Minggu, 06 Juni 2021

Sejarah Makassar (17): Zaman Kuno Bugis Makassar, Kerajaan Luwu dan Tana Toraja; Makale, Mamasa, Mamaju, Majene, Maros

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kota Makassar dalam blog ini Klik Disini

Sejarah zaman kuno tidak selalu menarik, tetapi sejarah zaman kuno memiliki tantangan tersednri. Perlunya mempelajari sejarah zaman kuno, karena dari situlah kita berasal. Satu hal yang menjadi hambatan mempelajari sejarah zaman kuno karena minimnya data yang tersedia. Namun sejarah zaman kuno tetaplah penting sebagai bagian dari pengetahuan yang tidak terpisahkan dengan sejarah selanjutnya hingga sejarah masa kini. Lalu apa yang harus dilakukan? Terus berupaya untuk menggali data dan meningkatkan tingkat analisis. Jika data  tidak tersedia bukan berarti mengikuti  pepatah ‘tidak ada rotan, akarpun jadi’. Melakukan analisis ibarat menyeberang sungai, jika tidak ada jembatan di sisi kita berdiri dapat dilakukan dengan berjalan dan berenang di air, jika terlalu jauh atau dalam, dapat dilakukan dengan melompat atau dengan menggunakan galah sehingga sampai ke tujuan di sisi lain.

Sejarah Sulawesi bagian selatan memiliki sejarah yang berbeda dengan Sulawesi bagian utara. Namun ada jembatannya. Pada era VOC bagian selatan memusat di Makassar dan bagian utara memusat di Manado. Tanda-tanda itu sedikit bergeser di era Portugis. Lalu bagaimana dengan era sebelumnya yang masuk zaman kuno? Tentu saja tidak terlihat dan gelap. Akan tetapi bintang-bintang di langit jika terus dilihat tanpa berkedip akan terlihat, seakan bintang-bintang itu memperlihatkan diri. Itulah prinsip dasar memahami sejarah zaman kuno, minim data, jauh di masa lampau, kurang penting tetapi masih diperlukan. Untuk menganalisisnya dapat digunakan dengan alat bantu seperti pepatah galah untuk meninggikan lompatan kita atau memperpanjang jangkaun tangan kita. Alat bantu apakah? Melihat dengan bantuan kaca (kaca cermin atau kaca pembesar) untuk bisa melihat lebih luas dan lebih tajam.

Lantas bagaimana sejarah zaman kuno Sulawesi Bagian Selatan? Sebelum terbentuk kota Makassar sebagai pusat perdagangan, sudah eksis penduduk sejak zaman kuno di bagian tengah pulau yang disebut Tana Toraja. Lalu terbentuklah kerajaan tertua di dekat Tana Tora yang disebut Kerajaan Luwu. Demikian disebut dalam sejarah awal di Sulawesi Bagian Selatan. Lalu bagaimana selanjutnya. Terdapat nama-nama kota pelabuhan yang berawalan Ma (seperti Makassar, Makale, Mamasa, Mamaju, Majene dan Maros). Apakah itu penting? Tidak terlalu penting tetapi dapat membantu bagaikan galah. Okelah, bagaimana darimana dimulai sejarah zaman kuno? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 05 Juni 2021

Sejarah Ternate (31): Zaman Kuno Ternate dan Maluku, Setua Apakah? Riwayat Pulau Ternate dari Kerajaan hingga Kesultanan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Sejarah kerajaan atau kesultanan di Ternate Maluku tentu saja sudah banyak ditulis. Namun pada bagian awal sejarah kurang terinformasikan, Boleh jadi karena data sejarahnya kurang tergali. Lantas pertanyaannya: Bagaimana sejarah zaman kuno di Ternate atau Maluku? Yang jelas dalam sejarah Ternate dicatat bahwa kolano atau pemimpin pertama Ternate adalah Momole Ciko yang menyandang gelar Baab Mashur Malamo (1257-1272). Angka tahun ini sudah barang tentu masuk dalam sejarah zaman kuno. Sebab pada era paling tidak terdapat tiga kerajaan besar yang masih eksis: Kerajaan Aru, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Singhasari.

Dalam berbagai tulisan, sebelum terbentuk Kerajaan Ternate sudah pernah eksis Kerajaan Gapi di (pulau) Ternate. Dalam perkembangannya disebut Raja Ternate berinisiatif membentuk persatua bersama-sama dengan raja-raja dari Tidore, Jailolo dan Bacan. Hasil persatuan tersebut terbentuk Moloku Kie Raha (Federasi Empat Gunung Maluku). Juga disebutkan pengaruh Islam masuk ke Maluku pada abad ke-15 yang mana Raja Ternate pertama yang diketahui memeluk agama Islam adalah Kolano Marhum (1465-1486). Fase ini dapat dikatakan awal terbentuknya Kerajaan Demak di Jawa.

Lantas bagaimana sejarah zaman kuno Ternate dan Maluku? Seperti disebut di atas, Kerajaan Ternate dalam sejarahnya disebut juga berada pada fase zaman kuno, suatu fase kerajaan-kerajaan sebelum kehadiran orang-orang Eropa. Apakah ada prasastinya? Pada tahun 1511 diketahui adalah awal kehadiran Portugis di Hindia Timur setelah lebih dahulu menaklukkan (kerajaan) Malaka lalu pelaut-pelaur Portugis mencapai (kepulauan) Maluku.  Lalu bagaimana sejarah zaman kuno Ternate dan Maluku? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Jumat, 04 Juni 2021

Sejarah Manado (48): Peninggalan Zaman Kuno Manado dan Minahasa; Semenanjung Sulawesi dan Sejarah Watu Pinawetengan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Manado dalam blog ini Klik Disini

Sejauh ini tidak ditemukan prasasti dan candi era Hindoe Boedha di Semenanjung Sulawesi. Namun belum tentu tidak ada peradaban Boedha Hindoe di wilayah Minahasa khususnya Manado. Saat ini peninggalan zaman kuno hanya disebutkan suatu prasasti batu yang disebut Watu Pinawetengan. Prasasti ini diyakini menjadi penanda awal adanya peradaban kuno di Simenanjung Sulawesi khususnya di wilayah Minahasa. Disebutkan prasasti Watu Pinawetengan ini ditemukan pada tahun 1888.

Sejarah Manado di wilayah Minahasa pada dasarnya terbilang lengkap sejak era VOC (Belanda), namun apa yang terjadi di era sebelumnya kurang terinformasikan, pada era Portugis dan Spanyol lebih-lebih era zaman kuno (sebelum kehadiran orang-orang Eropa. Lantas apakah untuk memahami sejarah zaman kuno di Manado dan Minahasa kita harus menyerah. Tentu saja tidak. Seperti halnya di Sumatra dan Jawa penemuan-penemuan bukti zaman kuno masih berlangsung, dalam hal inilah kita masih terus menunggu penemuan data baru yang lebih mampu menjelaskan tentang peradaban kuno--sebagai bagian sejarah yang tidak terpisahkan dengan sejarah masa kini. Pulau-pulau di Filipina juga tidak ditemukan candi, namun masih ada prasasti yang ditemukan yang berasal dari zaman kuno (bertarih 900 M). Prasasti Laguna di Filipina belum lama ditemukan (1989). Tentu saja masih optimis kita mendengar laporan penduduk atau para arkelog tentang bukti-bukti peradaban zaman kuno.

Lantas bagaimana sejarah zaman kuno di Semenanjung Sulawesi khususnya di Minahasa dan Manado? Seperti disebut di atas kita sejauh ini hanya memiliki Watu Pinawetengan, Namun yang tetap menjadi pertanyaan, setua apa prasasti Watu Pinawetengan tersebut. Lalu apakah ada sejarah zaman kuno yang lainnya? Nah, itu dia. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Okelah, untuk memastikan dan menambah pengetahuan serta meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 03 Juni 2021

Sejarah Filipina (36): Arca Prasasti Zaman Kuno Filipina, Berasal? Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Majapahit atau Kerajaan Aru?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina dalam blog ini Klik Disini

Sejarah di pulau-pulau di Filipina diduga kuat masih muda seperti halnya di pulau Sulawesi dan pulau-pulau di Maluku. Pendapat ini hanya didasarkan tidak adanya situs candi dan prasasti yang berasal dari zaman kuno. Pulau-pulau di Filipina meski begitu dekat ke Tiongkok, tetapi dari aspek kebudayaan di Filipina pada awalnya merujuk dari arah barat dan kemudian diperkaya dari Tiongkok dan Jepang. Meski tidak ada candi, bahkan di Semenanjung Malaya hanya diitemukan candi di Kedah, sejumlah benda-benda kuno ditemukan yang diduga pada era Kerajaan Aru, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majapahit. Namun yang menjadi pertanyaan adalah tanda-tanda zaman kuno yang dapat dipelajari pada masa ini di Filipina, siapa yang membawa.

Pada zaman kuno, di Hindia Timur (Nusantara) paling tidak terdapat dua dua kerajaan awal yakni di pantai barat Sumatra (Kerajaan Aru) dan di pantai utara Jawa (Kerajaan Tarumanagara). Memperhatikannya, di Sumatra muncul Kerajaan Sriwijaya dan di Jawa muncul kerajaan Kalingga. Selanjutnya kerajaan-kerajaan bertambah banyak seperti Kerajaan Kadaram, Kerajaan Lamuri, Kerajaan Malaya, Kerajaan Mauli (Dharmasraya), Kerajaan Mataram (Kuno), Kerajaan Kadiri, Kerajaan Singhasari dan Kerajaan Majpahit. Tiga Kerajaan yang sejaman (Kerajaan Aru, Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Majaphit) diduga kuat pulau-pulau di Filipina tumbuh dan berkembang sebagai pusat perdagangan tersier.

Lantas bagaimana sejarah zaman kuno di Filipina? Seperti disebut di atas, tidak ditemukan candi tetapi ditemukan arca dan prasasti. Lalu bagaimana sejarah awal zaman kuno di pulau-pulau Filipina hingga muncul arca dan prasasti? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.