Jumat, 25 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (439): Pahlawan Indonesia - Dr Willer Hoetagaloeng Lulusan NIAS; Dokter Pribadi Jenderal Soedirman

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Willer Hoetagaloeng? Tidak banyak yang mengetahui. Di laman Wikipedia belum ada entri namanya. Di dalam suatu tulisan yang dapat dibaca di internet, Dr Willer Hoetagaloeng hanya dihubungkan dengan Ir MO Parlindoengan, penulis buku Tianku Rao (terbit 1963. Di dalam buku ini ada disinggung nama Willer Hoetagaloeng. Ir MO Parlindoengan sendiri adalah anak seorang guru, lulusan Kweekschool Padang Sidempoean tahun 1891 yang menjadi kepala sekolah di Taroetoeng.

Di dalam tulisan internet disebutkan Ir MO Parlindoengan, yang dikisahkan oleh anaknya Dorpi Parlindungan Siregar, dimulai ketika pada 1 Oktober 1945, Jenderal Mayor Oerip Soemohardjo mendirikan Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Beliau mengumpulkan 17 anak muda di Yogyakarta, di antaranya Soeharto, Ibnu Sutowo, dan Ir MO Parlindoengan. Pada usia 27 tahun, menurut Dorpi, ayahnya memperoleh pangkat letnan kolonel. Sebagai insinyur kimia lulusan Jerman dan Belanda, ayahnya menjadi bawahan dr Willer Hutagalung, dulu dokter pribadi Jenderal Soedirman. Mereka kemudian mengambil bekas pabrik mesiu dan peralatan senjata Belanda di Bandoen, yang lalu menjadi PINDAD..  

Lantas bagaimana sejarah Dr Willer Hoetagaloengr? Seperti disebut di atas, Dr Willer Hoetagaloeng terhubung dengan dengan nama Ir MO Parlindoengan.Keduanya pada jaman perang (mempertahankan kemerdekaan Indonesia) memiliki pangkat yang sama Overste (Letnan Kolonel). Dr Willer adalah dokter pribadi Jenderal Soedirman. Lalu bagaimana sejarah Dr Willer Hoetagaloeng? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (438): Pahlawan Indonesia dan Dr Radja Kamaroedin Dokter Spesialis Anak; Lulusan STOVIA, 1927

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada era Hindia Belanda masih jarang dokter yang memiliki spesialis anak. Satu nama yang penting dan terawal adalah Dr Ida Loemongga Nasoetion yang meraih gelar doktor (Ph.D) pada bidang kedokteran di Universiteit Amsterdam pada tahun 1931. Salah satu dokter lulusan STOVIA di Batavia yang mengambil spesialisasi kesehatan dan penyakit anak adalah Dr Radja Kamaroedin (lulus tahun 1927). Pada masa kini, dokter spesialis anak sudah begitu banyak. Itu semua berawal dari yang sedikit.

Pediatri atau ilmu kesehatan anak ialah spesialisasi kedokteran yang berkaitan dengan bayi dan anak. Kata pediatri diambil dari dua kata Yunani kuno, paidi (παιδί) yang berarti "anak" dan iatros (ιατρός) yang berarti "dokter". Praktisi medis yang memiliki spesialisasi dalam pediatri dinamakan dokter anak. Sebagian besar dokter anak merupakan anggota dari badan nasional seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia, American Academy of Pediatrics, Canadian Pediatric Society, dan lainnya. Abraham Jacobi adalah bapak dari pediatri. Pediatri berbeda dengan kedokteran dewasa. Perbedaan fisik tubuh yang jelas dan kematangan pertumbuhannya menjadikan kesehatan anak berdiri sebagai spesialisasis tersendiri. Tubuh yang lebih kecil dari bayi memiliki aspek fisiologis yang berbeda dari orang dewasa. Aspek kedokteran lainnya ikut terpengaruh seperti defek kongenital, onkologi, dan immunologi. Sederhananya, menangani pasien anak bukan seperti menangani pasien dewasa "versi kecil". Masa kanak-kanak adalah periode pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan terbesar pada berbeagai organ tubuh. Pada abad ke-19 satu dari lima anak meninggal sebelum usia 5 tahun. Sebagian besar kematian itu diakibatkan oleh penyakit menular. Kini beberapa dari kematian itu dicegah dengan menyembuhkan penyakit saat hal itu terjadi. Sebagian besar dari mencegah penyakit dengan imunisasi. Dokter anak juga mencoba mencegah penyakit dan luka lain sebelum terjadi. Mereka mengajari orang tua mengenai keamanan dan gizi. Mereka bisa mengajari anak-anak yang lebih tua sedikit tentang menghindari luka atau kecanduan alkohol dan tembakau. Karena masa kecil ialah masa perubahan, pencegahan ialah bagian utama pediatri. (Wikipedia). 

Lantas bagaimana sejarah Dr Radja Kamaroedin? Seperti disebut di atas, Radja Kamaroedin dokter lulusan STOVIA tahun 1927 pada akhirnya menekuni tentang kesahatan dan penyakit anak yang menjadikannya dokter spesialis anak yang terkenal. Lalu bagaimana sejarah Radja Kamaroedin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Kamis, 24 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (437): Pahlawan Indonesia - Dr Tarip Siregar Peneliti Terbaik Hindia Belanda; Kakek Dr Sangkot Marzuki

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Tarip Siregar? Hanya sejumlah pihak yang mengenal nama Tarip Siregar sebagai dokter hewan. Sejarah Tarip Siregar tampaknya kurang terinformasikan. Padahal Dr Tarip Siregar pernah mendapat perhatian Pemerintah Hindia Belanda sebagai peneliti terbaik. Dr Tarip Siregar, lulusan sekolah kedokteran hewan Veeartsenschool di Buitenzorg (kini Bogor) tahun 1914 berhasil memberantas penyakit cacing pita pada ternah kerbau. Prestasi ini diberikan beasiswa kepada Dr Tarip Siregar melanjutkan studi kedokteran hewan di Universiteit te Utrecht 1927.

Dr Tarip Siregar adalah dokter hewan terkenal pada era Hindia Belanda. Itu semua karena hasil kerja kerasnya di lapangan dalam menangani kesehatan ternak di berbagai daerah. Ibarat masa kini, Dr Tarip Siregar terkenal seperti Prof Dr Sangkot Marzuki yang terkenal (Direktur Lembaga Eijkman Jakarta). Kedua nama ini memang ada kaitan. Dr Tarip Siregar adalah kakek dari Prof Dr Sangkot Marzuki. Dr Tarip Siregar menikah dengan saudara perempuan (kakak) Sanoesi Pane, sastrawan terkenal era Hindia Belanda. Satu dokter hewan lagi yang juga terkenal pada era Hindia Belanda adalah Dr Anwar lulus dari Veeartsenschool Buitenzorg tahun 1930 yang berhasil menyusun pedoman pengawasan daging hewan untuk diterapkan di seluruh wilayah Hindia Belanda hingga ke desa-desa (lihat De Indische courant, 27-06-1941). Dr Anwar adalah ayah dari Prof Dr Andi Hakim Nasoetion (rektor IPB Bogor 1978-1987).. 

Lantas bagaimana sejarah Tarip Siregar? Seperti disebut di atas, Dr Tarip Siregar pernah diakui Pemerintah Hindia Belanda sebagai peneliti terbaik. Apakah prestasi ini telah menurun kepada cucunya Prof Dr Sangkot Marzuki? Like Grandfather Like Grandson. Lalu bagaimana sejarah Tarip Siregar? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (436): Pahlawan Indonesia - Tan Boen Aan Insinyur Teknik Sipil; Detik-Detik Berakhir THS Bandoeng

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Tan Boen Aan bukanlah Tan Boen An tokoh politik di Medan. Tan Boen Aan adalah aktivis muda Tionghoa lulusan fakultas teknik THS di Bandoeng. Pada era pendudukan Jepang, Ir Tan Boen Aan cukup aman dan tetap mendapat tempat di dalam pemerintahan. Boleh jadi karena Ir Tan Boen Aan cukup dekat dengan golongan nasionalis. Satu tempat yang penting bagi Ir Tan Boen Aan adalah salah satu anggota DPR pada  era Republik Indonesia sebagai salah satu diantara perwakilan minoritas Cina/Tionghoa.

Tan Boen Aan atau Adil I[s]manto (lahir di Banjarnegara pada 14 Agustus 1918) adalah seorang politikus Tionghoa-Indonesia. Dari masa pendudukan Jepang sampai kemerdekaan Indonesia, ia menjabat sebagai insinyur Jawatan Pekerjaan Umum (irigasi wilayah Brantas). Ia tergabung dalam Partai Sosialis Indonesia. Pada masa Republik Indonesia Serikat, ia menjabat sebagai anggota DPR mewakili Jawa Timur. Pada masa Demokrasi Parlementer, tahun 1950-1959, ia menjadi salah satu dari delapan orang peranakan Tionghoa menjadi anggota legislatif, yang lainnya adalah Tan Po Gwan, Tjoa Sie Hwie, Tjung Tin Jan, Teng Tjin Leng, Siauw Giok Tjhan, Tjoeng Lin Sen (kemudian Tio Kang Soen), dan Yap Tjwan Bing (kemudian Tony Wen atau Boen Kim To). (Wikipedia)   

Lantas bagaimana sejarah Tan Boen Aan? Seperti disebut di atas, Tan Boen Aan adalah tokoh Cina/Tionghoa yang dibedakan dengan Tan Boen An di Medan. Tan Boen Aan adalah aktivis organisasi Tionghoa lulusan THS Bandoeng yang cukup dekat dengan golongan nasionalis yang menjadi passwordnya menjadi anggota DPR pada sidang ke-VI di Jogjakarta. Lalu bagaimana sejarah Tan Boen Aan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Rabu, 23 Februari 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (435): Pahlawan Indonesia - Sie Boen Lian; Sekolah Dokter di Soerabaja, Batavia, Praha; Sang Peneliti

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa Dr Sie Boen Lian? Tentulah tidak banyak yang mengingat namanya. Yang mengingat nama Dr Sie Boen Lian antara lain Leo Suryadinata dalam bukunya Prominent Indonesian Chinese: Biographical Sketches (edisi keempat, 2015) serta Leo van Bergen, Liesbeth Hesselink en Jan Peter Verhave di dalam buku mereka The Medical Journal of the Dutch East Indies 1852-1942. A platform for medical research (2017; yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia). Dr Sie Boen Lian juga merupakan dokter pribadi Soekarno selama Soekarno menjabat sebagai presiden.

Tidak semua dokter meneliti dan menulis hasil pemikiran dan penemuannya. Dokter-dokter yang aktif menulis dan produktif yang terkait dengan bidang kedokteran tidak banyak. Dari nama-nama yang ada pada era Hindia Belanda termasuk Dr Sie Boen Lian. Dokter-dokter lainnya yang cukup produktif adalah RM Sardjito, Achmad Mochtar, R Soesilo. Mohamad Amir, M Soetopo dan Loe Ping Kian. Sie Boen Lian lahir di Madiun, 1902. Sie Boen Lian belajar di NIAS di Soerajaya, kemudian di GHS Batavia. Bersama dua kolega dokter, ia mendirikan klinik pasien rawat jalan untuk keturunan Cina di Yogyakarta pada 1930, pada saat itu ia bekerja di rumah sakit Dr. Yap Hong Tjoen. Pada 1931, ia melakukan kunjungan singkat ke Cina untuk menangani korban banjir sebagai utusan pemerintah memenuhi permintaan Liga Bangsa-bangsa untuk mengirim dokter ke wilayah tersebut. Pada 1933 ia mendapat gelar PhD di GHS dengan disertasi berjudul “Phlyctaenen bij verschillende oogziekten”. Ia mendirikan praktik sendiri sebagai ahli oftalmologi swasta di Jakarta dan bertugas sebagai asisten pengganti di GHS. Pada 1941, ia dipekerjakan secara permanen oleh Jawatan Kesehatan. Ia menulis di GTNI selama periode 1928-1942, terutama tentang penyakit mata. Ia juga menulis banyak artikel dalam bahasa Jerman dan Inggris di jurnal-jurnal yang ditinjau sejawat. Ia aktif sebagai anggota komunitas Cina; sebagai ketua kehormatan dewan Central Chung Hsioh, yaitu serikat perkumpulan pemuda Cina berbahasa Belanda. Ia juga merupakan dokter pribadi Soekarno selama Soekarno menjabat sebagai presiden. Mungkin setelah jatuhnya Soekarno, ia menetap di Amsterdam sebagai ahli oftalmologi sampai ia meninggal pada 1970.

Lantas bagaimana sejarah Sie Boel Lian? Seperti disebut di atas, narasi sejarah Sie Boen Lian kurang terinformasikan meski namanya termasuk salah satu peneliti dan penulis produktif di bidang kedokteran. Jangan lupa, Dr Sie Boen Lian juga pernah menjadi dokter pribadi Presiden Soekarno. Lalu bagaimana sejarah Sie Boen Lian? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (434): Pahlawan Indonesia dan Dr Suharto Dokter Pribadi Ir Soekarno; Dokter Pribadi Jenderal Sudirman

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Guntur Soekarnoputra dukung dr Soeharto jadi pahlawan nasional. Itu judul berita di laman Yahoo.com hari ini (Antara, 22-02-2022). Lantas siapa Dr Soeharto? Seorang dokter Indonesia yang disebut sebagai dokter pribadi Ir Soekarno, Presiden RI. Sudah barang tentu, putra Bung Karno, Mohammad Guntur Soekarnoputra mengenal Dr Soeharto, tapi mungkin kurang mengenal Letnan Kolonel Suharto (Presiden RI berikutnya).

 

"Bahwa saya sangat setuju sekali bahwa dokter Soeharto dijadikan pahlawan nasional dan saya mendukung penuh," kata Guntut dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa. Abang dari Megawati Soekarnoputri ini dalam Seminar Nasional Pengusulan Calon Pahlawan Nasional yang diadakan secara hibrida, menceritakan bagaimana dokter Soeharto memang sosok penting bagi ayahnya, Presiden Soekarno. "Bahwa dokter Soeharto itu seorang yang berani pasang badan untuk keselamatan Bung Karno," ujarnya. Ia menceritakan, saat Belanda datang lagi dengan membonceng Sekutu, Soekarno adalah orang yang paling dicari dan akan dibunuh. Sehingga, harus melakukan penyamaran dan berpindah-pindah tempat. "Salah satu tempat yang paling aman buat Bung Karno adalah di kediamannya dokter Soeharto di Jalan Kramat Raya yang sekarang menjadi apotek. Di sana Bung Karno menginap malam-malam dari kejaran NICA," kata Guntur. Di acara yang sama, Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, mengatakan, hubungan yang baik antara dokter Soeharto dan Tabib Sher membuat beberapa petinggi sekutu membantu upaya menyelamatkan Bung Karno ketika mobilnya dicegat Tentara NICA dengan kepungan senjata. "Ketika NICA gagal membunuh Bung Karno karena bantuan tentara Sekutu yang berasal dari India, maka NICA melampiaskan kemarahannya dengan merusak mobil Bung Karno yang diperolehnya dari sumbangan dokter Suharto," kata dia. 

Lantas bagaimana sejarah Dr Soeharto? Seperti disebut di atas, Dr Soeharto adalah dokter pribadi Presiden RI Ir Soekarno. Sang dokter turut menjaga kesehatan Ir Soekarno dan bahkan turut menyelamatkan jiwa Ir Soekarno dari kerjaran Belanda/NICA? Untuk urusan yang berkaitan dengan NICA, apa iya? Lalu bagaimana sejarah Dr Soeharto? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.