Senin, 18 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (539): Pahlawan Indonesia - Raden Soejoed; Guru Hekker di Haarlem hingga Soejoed Hekker di Depok

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Narasi sejarah Indonesia begitu minim, tetapi begitu banyak pelaku sejarah yang tidak dinarasikan. Banyak pelaku sejarah yang telah berperan penting di awal kebangkitan bangsa Indonesia, namun banyak diantara nama-nama mereka pada masa ini tidak terlaporkan atau terberitakan. Seperti pada artikel-artikel sebelumnya siapa Raden Kamil dan siapa guru Hamsah, kini kita ditantang untuk menjawab pertanyaan siapa Raden Soejoed.

Pemerintah Hindia Belanda mengirim tiga guru muda plus satu guru senior ke Belanda untuk studi keguruan tahun 1874 namun tiga meninggal dan satu guru hanya menyelesaikan sebagia. Lalu Pemerintah Hindia Belanda tahun 1877 kembali mengirim tiga guru muda studi keguruan ke Belanda yakni Raden Kamil, Raden Soejoed dan Hamsah. Raden Kamil sukses, Hamsah gagal. Sementara Raden Soejoed meski lambat tetapi akhirnya berhasil menyelesaikannya. Di tanah air (Hindia) Hamsah menyelesaikan studinya yang gagal di Belanda. Akhirnya ketiga guru muda yang dikirim tahun 1877 menjadi guru dengan cara yang berbeda. Tiga guru tersebut juga berbeda dalam mengakhiri karir. Hamsah dipecat pemerintah karena dianggap melanggar melakukan les privat di rumahnya di Probolinggo. Meski Hamsah bermaksud baik untuk membantu yang membutuhkan tetapi pelanggaran tetap dianggap pelanggaran. Raden Kami setelah pensiun menjadi guru diangkat menjadi Inspektur Pendidikan Pribumi di Jawa yang menjadi paswordnya duangkat sebagai anggota Volksraad. Bagaimana dengan Raden Soejoed? Pada masih menjadi guru di Bandoeng memohon kepada pemerintah nama barunya Christian Soejoed dengan nama belakang yang baru Hekker. Setelah dengan nama baru, Raden Soejoed alias Christian Soejoed alias Christian Hekker menjadi guru di sekolah (misionaris) di Depok. Pribumi bernama Christian Hekker pada masa tuanya diketahui sebagai pendeta.

Lantas bagaimana sejarah Raden Soejoed? Seperti disebut di atas, Raden Soejoed yang studi keguruan di Belanda kemudian mengganti namanya menjadi Christian Hekker. Lalu bagaimana sejarah Raden Soejoed? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Barus, Tapanuli (7): Situs Bongal di Jalur Perdagangan Kuno Tapanuli; Lumut dan Djaga-Djaga Pintu Masuk ke Angkola

 

*Semua artikel Sejarah Barus, Tapanuli dalam blog ini Klik Disini

Belum lama ini ditemukan situs kuno di kawasan Teluk Tapanuli yang dinamai Situs Bongal. Dalam laman Dinas Kebudayaan & Pariwisata, Provinsi Sumatera Utara disebutkan situs Bongal telah ditetapkan sebagai cagar budaya dengan SK Kabupaten No. 2565/DISDIK/2021 yang berada di Desa Jago-jago, Bukit Bongal, Jago-jago, Kec Badiri, Kabupaten Tapanuli Tengah. Sudah barang tentu berita itu menarik minat dan telah menjadi perhatian Pemerintah Daerah Sumatera Utara dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

Situs Bongal adalah satu tempat yang akan mengubah historiografi (kesejarahan) Indonesia. Data arkeologis yang berhasil diungkap menunjukkan bahwa bukti-bukti awal interaksi para penghuni Kepulauan Nusantara dengan berbagai kawasan dunia lama yang telah memiliki peradaban tinggi seperti Timur Tengah, India, dan Cina. Hasil analisis pertanggalan menggunakan metode AMS didapat rentang angka tahun yang cukup tua, yang menjadi petunjuk kuat bahwa situs Bongal telah aktif dalam arus pelayaran dan perniagaan dunia sejak abad ke-6 M, hingga abad ke-10 M. Konsekuensi logis dari munculnya hasil pertanggalan absolut tersebut adalah situs purbakala dalam kurun sejarah tertua bukan lagi situs Lobu Tua (Barus), tetapi situs Bongal (di Desa Jago-jago). Mengingat data arkeologis tertua dari situs Lobu Tua (Barus) yang telah dianalisis pertanggalannya secara absolut berasal dari abad ke-9 M; sementara pertanggalan tertua di situs Bongal berasal dari abad ke-6 M. Situs Bongal sejauh ini adalah satu-satunya situs di Nusantara yang mengandung bukti tertua interaksi kawasan kepulauan ini dengan kawasan asal Islam (Timur Tengah). Bukti itu terwakili oleh keberadaan koin-koin perak (Dirham) dari para pemimpin daulah Umayyah dan Abbasyah, yang berasal dari kurun abad ke-7 M, hingga ke-9 M. Data lain yang memperkuat interpretasi telah terjalinnya interaksi antara Bongal dengan Timur Tengah sedini masa awal Islam adalah artefak-artefak yang bertitimangsa relatif dari abad ke-7 hingga ke-9 M, antara lain gerabah halus berglasir dari Persia dan wadah-wadah berbahan kaca yang diproduksi di kawasan Syam/Suriah (https://cagarbudaya.sumutprov.go.id).

Lantas bagaimana sejarah situs Bongal? Seperti disebut di atas, situs Bongal adalah situs yang belum lama ditemukan. Hasil penmuan yang ada di area situs seakan para arkeolog ditantang kembali untuk membuka lembar kepurbakalaan yang tersembunyi selama ini. Situs Bongal sendiri sesungguhnya tidak berada di remote area, tetapi berada di dalam kawasan peradaban kuno yang luas antara Barus di pantai barat dan Binanga di pantai timur. Lalu bagaimana sejarah area Situs Bongal? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 17 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (538): Pahlawan Indonesia - Guru Hamsah Studi ke Belanda; Kementerian Tak Miliki Sejarah Pendidikan

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada narasi sejarah pendidikan di Indonesia? Tampaknya belum ada. Memang sudah banyak yang menulis sejarah pendidikan di Indonesia, tetapi belum ada yang menarasikan sejarah pendidikan di Indonesia secara lengkap. Disebut lengkap jika semua elemen pendidikan terdapat dalam narasi dengan data yang akurat. Oleh karena itu, dalam hubungan ini, akan sangat sulit menemukan salah satu nama dari banyak nama, siapa Guru Hamsah?

Bagaimana narasi sejarah pendidikan di Indonesia dapat dibaca antara lain pada laman Kompas.com: Pendidikan di Indonesia telah ada sejak tahun 1901. Saat itu, Belanda mendirikan sekolah-sekolah untuk kalangan pribumi. Tujuannya adalah sebagai bentuk upaya dari kebijakan Politik Etis. Namun, seiring berjalannya waktu, sistem pendidikan sudah mulai berkembang, Tahun 1901, Belanda mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal bagi penduduk. Namun pendidikan formal dibagi berdasarkan kelas sosial dan keturunan. Baru anak pejabat dan bangsawan pribumi yang bisa mengenyam pendidikan formal. Sistem yang mereka perkenalkan yaitu dengan tingkatan sebagai berikut: Europeesche Lagere School, sekolah dasar bagi orang Eropa Hollandsch Inlandsche School (HIS), sekolah dasar bagi pribumi Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama Algemeene Middelbare School (AMS), sekolah menengah atas Lalu, sejak tahun 1930-an, pendidikan formal ini mulai dikenal hampir di semua provinsi. Namun kondisi ini berubah. Di masa pendudukan Jepang (1942-1945), sistem digantikan. Pertama, bahasa Indonesia dijadikan bahasa resmi pengantar pendidikan menggantikan bahasa Belanda. Kedua, sistem pendidikan diintegrasikan. Pendidikan berdasarkan kelas sosial yang sebelumnya berlaku dihapuskan. Ketiga, masa belajar diubah. Setelah sekolah dasar enam tahun, ada sekolah menengah pertama tiga tahun dan sekolah menengah tinggi tiga tahun. Pendidikan di masa Jepang jauh lebih buruk dibanding di masa Hindia Belanda. Pada tahun ajaran 1940/1941 (Hindia Belanda) jumlah sekolah dasar 17.848 buaah. Namun di akhir pendudukan Jepang (1944/1945), jumlah sekolah dasar menjadi 15.069 buah.

Lantas bagaimana sejarah guru Hamsah? Seperti disebut di atas, narasi sejarah pendidikan di Indonesia tidak pernah ditulis secara lengkap. Hal itulah mengapa setiap penulis berbeda-beda dalam menarasikannya seperti narasi sejarah di atas. Oleh karena itu, akan banyak pelaku sejarah pendidikan di masa lampau yang tidak dikenal, padahal mereka adalah pionir. Dalam hal ini apakah Kementerian Pendidikan tidak memiliki narasi sejarah pendidikan di Indonesia secara lengkap? Lalu bagaimana sejarah guru Hamsah? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (537): Pahlawan Indonesia dan Orang Melayu di Indonesia; Mengapa Bukan Usulkan Bahasa Indonesia?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Dalam isu bahasa Melayu diusulkan Malaysia agar bahasa Melayu menjadi bahasa resmi ASEAN, ada juga orang Indonesia yang mengusulkan bahasa Melayu. Mengapa bukan bahasa Indonesia yang diusulkan? Yang mengusulkan itu adalah Presiden Syarikat Melayu Indonesia. Bagaimana  bisa? Bukankah bahasa nasional Indonesia adalah bahasa Indonesia, yang dengan sendirinya secara dapat diusulkan bahasa (resmi) internasional.

Wadah orang Melayu di Indonesia dinamakan Syarikat (perkumpulan) Melayu Indonesia dan secara resmi diumumkan dengan dirilisnya pidato mukadimah Tengku Ryo Rizqan selaku Presiden Syarikat Melayu Indonesia pada 29 Syakban 1443 Hijriah bertepatan dengan hari Jum’at 1 April 2022. Tengku Ryo menjelaskan bahwa embrio Syarikat Melayu Indonesia ini lahir pada akhir tahun 2000 lalu dan kemudian berkembang menjadi sebuah komunitas non formal dengan berfokus pada bidang pemajuan pendidikan, ekonomi dan kebudayaan. "Komunikasi yang telah terjalin dengan masyarakat melayu di lintas daratan kepulauan dari ibukota hingga dusun-dusun di Indonesia dan juga mancanegara dalam kurun waktu lebih dari 20 tahun ini akhirnya membangkitkan semangat dan pemahaman akan pentingnya kebersamaan," ujarnya. Tengku Ryo menyampaikan beberapa persoalan yang tengah dihadapi oleh masyarakat Melayu Indonesia pada umumnya dan memerlukan langkah dan sikap nyata guna mencari solusi bagi permasalahan yang ada. "Keadaan atau persoalan yang dihadapai masyarakat Melayu di Indonesia ini penting disikapi dengan serius agar mampu memberikan solusi demi keberlangsungan hidup dan kehidupan masyarakat Melayu di Indonesia yang telah banyak memberikan banyak manfaat bagi kelangsungan dan kemajuan bangasa dan negara Indonesia sejak dulu, sekarang dan yang akan datang," jelas Tengku Ryo. Syarikat Melayu Indonesia membentangkan layarnya dengan semangat seluas resam setinggi marwah membawa harapan bagi masa depan masyarakat Melayu di Indonesia menuju masyarakat yang unggul dalam bidang pendidikan, ekonomi dan kebudayaan.(https://www.ketiknews.id/news)

Lantas bagaimana sejarah orang Melayu di Indonesia? Seperti disebut di atas, orang Melayu di Indonesia yang melalui ketuanya Syarikat Melayu Indonesia mengusulkan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi ASEAN. Itu satu hal. Hal lain, lLalu bagaimana sejarah orang Melayu di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 16 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (536): Pahlawan Indonesia-Tan Kiang Hong di Leiden;Chung Hwa Hui - Indische Vereniging di Belanda

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Jumlah orang Cina studi di Belanda dari waktu ke waktu terus meningkat, bahkan telah melampaui orang pribumi. Meski demikian, dua organisasi orang berasal dari Hindia (Indische Vereeniging/Perhimpoenan Indonesia dan Chung Hwa Hui) tetap dengan baik berinteraksi (saling mengundang). Dalam perkembangannya antara dua pihak ini menjadi bersifat asimetris di mata orang-orang Belanda yang studi di Belanda. Orang Belanda benci kepada orang Cina, Orang pribumi benci orang Belanda. Dalam konteks inilah muncul nama Tan King Hong di Belanda sebagai ketua Chung Hwa Hui.

Orgnisasi orang pribumi yang studi di Belanda dibentuk tahun 1908 yang dinisiasi oleh Radjioen Harahap gelar Soetan Casajangan. Saat pembentukan di kediaman Soetan Casajangan di Leiden hanya 15 orang yang hadir karena alasan yang berbeda-beda. Meski demikian ke-15 orang yang tengah studi di Belanda sepakat membentuk organisasi yang diberi nama Indische Vereeniging. Secara aklamasi diangkat ketua Soetan Casajangan dengan sekretaris Raden Soemitro. Tiga tahun kemudian orang Cina yang studi di Belanda membentuk organisasi yang diberi nama Chung Hwa Hui. Dalam pembentukan organisasi itu hadir sebanyak 14 orang. Ketua Chung Hwa Hui terpilih adalah Yap Hong Tjoen. Soetan Casajangan lahir di Padang Sidempoean, Yap Hong Tjoen lahir di Jogjakarta. Entah kebetulan, pada era Perang Kemerdekaan Indonesia di dua kota ini terjadi perlawanan yang heroik terhadap Belanda.

Lantas bagaimana sejarah Tan Kiang Hong? Seperti disebut di atas, Tan Kiang Hong melanjutkan studi ke Belanda dan kemudian menjadi ketua Chung Hwa Hui. Lalu bagaimana sejarah Tan Kiang Hong? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (535): Pahlawan Indonesia dan Melayunisasi di Semenanjung Malaya; Mandailing, Minang, Bugis, Jawa

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Seperti pada artikel sebelum ini, apa yang terjadi di Malaysia tidak sesederhana yang terkesan sekarang tetapi sungguh sangat kompleks. Sebaliknya di Indonesia seakan terkesan kompleks tetapi pada dasarnya berlangsung cukup sederhana. Hal itulah mengapa (negara) Malaysia menghadapai masalahanya sendiri hingga ini hari, sedangkan Indonesia sudah lama telah menyelesaikan masalahnya. Satu faktor penyebab awal di Semenanjung Malaya ada kekuatan kerajaan-kerajaan yang kemudian membentuk federasi dalam proses melayunisasi di (negara) Malaysia.

Jika di Semenanjung Malaya terjadi proses Melayunisasi, sebaliknya di Indonesia terjadi proses Indonesiasi. Jadi pada masa ini harus dilihat kedua negara telah memilih jalan hidupnya dari awal, yakni Melayunisasi di Malaysia dan Indonesiasi di Indonesia. Proses pembentukan Malaysia sendir berbeda dengan proses pembentukan Indonesia. Untuk proses pembentukan Indonesia sudah lama berlangsung yang dimulai dari Kongres Mahasiswa Hindia di Belanda tahun 1917, kemudian mengkristas pada Kongres Pemuda tahun 1928 dan lalu ditetapkan setelah kemerdekaan dalam Undang-Undang Dasar 1945. Lalu bagaimana dengan proses pembentukan Malaysia? Secara sadar disasdari oleh para pemimpin di Semenanjung Malaya (para sultan) bahwa ada perbedaan diantara pribumi yang akan berhadapan dengan persekutuan diantara orang-orang Cina dan India. Kekhawatiran para sultan dalam pembentukan federasi (Malaysia) diselesaikan dengan proses Melayunisasi untuk mengungguli kominitas Cina dan komunitas India.

Lantas bagaimana sejarah Melayunisasi di Semenanjung Malaya? Seperti disebut di atas, permasalahan yang dihadapi Malaysia sulit teratasi karena prosesnya sendiri telah selesai pada masa lampau yakni membedakan Melayu di satu pihak dan komunitas Cinda dan komunitas India di pihak lain. Lalu bagaimana sejarah Melayunisasi di Malaysia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.