*Untuk melihat semua artikel Sejarah Surakarta/Solo dalam blog ini Klik Disini
Jauh sebelum ada lapangan terbang dibangun di
(wilayah) Soerakarta, Soesoehoenan sudah pernah naik pesawat, tetapi di tempat
lain. Lapangan terbang fase awal dibangun di wilayah Jawa berada di Tjililitan,
Kalidjati dan Andir. Setelah itu baru diperluas ke Semarang dan Gresik. Lantas
mengapa tidak ada gagasan yang muncul untuk membangunnya di Soerakarta?
Bandar Udara Internasional Adisumarmo adalah bandar udara yang terletak di kabupaten Boyolali. Bandar udara ini berlokasi sekitar 14 km di utara Kota Surakarta. Bandara ini dulu bernama Pangkalan Udara (Lanud) Panasan, karena terletak di kawasan Panasan. Bandara ini dibangun pertama kali pada tahun 1940 oleh Pemerintah Belanda sebagai lapangan terbang darurat. Ketika bala tentara Jepang masuk ke Indonesia bandara tersebut sempat dihancurkan oleh Belanda namun dibangun lagi oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1942 sebagai basis militer penerbangan angkatan laut (Kaigun Bokusha). Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia penyelenggaraan bandara dilaksanakan oleh “Penerbangan Surakarta” yang diresmikan pada tanggal 6 Februari 1946. Pada tanggal 1 Mei 1946, Penerbangan Surakarta sejak berubah menjadi “Pangkalan Udara Panasan” yang hanya diperuntukkan penerbangan militer. Pangkalan udara tersebut pertama kali digunakan secara resmi untuk penerbangan komersial pada tanggal 23 April 1974 yang dilayani oleh Garuda Indonesia dengan rute Jakarta-Kemayoran-Solo & Solo-Jakarta-Kemayoran dengan frekuensi 3-kali seminggu. Pada tanggal 25 Juli 1977, “Pangkalan Udara Panasan” berubah nama menjadi “Pangkalan Udara Utama Adi Sumarmo” yang diambil dari nama Adisumarmo Wiryokusumo, adik dari Agustinus Adisucipto (Wikipedia).
Lantas bagaimana sejarah lapangan terbang di
Soerakarta, bermula 1938? Seperti disebut di atas, lapangan terdekat dari
wilayah Soerakarta bermula di Semarang. Namun pada akhirnya dibangun di
Jogjakarta di Magoewo. Bagaimana dengan di Soerakarta? Lalu bagaimana sejarah lapangan
terbang di Soerakarta, bermula 1938? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe,
semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan
sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.