VOC dibubarkan. Kerajaan Belanda mengambilalih dan membentuk
pemerintahan. Nama Hindia Timur (Oost Indisch) diubah menjadi Hindia Belanda
(Nederlandch Indie). Ibukota yang dipilih tetap Batavia. Namun lokasinya tidak
lagi di pantai (Kastil Batavia) tetapi dipilih di suatu lokasi yang lebih sehat
agak ked alam yang kemudian dikenal sebagai Weltevrede.
Hindia Belanda adalah wilayah yang sangat luas, Batavia hanyalah wilayah
kecil dimana ibukota berada. Namun demikian, apa saja nama-nama kampong di
ibukota ini belum ada daftar yang lengkap.
Pada era VOC (1619-1799)
nama-nama kampong yang sudah terdeteksi antara lain: Pasar Borrong/Loear Batang,
Kampong Bandan, Doeri, Moeara…Nama-nama kampong yang terdeteksi terus
bertambah, baik yang sudah ada sejak awal (dan belum dilaporkan) maupun kampong-kampong
yang terbentuk kemudian karena adanya migrasi.
Dengan adanya campur tangan kerajaan (terbentuknya pemerintahan) di
Hindia Belanda, nama-nama tempat menjadi penting. Setiap tempat awalnya diberi
nama sebagai penanda untuk jalan pos. Meski nama-nama tempat itu baru sekadar
sebagai check point tetapi nama tersebut tetap diregister secara resmi (cikal
bakal peraturan perundang-undangan tentang wilayah/daerah). Di antara nama-nama
tempat check point tersebut kepemilikan lahan mulai diperkenalkan, pengakuan
kepemilikan lahan diformalkan dan perpindahan kepemilikan harus terdaftar.
Wilayah hulu Tjiliwong akan dibagi-bagi ke dalam kepemilikan landhuis (lahan
partikelir yang dimiliki oleh para planter).