Senin, 22 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (6): Sekolah Pemerintah untuk Siswa Pribumi; Pendidikan Ala Eropa Belanda vs Pendidikan Awal untuk Pribumi


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Sejarah modern pendidikan Indonesia berlatar belakang sekolah tradisi pada era Pemerintah Hindia Belanda. Sekolah Eropa/Belanda menjadi rujukan sekolah pribumi yang diperkuat pondasi sekolah/pendidikan tradisi. Pendidikan sendiri adalah proses berkelanjutan, hanya bahasa dan aksara yang digunakan yang berbeda. Pendidikan bagi orang Indonesia bagian dari proses mencerdaskan bangsa.


‘Jalan ke Arah Barat’: Sejarah Sekolah di Serang (1833-1942). 18/09/2022. Sekolah pertama kali didirikan di Serang adalah sekolah untuk bangsa Eropa, Europeesche Lagere School (ELS), dibangun tahun 1833. Beberapa anak pribumi, alasan melanjutkan pendidikan ke sekolah lebih tinggi seperti HBS, MULO, AMS, atau STOVIA, diizinkan belajar di ELS. Empat anak patih menes: Achmad, Muhammad, Hasan, dan Husein, antara tahun 1892-1897 diterima. Pada tahun 1899-1904, 5 pelajar dari Serang: Agus Adehan, Mas Sastrasudirja, R. Usadiningrat, R. Jasnudin, dan Mas Suraatmaja juga diberi izin. Namun demikian, baru tahun 1876 Pemerintah Kolonial mendirikan sekolah pribumi di Serang, hampir sama dengan tahun pendirian sekolah serupa yang ada di Lebak, dan Caringin. Komisi Sekolah Pribumi di Serang dibentuk tahun 1876. Salah seorang anggota Komisi ini adalah Bupati Serang, Condro Negoro. Tahun 1897 Pemerintah Kolonial mengeluarkan keputusan membagi sekolah pribumi ini menjadi dua jenis berlandaskan peraturan pemerintah tahun 1893 yang menetapkan reorganisasi sekolah pribumi menjadi sekolah pribumi kelas satu dan sekolah pribumi kelas dua. Sekolah kelas satu hanya dapat dinikmati oleh murid-murid yang orang tuanya memiliki jabatan dan status sosial sangat tinggi, seperti Raja, Sultan, Bupati, patih, wedana, jaksa kepala, adjunct controleur, penghulu kepala, kepala kantor pos, kepala stasion kereta, maupun saudagar. Anak-anak pamong praja tingkat rendah, seperti juru tulis, mantri garam, mantri cacar, mantri air, mantri guru, kepala sipir, harus puas untuk belajar di sekolah kelas dua. (https://bantenologi.uinbanten.ac.id/)

Lantas bagaimana sejarah sekolah pemerintah untuk siswa pribumi? Seperti disebut di atas, ketika sekolah dasar Eropa/Belanda maju pesat, baru sekolah dasar pribumi mulai bangkit. Bangkitnya dimana? Peta dulu dan peta sekarang berbeda. Pendidikan ala Eropa/Belanda vs pendidikan untuk pribumi. Lalu bagaimana sejarah sekolah pemerintah untuk siswa pribumi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (6): Teluk Gradjagan, Tempo Doeloe Gragiagan; Kampong Proa di Pantai Selatan Jawa (Kini Nama Purwo)


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Apakah ada nama teluk Grajakan di Malang? Ada, tidak di pantai selatan Jawa, tetapi di tengah kota Malang. Bagaimana bisa? Teluk Grajakan di Malang adalah nama jalan. Namun bagi orang Banyuwangi nama teluk Grajakan seharusnya ditulis sebagai teluk Gradjagan. Apakah orang Banyuwangi juga benar? Tempo doeloe disebut teluk Gragiagan. Di bagian dalam teluk ini terdapat satu kampong Bernama Proa. Apakah nama Proa menjadi Purwo?


Purwoharjo adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Banyuwangi. Ada 8 desa yang terletak di kecamatan Purwoharjo, yaitu: Bulurejo, Glagah Agung, Grajagan, Karetan, Kradenan, Purwoharjo, Sidorejo, Sumberasri. Wilayah kecamatan ini dilewati oleh beberapa Sungai Setail sepanjang 6,3 Km. Kawasan Ekowisata Mangrove Bedul atau yang lebih dikenal sebagai Mangrove Bedul adalah kawasan hutan bakau yang berada di Dusun Bloksolo, Desa Sumberasri. Lokasinya terletak di antara wilayah Taman Nasional Alas Purwo dan Pantai Grajagan. Dinamai Bedul karena banyaknya ikan bedul atau ikan gabus yang memiliki sirip di punggungnya. Hutan bakau ini memiliki 27 spesies bakau yang menjadikannya sebagai hutan bakau dengan spesies terlengkap di Indonesia. Hutan bakau ini juga menjadi habitat aneka satwa seperti monyet, biawak, burung bangau, elang laut dan belibis. Bahkan pada bulan-bulan tertentu terdapat sekitar 16 jenis burung migran dari Australia, di antaranya cekakak suci (Halcyon chloris/Todirhampus sanctus), burung kirik-kirik laut (Merops philippinus), trinil pantai (Actitis hypoleucos), dan trinil semak (Tringa glareola). (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah teluk Gradjagan, tempo doeloe Gragiagan? Seperti disebut di atas kini Gradjakan ditulis Grajakan. Nama awal seperti apa? Ada yang menulis Gragiagan. Di dalam teluk ada nama kampong Proa di pantai selatan Jawa (kini nama Purwo). Lalu bagaimana sejarah teluk Gradjagan, tempo doeloe Gragiagan? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Minggu, 21 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (5): Pendidikan Tradisi Penduduk - Sekolah Modern Aksara Latin; Aksara Jawi, Aksara Jawa dan Aksara Batak


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Dalam sejarah awal pendidikan di Indonesia (baca: sejak era Nusantara) pada dasarnya tidak pernah berhenti. Pendidikan melalui sekolah adalah tradisi yang diwariskan. Setiap wilayah memiliki caranya sendiri dalam menyelenggarakan Pendidikan, menggunakan bahasa sendiri dengan aksara sendiri. Kehadiran orang Eropa, sejak masa Portugis hingga VOC/Belanda penyelenggaraan Pendidikan penduduk terus berlangsung. Introduksi aksara Latin sejak masa Portugis hanyalah elemen tambahan dalam Pendidikan di Nusantara (baca: Hindia Timur).  


Dari Surau ke Sekolah Kolonial, Beginilah Sejarah Pendidikan Formal di Indonesia. HarapanRakyat.com. 5 September 2022. Sejarah pendidikan formal di Indonesia pertama kali dari tradisi pesantren bernama Surau. Surau memiliki peran penting. Surau tempat semacam masjid sebagian besarnya berdiri di Sumatera Barat, yakni Bukittinggi. Keterangan Bung Hatta, penduduk sekitar Sumatera Barat sebagian lapisannya mengerti huruf Arab. Hal ini sebagai tanda Surau merupakan sistem pendidikan populer dalam kebudayaan masyarakat Bukittinggi. Seiring datangnya Belanda pergeseran Surau menjadi sekolah kolonial sempat membawa masalah dalam tradisi masyarakat adat, tidak memperbolehkan anak untuk sekolah ke tempat tersebut. Sekolah kolonial itu hanya terisi sebagian keluarga elit modern. Pertentangan yang terjadi perbedaan kebudayaan soal pendidikan. Pemangku Surau menganggap sekolah kolonial produk orang kafir. Sekolah tersebut mengajarkan ilmu-ilmu yang tidak ada dalam ajaran agama. Akan tetapi hal ini terus mengalami dinamika dan perkembangan pesat. Kelompok yang pro terhadap Surau, menganggap sistem pendidikan kolonial ini tercipta untuk menarik tenaga kerja murah dari orang-orang pribumi, mereka alumni sekolah orang bule ini tidak jauh akan menjadi profesi rendahan juru ketik, yang berasal dari ras kulit putih, memiliki kedudukan dan jabatan yang tinggi. Para Kiai Surau mengatakan mereka yang sekolah ke lembaga kolonial, siap-siaplah menyakiti perasaan orang tuanya. Sebab, sebagian orang dari pribumi dan lulus dari sekolah ini kebanyakan bersifat pembangkang. (https://www.harapanrakyat.com/)

Lantas bagaimana pendidikan tradisi penduduk hingga sekolah modern aksara Latin? Seperti disebut di atas, Pendidikan bagi pribumi sejak era Nusantara tidak pernah berhenti hingga kehadiran orang Eropa yang mengintroduksi aksara Latin. Tiga aksara tradisi di tengah penduduk antara lain aksara Jawi, aksara Jawa dan aksara Batak. Lalu bagaimana sejarah sekolah pribumi, pendidikan tradisi hingga pendidikan modern aksara Latin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (5): Sungai Setail di Wilayah Banyuwangi Berhulu di Gunung Raung; Air Mengalir Sampai Jauh ke Teluk


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Dimana itu sungai Setail banyak yang tidak tahu? Di Wikipedia hanya samar-samar ditulis dan hanya sekadarnya saja. Disebut Kali Setail adalah sebuah sungai di bagian tenggara pulau Jawa. Sungai ini mengalir di wilayah timur pulau Jawa yang beriklim muson tropis. Hany itu. Okelah, toh juga orang Banyuwangi bangga dengan sungai Setail sebagai sungai terpanjang di wilayah Banyuwangi.

 

Sudah Tahu Belum? Inilah 3 Sungai Terpanjang di Banyuwangi, Nomor 1 Bukan Sungai Tambang Tapi…15 Januari 2023. BondowosoNetwork.com. Daerah di Jawa Timur memiliki banyak sungai dengan panjang yang berbeda-beda. Sungai terpanjang di Jawa Timur adalah sungai Madiun yang terletak di kota Madiun yaitu dengan panjang sungai 76.50 Km. Selain Madiun, Banyuwangi juga memiliki 6 sungai dengan panjang yang berbeda. Selain memiliki sejarah 0tertentu, sungai-sungai ini menjadi tumpuan hidup bagi masyarakat di sekitarnya. Lantas, sungai apa saja yang terpanjang di Banyuwangi? 1. Sungai Setail. Pada urutan pertama terdapat Sungai Setail dimana sungai ini menjadi sungai terpanjang di Banyuwangi. Panjang sungai Setail mencapai 49.50 Km. 2. Sungai Baru. Selain sungai Setail, pada urutan kedua ada sungai Baru yang termasuk ke dalam sungai terpanjang di Banyuwangi. Panjang dari sungai Baru mencapai 36.70 Kmr. 3. Sungai Bajulmati. Sungai Bajulmati termasuk ke dalam sungai terpanjang yang ada di Banyuwangi. Panjang sungai Bajulmati mencapai 32.79 kilometer, sehingga termasuk pada urutan ketiga sungai terpanjang di Banyuwangi. Itulah 3 sungai terpanjang di Banyuwangi, Jawa Timur. (https://bondowoso.jatimnetwork.com/)

Lantas bagaimana sejarah sungai Setail di wilayah Banyuwangi berhulu di gunung Raung? Seperti disebut di atas, sungai Setail adalah sungai terpanjang di wilayah Banyuwangi. Sepanjang berapa? Air mengalir sampai jauh hingga ke teluk Blambangan. Lalu bagaimana sejarah sungai Setail di wilayah Banyuwangi berhulu di gunung Raung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sabtu, 20 Mei 2023

Sejarah Pendidikan (4): Awal Sekolah Dasar Berbahasa Belanda bagi Anak-Anak Eropa; Sekolah Pribumi Layu sebelum Berkembang


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Pendidikan dalam blog ini Klik Disini

Pada masa pendudukan Inggris, tidak ada sekolah pemerintah. Artinya, pemerintah tidak secara langsung terlibat dalam pengembangan penmdidikan di Hindia, namun secara tidak lansung memberi keleluasan dan pemberian izin. Pemerintah di Hindia, baru terlibat langsung dalam pengembangan pendidikan, pasca pendudukan Inggris (setelah Pemerintah Hindia Belanda dipulihan). Pemerintah tidak hanya Pendidikan bagi orang Eropa/Belanda juga untuk kaum pribumi.


Sistem Pendidikan di Era Belanda Kompas.com. 18/08/2021. Kompas.com. Pada abad ke-16, Portugis mendirikan sekolah bertujuan untuk memberikan pendidikan baca, tulis, dan hitung. Ketika Belanda masuk, kegiatan mengajar yang dilakukan Portugis mulai berhenti digantikan dengan sekolah yang didirikan Belanda. Tahun 1627, Belanda memperluas pendidikan di Pulau Jawa dengan mendirikan sekolah.  Abad ke-19, Belanda sudah mendirikan sebanyak 20 sekolah untuk pribumi. Tahun 1899, Gubernur Jenderal Hindia Belanda van Deventer menerapkan Politik Etis. Salah satu kebijakan adalah edukasi dan pendidikan. Belanda kemudian mendirikan beberapa sekolah untuk kalangan pribumi, baik kelas bawah, menengah, maupun tingkat tinggi. Perkembangan pendidikan mulai lebih progresif setelah tahun 1900. Pendidikan dasar meliputi jenis sekolah dengan pengantar bahasa Belanda, bahasa daerah, dan sekolah peralihan pendidikan lanjutan yang meliputi pendidikan umum dan kejuruan. Akan tetapi, meskipun kalangan pribumi diperbolehkan untuk bersekolah, perbedaan perilaku terhadap rakyat bumiputra masih ketara.  Untuk memasuki sekolah tertentu, rakyat masih dipersulit berbagai aturan. Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, mulai memperkenalkan sistem pendidikan formal pada rakyat. Europeesche Lagere School (ELS) atau sekolah dasar bagi orang Eropa. ELS adalah sekolah dasar diperuntukkan bagi keturunan Belanda. Sekolah ini pertama kali didirikan pada 1817. (https://www.kompas.com/)

Lantas bagaimana sejarah perkembangan sekolah dasar berbahasa Belanda anak-anak Eropa? Seperti disebut di atas dalam permulaan keterlibatan pemerintah dalam pendidikan pada dasarnya tidak hanya sekolah Eropa/Belanda juga sekolah untuk pribumi. Namun sekolah pribumi layu sebelum berkembang. Lalu bagaimana sejarah perkembangan sekolah dasar berbahasa Belanda anak-anak Eropa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah Banyuwangi (4):Gunung di Wilayah Banyuwangi,gunung Raung berapi meraung; Gunung Baluran Suatu Pulau Tempo Doeloe


*Untuk melihat semua artikel Sejarah Banyuwangi dalam blog ini Klik Disini

Gunung Baluran adalah sebuah gunung di Jawa Timur berketinggian 1.247 M. Gunung ini secara administratif tempo doeloe masuk Banjoewangi, tetapi kini kabupaten Situbondo. Gunung Baluran merupakan gunung paling timur di Pulau Jawa.  Gunung Baluran hanyalah gunung rendah tetapi memiliki sejarah penting di wilayah Banyuwangi. Gunung tertinggi di Banyuwangi adalah gunung Raung.

 

Gunung Raung puncak tertinggi: 3.344 M, gunung berapi kerucut. Kawasan gunung masuk dalam wilayah tiga kabupaten di wilayah Besuki, yaitu Banyuwangi, Bondowoso dan Jember. Secara geografis, berada dalam kawasan pegunungan Ijen dimana gunung Raung tertinggi. Gunung Raung sendiri merupakan gunung tertinggi ketiga di Jawa Timur setelah Gunung Semeru dan Gunung Arjuno. Kaldera Gunung Raung merupakan kaldera kering yang terbesar di Pulau Jawa dan terbesar kedua di Indonesia setelah Gunung Tambora di Nusa Tenggara Barat. Terdapat empat titik puncak, yaitu Puncak Bendera, Puncak 17/Puncak Bendera (3.159 M), Puncak Tusuk Gigi, (3.300 M) dan yang tertinggi Puncak Sejati (3.344 M). Dilihat dari vegetasinya, Gunung Raung memunyai kawasan hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous atau hutan gunung. Letusan Gunung Raung bertipe letusan Strombolian, yaitu letusan kecil tetapi terus-menerus mengeluarkan pijar. Gunung Raung juga memiliki sistem kawah yang terbuka, yang menyebabkan lava pijar yang dihasilkan akan kembali ke dalam kawah dan kecil kemungkinan meluber keluar kaldera. Sejarah letusan 1586 (?) catatan paling awal. Letusan Gunung Raung yang terjadi tahun 1593, 1597, 1638, 1730, sekitar tahun 1804, 1812-1814, sekitar tahun 1815, 1817, 1838, 1849, 1859, 1860, 1864, 1881, 1885, 1890, 1896, 1897, 1902, dan 1903, 1913, 1915, 1916, 1917, 1921, 1924, dan 1924, 1827, 1928, 1929, 1933, 1936, 1937, 1938-1939, 1940, 1941 (Wikipedia)

Lantas bagaimana sejarah gunung di wilayah Banyuwangi, gunung Raung berapi meraung? Seperti disebut di atas gunung Raung kerap meletus. Bunyi rauangan dari puncak gunung pada masa lampau partanda ada letusan (terdengar tetapi tidak terlihat), Mengapa? Dalam hal ini gunung Raung terkenal dari bunyinya, sementara gunung Baluran tempo doeloe adalah suatu pulau yang dalam sejarah navigasi pelayaran perdagangan sangat penting. Lalu bagaimana sejarah gunung di wilayah Banyuwangi, gunung Raung berapi meraung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.