Belanda Meninggal: Cornelis de Houtman hingga Jenderal Spoor

Tunggu deskripsi lengkapnya

Menekan Jumlah Orang Belanda Meninggal di Hindia/Indonesia: Introduksi Ilmu Kedokteran

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar