Senin, 18 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (178): Makam Tua Raja Raja Gowa; Makam Kuno Ternate Minahasa Poso Makassar Flores Sumbawa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Lain di Jawa, lain pula di Sumatra dan tempat-tempat di bagian timur Indonesia soal makam-makam tua. Makam raja-raja Gowa terbilang yang banyak dibicarakan. Hal itu, tidak hanya karena Gowa adalah kerajaan besar di masa lampau (terutama pada era VOC), juga karena tokoh terpenting Kerajaan Gowa yakni Soeltan Hasanoeddin. Makam-makam tua di Sulawesi merupakan salah satu representasi terbaru dari makam-makam yang berasal dari zaman kuno. Nama (kota) Makassar yang sekarang, dimana letak ibu kota Kerajaan Gowa tempo doeloe, adalah nama kuno yang sudah diidentifikasi pada teks Negarakertagama (1365).

Makam raja-raja Gowa dapat dikatakan makam-makam yang masih baru dalam era zaman kuno. Makam-makam tua dari era zaman kuno di wilayah (pulau) Sulawesi diduga ditemukan di bagian tengah (jantung) pulau di Seko, Bada, Besoa dan Napu serta di semenanjung utara Sulawesi di Minahasa. Makam-makam kuno di jantung Sulawesi ini diduga ada yang berasal dari tradisi (batu) megalitik yang kurang lebih mirip dengan bentuk megalitik di Tanah Batak. Makam-makam kuno juga ditemukan di wilayah Maluku dan pulau di selatan di Flores dan Sumbawa. Salah satu makam kuno yang ditemukan di pulau Sumbawa berada di Bima (yang diduga pada era Portugis). Makam-makam kuno di pulau Flores diduga lebih tua dan memiliki hubungan dengan makam-makam di Sulawwesi Tengah dan Sulawesi Utara.

Lantas bagaimana sejarah makam-makam raja Gowa? Seperti disebut di atas, makam-makam raja-raja Gowa cukup banyak namun dan  terbilang baru. Lalu apakah ada makam-makam tua di wilayah Makassar yang terhubung dengan makam-makam tua di bagian tengah Sulawesi dan makam-makam tua di Flores dan Sumbawa? Yang jelas makam raja-raja Gowa kurang lebih sejaman dengan raja-raja Ternate. Bagaimana dengan di Buton dan Banggai? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 17 Oktober 2021

Sejarah Menjadi Indonesia (177): Makam Raja Raja Kerajaan Aru; Makam Tua Islam di Barus dan Makam Tua di Padang Lawas

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Makam tua terdapat di berbagai tempat di Indonesia. Pada artikel sebelumnya tentang makam tua di Gresik yang diduga bertarih 1082 M, yang mana makam tua Islam disebut sebagai makam tertua di Jawa. Di Sumatra bagian utara ditemukan makam tua Islam yang lebih tua yang bertarih 665 M. Namun yang belum terlaporkan adalah keberadan makam-makam pada era kerajaan-kerajaan kuno seperti Kerajaan Aru, Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Kediri, Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majapahit.

Di wilayah ibu kota kerajaan-kerajaan kuno yang ditemukan bukan tanda-tanda makam. Yang ditemukan adalah berbagai tanda-tanda zaman kuno seperti candi, prasasti dan arca plus gerabah dan keramik. Pada era dimana terdapat vkomunitas Islam umumnya yang ditemukan adalah nisan-nisan makam. Di sejumlah tempat ditemukan tanda-tanda makam kuno seperti di Sulawesi dan Nusa Tenggara. Tanda-tanda makam ini di Jawa hanya merujuk pada makan-makam Islam. Makam-makam kuno juga ditemukan di wilayah Padang Lawas (wilayah dimana ditemukan sejumlah candi dan prasasti). Makam-makam tua di Padang Lawas ini sudah dilaporkan sejak Schnitger, 1935. Makam tua di Padang Lawas yang sudah diidentifikasi antara lain makam tua Soetan Nasinok di Padang Garugur, kecamatan Batang Onang (Padang Lawas) dan makam tua Lobu Dolok yang terdapat di desa Aek Tolong, kecamatan Padang Bolak.

Lantas bagaimana sejarah makam-makam tua di Padang Lawas? Seperti disebut di atas tidak ada laporan makam-makam dari Kerajaan Aru. Yang jelas ditemukan makam Islam yang cukup tua di Baroes (pelabuhan Kerajaan Aru tempo doeloe). Lalu bagaimana sejarah makam-makam tua di Padang Lawas? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.