*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bangka Belitung dalam blog ini Klik Disini
Pahlawan Indonesia sangat banyak jumlahnya.
Namun pahlawan Indonesia di Bangka Belitung baru satu yang ditabalkan dengan
gelar Pahlawan Nasional, Depati Amir. Perjuangan Depati Amir di pulau Bangka
dalam hubungannya dengan perselisihan dalam pertambangan timah di pulau Bangka
tahun 1851. Pada fase ini cabang Pemerintah Hindia Belanda dibentuk di Belitung
(cabang Pemerintah Hindia Belanda di Bangka sendiri dimulai tahun 1822). Apakah
ada hubungan perlawanan Depati Amir di Bangka dengan kehadiran perusahaan
tambang swasta di Belitung?
Depati Amir (lahir di Mendara, Bangka, 1805 - meninggal di Air Mata, Kota Lama, Kupang, 28 September 1869), salah satu pahlawan nasional. Depati Amir aktif melawan penjajahan Belanda di Bangka memiliki kepentingan terhadap aktivitas tambang timah. Karena perlawanannya akhirnya ia diasingkan. Namanya kini diabadikan di Bandar Udara Depati Amir dan Stadion Depati Amir, Pangkal Pinang. Pada tahun 2018, ia dianugerahi gelar pahlawan nasional. Depati Amir seorang putra bangsawan Bangka, Depati Bahrin. Amir pernah memimpin masyarakat menumpas perompak di sekitar perairan Bangka. Pada tahun 1830, Amir diangkat menjadi depati, kepala atau atau beberapa kampung. Depati Bahrin sebelumnya memimpin Kampung Mendara dan Mentadai. Perjuangan Depati Amir bermula dari urusan keluarganya dengan Belanda. Saat itu, Belanda mulai membuat parit-parit tambang timah di Pulau Bangka dan berkongsi dengan Depati Bahrin untuk mengeruk timah di tanah miliknya, namun tidak memenuhi kewajibannya membayarkan hasil tambangnya. Hal itu menyulut Depati Amir mengajukan tuntutan kepada perusahan Belanda. Tuntutan Depati Amir terdengar oleh Residen Bangka F van Olden. Residen menilai tindakan Depati Amir dapat menyulut pergolakan. Lalu, pemerintah mengutus pejabat-pejabat penting untuk menangkapnya, namun gagal. Pada 7 Januari 1851, Depati Amir berhasil ditangkap. Penangkapan itu dapat terjadi karena Belanda berhasil menyuap 7 orang panglima dan 36 pasukan Depati Amir yang sedang kesulitan logistik. Amir tertangkap dalam kondisi sakit. Pada 11 Februari 1851, Depati Amir dikirim ke tempat pengasingan di Kupang, Timor (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah Depati Amir, Pahlawan Nasional asal Bangka Belitung dan mengapa diasingkan ke Koepang 1851? Seperti disebut di atas, banyak pahlawan Indonesia di Bangka dan Belitung, tetapi sejatah ini baru Depati Amir yang ditabalkan dengan gelar Pahlawan Nasional. Lalu bagaimana sejarah Depati Amir, Pahlawan Nasional asal Bangka Belitung dan mengapa diasingkan ke Koepang 1851? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.