Senin, 02 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (566): Pahlawan Indonesia dan Perjuangan Orang Indo di Hindia Belanda; Indier Menjadi Indonesier

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Pada era Pemerintah Hindia Belanda sudah menguat isu Orang Indo. Saat sebelum terbentuk nama Indonesia, orang Indo masih diasosiasikan dengan Orang Hindia (Indiers). Dalam hal ini Indiers termasuk pribumi dan orang Timur Asing seperti Cina dan Arab. Dalam fase inilah terjadi perjuangan para Indo/Belanda berjuang untuk memisahkan Hindia dari (kerajaan) Belanda. Salah satu tokoh penting Indo/Belanda adalah EF Douwes Dekker alias Dr Setia Budi (kini menjadi Pahlawan Nasional). Namun dalam perkembangannya perjuangan para Indo/Belanda melemah/dilemahkan hingga muncul pejuang pribumi yang mengidentifikasi sebagai Indonesiers.

Orang Indo (Indo-Europeanen, Eropa-Hindia) adalah kelompok etnik Mestizo yang ada (atau pernah ada) di Indonesia dan sekarang menjadi kelompok etnik minoritas terbesar di Belanda. Kelompok etnis ini dicirikan dari kesamaan asal usul rasial, status legal, dan kultural. Kaum Indo merupakan keturunan campuran antara orang dari etnik tertentu di Eropa (terutama Belanda, tetapi juga Portugal, Spanyol, Jerman, Belgia, dan Prancis/Huguenot) dengan fenotipe Eropa dan orang dari etnik non-Eropa tertentu di Hindia Belanda/Indonesia. Secara hukum, sebagian besar berstatus sebagai warga Eropa di Hindia Belanda (Europeanen). Mereka menjunjung nilai-nilai budaya Eropa (terutama Belanda) dengan banyak pengaruh lokal Indonesia pada derajat tertentu dalam kehidupannya sehari-hari. Meskipun demikian, ke dalam kelompok etnik ini dimasukkan pula orang Eropa yang datang dan menetap cukup lama di tanah Indonesia atau yang lahir di Indonesia, karena di antara kalangan kaum keturunan campuran sendiri terdapat rentang fenotipe yang luas, sehingga faktor penampilan tidak bisa dijadikan satu-satunya pembatas untuk kelompok etnik ini. Kelompok berdarah campuran adalah mereka yang biasa dikenal sebagai orang Indo, Mesties (Bld.), atau Mestizos (Port.), sedangkan mereka yang "berdarah murni" Eropa dikenal sebagai totok (Mel.), blijvers (Bld.), atau kreol. Istilah "orang Indo" dalam penggunaan bahasa Indonesia masa kini mengalami pergeseran arti dan dipakai secara taksa (ambigu). Sebutan ini juga digunakan untuk menyebut semua orang Indonesia — sebagai kependekan dari "orang Indonesia" — sekaligus juga untuk menyebut peranakan campuran orang Indonesia dengan bangsa lain, tanpa melihat latar belakang asal usul non-Indonesianya, yang tidak harus Eropa.  (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah perjuangan Orang Indo/Indier di Indonesia? Seperti disebut di atas, perjuangan orang Indo/Indier berjuang untuk membebaskan diri lepas dari kerajaan Belanda. Namun dalam perkembangannya orang pribumi yang mengidentifikasi diri sebagai orang Indonesiers yang meneruskan perjuangan hingga benar-benar merdeka dari (penjajahan) Belanda. Lalu bagaimana sejarah perjuangan Orang Indo/Indier di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (565): Pahlawan Indonesia dan Nasionalisasi di Indonesia; Pemerintah Hindia Belanda hingga Era RI

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Sejarah nasionalisasi adalah sejarah yang panjang di Indonesia, sejak era Pemerintah Hindia Belanda hingga era Republik Indonesia. Namun sejarah nasionalisasi di Indonesia kurang mendapat perhatian. Dalam laman Wikipedia, deskripsi nasionalisasi hanya tertulis seadanya dan hanya satu paragraf. Sementara proses nasionalisasi adalah bagian sejarah nasional Indonesia, yang bahkan telah dimulai sejak awal era Pemerintah Hindia Belanda. Pergantian Pemerintah Hindia Belanda ke Pemerintah Repunlik Indonesia bukanlah soal nasionalisasi tetapi pergantian rezim.

Nasionalisasi adalah proses pengalihan kepemilikan (perusahaan atau bangunan properti lainnya) dari milik pribadi/swasta menjadi milik umum. Apabila suatu perusahaan dinasionalisasi, negara yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Selain itu para pegawainya menjadi pegawai negeri. Lawan dari nasionalisasi adalah privatisasi. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nasionaalisasi di Indonesia? Seperti disebut di atas, nasionalisasi di Indonesia sudah dimulai sejak awal era Pemerintah Hindia Belanda, perubahan status privat menjadi milik negara. Proses nasionalisasi ini juga berlangsung, terutama secara intens pada awal pengakuan kedaulatan Indonesia pada masa. Lalu bagaimana sejarah nasionalisasi di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 01 Mei 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (564): Pahlawan Indonesia - Kapan Nama Bahasa Indonesia? Kongres Pemuda1926 Kongres Pemuda1928

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Bahasa Indonesia merujuk pada bahasa asal, Bahasa Melayu. Sebagai Bahasa Indonesia, kapan nama itu diberikan? Ada kesan pada masa kini, nama Bahasa Indonesia baru diberikan pada saat Kongres Pemuda 1928, Namun yang sebenarnya Kongres Pemuda 1928 telah mengukuhkan nama Bahasa Indonesia sebagai bahasa kebangsaan, tetapi nama Bahasa Indonesia sendiri sudah muncul sebelumnya.

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional dan resmi di seluruh Indonesia. Ini merupakan bahasa komunikasi resmi, diajarkan di sekolah-sekolah dan digunakan untuk disiarkan di media elektronik dan digital. Dengan penutur bahasa yang besar di seantero negeri beserta dengan diaspora yang tinggal di luar negeri, bahasa Indonesia masuk sebagai salah satu bahasa yang paling banyak digunakan di seluruh dunia. Selain dalam skala nasional, bahasa Indonesia juga diakui sebagai salah satu bahasa resmi di negara lain seperti Timor Leste. Bahasa Indonesia juga secara resmi diajarkan dan digunakan di sekolah, universitas maupun institusi di seluruh dunia, terutama di Australia, Belanda, Jepang, Korea Selatan, Timor Leste, Vietnam, Taiwan, Amerika Serikat, Inggris, dll. Memiliki keterikatan sejarah yang panjang dengan bangsa-bangsa Eropa khususnya sejak era kolonialisme, beberapa kosakata Indonesia telah diserap ke dalam beberapa bahasa Eropa, terutama bahasa Belanda dan Inggris. Bahasa Indonesia sendiri juga memiliki banyak kata serapan yang berasal dari bahasa-bahasa Eropa, terutama dari bahasa Belanda, Portugis, Spanyol, dan Inggris. Bahasa Indonesia juga memiliki kata serapan yang berasal dari bahasa Sanskerta, Tionghoa, dan Arab yang membaur menjadi elemen dalam bahasa Indonesia yang terpengaruh karena adanya faktor-faktor seperti aktivitas perdagangan maupun religius yang telah berlangsung sejak zaman kuno di wilayah kepulauan Indonesia. Dasar bahasa Indonesia baku adalah bahasa Melayu Riau. Dalam perkembangannya, bahasa ini mengalami perubahan akibat penggunaannya sebagai bahasa kerja di lingkungan administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20. Penamaan "bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa". Proses ini menyebabkan berbedanya bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang digunakan di Riau dan kepulauan maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, bahasa Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan bahasa asing. (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah nama Bahasa Indonesia? Seperti disebut di atas, Bahasa Indonesia adalah nama baru yang merujuk pada bahasa asal bahasa Melayu. Bahasa Indonesia kini telah menjadi bahasa internasional. Lalu bagaimana sejarah nama Bahasa Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (563): Pahlawan Indonesia dan Guru Kahar Masjhoer Studi di Belanda 1912;Guru Soetan Casajangan 1911

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Siapa guru Kahar Masjhoer? Tampaknya tidak ada yang pernah menulisnya. Kahar Masjhoer adalah lulusan sekolah guru (kweekschool) di Fort de Kock. Pada tahun 1910 Kahar Masjhoer melanjutkan studi ke Belanda dan lulus tahun 1912. Meski bukan guru lulusan Fort de Kock studi ke Belanda, tetapi Kahar Masjhoer adalah yang pertama lulus dengan akta guru. Sebelum Kahar Masjhoer lulus akta guru, Soetan Casajangan tahun 1911 lulus ujian akta guru kepala.

Sekolah guru (kweekschool) Fort de Kock pada tahun 1878 di gedung baru (yang kini menjadi SMU 2 Bukittinggi). Pada tahun 1879 sekolah guru (kweekschool) Padang Sidempoean dibuka (sebagai pengganti sekolah guru di Tanobato, yang telah didirikan sejak tahun 1862). Saat pembukaan sekolah guru Padang Sidempoean yang menjadi direktur adalah Harmsen yang dipindahkan dari sekolah guru Fort de Kock. Hal ini terjadi karena Willem Iskander, pendiri sekolah guru Tanobato yang berangkat kembali ke Belanda untuk studi akta guru kepala dikabarkan meninggal di Belanda tahun 1876. Pada tahun 1881 seorang guru baru yang belum lama diangkat di sekolah guru Probolinggo, Charles Adrian van Ophuijsen dipindahkan ke sekolah guru Padang Sidempoean. Selama delapan tahun di Padang Sidempoean, lima tahun terakhir sebagai direktur. Charles Adrian van Ophuijsen, direktur sekolah guru Padang Sidempoean diangkat sebagai Inspektur Pendidikan Pribumi di Pantai Barat Sumatra di Padang. Saat menjadi Inspektur Pendidikan, Charles Adrian van Ophuijsen diangkat menjadi guru besar di Universitas Leiden dalam bidang pengajaran bahasa Melayu.

Lantas bagaimana sejarah Kahar Masjhoer? Seperti disebut di atas, Kahar Masjhoer adalah lulusan sekolah guru Fort de Kock yang berhasil meraih akta guru di Belanda. Apakah Kahar Masjhoer terhubung dengan Charles Adrian van Ophuijsen dan Soetan Casajangan? Lalu bagaimana sejarah Kahar Masjhoer? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 30 April 2022

Sejarah Menjadi Indonesia (562): Pahlawan Indonesia dan Perserikatan Sumatra; Tidak Semua Melayu, Sumatra Tidak Semua Islam

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Hingga ini hari masih banyak penulis sejarah yang tidak bisa membedakan (organisasi) Perserikatan Sumatra (Sumtranen Bond) dengan organisasi Jong Sumatranen Bond. Dua organisasi ini adalah dua organisasi yang berbeda. Perserikatan Sumatra (Sumatranen Bond) adalah organisasi senior sedangkan Jong Sumatranen Bond adalah organisasi junior (pemuda). Kurang lebih sama dengan Boedi Oetomo (senior) dan Jong Java (junior).  Dinamika Sumatranen Bond berbeda dengan dinamika Boedi Oetomo.

Jong Sumatranen Bond adalah perkumpulan yang bertujuan untuk mempererat hubungan di antara murid-murid yang berasal dari Sumatra, mendidik pemuda Sumatra untuk menjadi pemimpin bangsa serta mempelajari dan mengembangkan budaya Sumatra. Perkumpulan ini didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB memiliki enam cabang, empat di Jawa dan dua di Sumatra, yakni di Padang dan Bukittinggi. Beberapa tahun kemudian, para pemuda Batak keluar dari perkumpulan ini dikarenakan dominasi pemuda Minangkabau dalam kepengurusannya. Para pemuda Batak ini membentuk perkumpulan sendiri, Jong Batak. Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan orang. Salah satu diantaranya ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali, yang mengatakan bahwa Sumatra belum matang bagi sebuah politik dan umum. Tanpa menghiraukan suara-suara miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan perkumpulan sendiri. Kaum tua di Minangkabau menentang pergerakan yang dimotori oleh kaum muda ini. Mereka menganggap gerakan modern JSB sebagai ancaman bagi adat Minang. Aktivis JSB, Bahder Djohan menyorot perbedaan persepsi antara dua generasi ini pada edisi perdana Jong Sumatra.(Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Perserikatan Sumatra (Sumatranen Bond)? Seperti disebut di atas, banyak penulis yang tidak bisa membedakan antara Sumatranen Bond di satu sisi dan Jong Sumatranen Bond di sisi lain. Apakah ada kaitan Sumatranen Bond dengan Bataksche Bond? Lalu bagaimana sejarah Sumatranen Bond sendiri? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Menjadi Indonesia (561): Pahlawan Indonesia–Melayu Serumpun vs Serumpun Melayu; Austronesia, Melanesia, Polinesia

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini

Penggunaan kata serumpun selama ini dipersepsikan biasa-biasa saja. Namun kata serumpun tersebut belakangan ini menjadi hangat terbicarakan. Hal ini sehubungan dengan masalah hubungan antara Malaysia dan Indonesia tentang isu (bahasa) Melayu. Kata serumpun sendiri menurut KBBI adalah (1) satu nenek moyang; satu keturunan; (2) sekumpulan (sekelompok) yang berasal dari satu induk (tentang tumbuhan, bahasa). Lalu isu Melayu itu dalam penggunaan kata serumpun dihubungkan dengan ras: Austronesia, Melanesia dan Polinesia.

Rumpun bahasa adalah sekumpulan bahasa-bahasa yang mempunyai perintis yang sama yaitu bahasa purba dari rumpun tersebut. Seperti halnya rumpun biologis, bukti keterhubungan antara bahasa-bahasa serumpun dapat diamati dari karakteristik bahasa-bahasa tersebut. Sebuah rumpun bahasa yang dapat diidentifikasi dengan tepat adalah sebuah kesatuan filogenetis yang berarti bahwa semua dari anggota rumpun bahasa tersebut diturunkan dari sebuah perintis dan semua bahasa turunannya dimasukkan ke dalam rumpun tersebut. Sebagian besar bahasa-bahasa di bumi adalah anggota dari sebuah rumpun bahasa, tetapi ada juga bahasa-bahasa (seperti bahasa isolat yang keterhubungannya dengan bahasa lain tidak diketahui atau dipertentangkan). Konsep rumpun bahasa didasarkan dari anggapan bahwa seiring dengan berjalannya waktu sebuah bahasa akan perlahan-lahan pecah menjadi bermacam-macam logat yang masing-masing pada akhirnya menjadi sebuah bahasa baru. Namun, persilsilahan bahasa lebih kabur daripada persilsilahan biologis karena bahasa dapat lebih mudah bercampur (baik karena kontak bahasa, penaklukan, atau perdagangan) sedangkan spesies biologis umumnya tidak dapat bersilang seperti itu. Pada kasus bahasa kreol dan bahasa campuran lainnya perintis dari bahasa tersebut berjumlah lebih dari satu. Namun kasus seperti ini bukanlah mayoritas dan kebanyakan bahasa yang ada di bumi dapat digolongkan secara jelas (Wikipedia).

Lantas bagaimana sejarah Melayu Serumpun atau Serumpun Melayu? Seperti disebut di atas, isu kata serumpun ini mengemuka dan semakin intens dibicarakan dalam hubungannya natara Indonesia dan Malaysia. Lantas bagaimana sejarah Melayu Serumpun atau Serumpun Melayu? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.