*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bahasa dalam blog ini Klik Disini
Suku
Kayan Bahau adalah sebuah sub-suku dari suku Dayak Kayan yang sebagian besar
mendiami kawasan Kabupaten Mahakam Ulu dan sebagian kecil berada di Kabupaten
Kutai Barat, Kalimantan Timur.Suku ini mendiami Kecamatan Long Pahangai, Long
Bagun, Long Hubung dan Laham di Kabupaten Mahakam Ulu dan Long Iram, Tering,
sebagian Linggang Bigung dan Melak dan Barong Tongkok di Kabupaten Kutai Barat.
Suku Dayak Bahau dibagi menjadi tiga sub-kelompok yaitu Bahau Modang, Bahau Busang, dan Bahau Saq. Suku Dayak Bahau umumnya tinggal di pinggiran sungai. Rumah-rumah berjejeran di sepanjang sungai. Populasi Dayak Bahau juga tersebar di kawasan Kecamatan Muara Wahau, Kecamatan Busang di Kutai Timur dan sebagian Kecamatan Tabang di Kutai Kartanegara. Suku Dayak Bahau memiliki kebiasaan memanjangkan telinga menggunakan Hisang. Suku ini juga mentato tubuhnya menggunakan arang pohon Damar. Tato dibuat menggunakan sembilu atau menggunakan jarum. Bahasa Bahau adalah salah satu anggota dalam rumpun bahasa Dayak (Orang Ulu) yang dipertuturkan di wilayah kecamatan Long Hubung, Laham, Long Bagun, Long Pahangai dan Long Apari. Kabupaten Mahakam Ulu, provinsi Kalimantan Timur (Wikipedia)
Lantas bagaimana sejarah bahasa Bahau di hulu sungai Mahakam di pedalaman Kalimantan? Seperti disebut di atas bahasa Bahau dituturkan oleh kelompok populasi Dayak di pedalaman Kalimatan. Bahasa Kenyah, bahasa Kayan, bahasa Busang dan bahasa Bahau. Lalu bagaimana sejarah bahasa Bahau Dayak Kayan Bahau di pedalaman Kalimantan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.