Kota Buitenzorg adalah salah satu destinasi wisata utama di masa lampau terutama bagi orang-orang Eropa/Belanda yang tinggal di Batavia. Dengan meningkatnya kebutuhan wisatawan dalam hal akomodasi, pengadaan penginapan terus berkembang: mulai dari losmen lalu meningkat menjadi hotel.
Het nieuws van den dag voor Ned.-Indie, 21-05-1923 |
Dari tiga hotel pertama
yang pernah ada di Kota Buitenzorg di masa doeloe hanya satu yang masih tersisa
hingga ini hari di Kota Bogor, yakni: Hotel Salak, The Heritage. Bagaimana
kehadiran hotel-hotel tersebut dan bagaimana keberlangsungan Hotel Dibbets yang
menjadi Hotel Salak sejak dari awal hingga sekarang ada baiknya ditelusuri
secara komprehensif. Mari kita lacak!
Buitenzorg: Tempat Peristirahatan
Villa kembar, cikal bakal Istana Buitenzorg (1771) |
Istana Buitenzorg, sebelum hancur akibat gempa (lukisan 1834), |
Pada tahun 1834 terjadi gempa besar
yang mengakibatkan Istana Buitenzorg hancur total. Baru pada tahun 1850 istana
dibangun kembali yang mana bentuk arsitektur istana tersebut merupakan bentuk
yang bisa kita lihat pada masa ini.
Bataviasche courant, 10-07-1819 |
M. Franks mengiklankan di surat
kabar Bataviasche courant, 10-07-1819 telah menyediakan losmen (logement) dan
rumah penginapan (lodging house) yang ditujukan bagi warga sipil dan termasuk
wisatawan. Dimana letak losmen dan rumah penginapan ini di Buitenzorg tidak
diketahui jelas.
Bataviasche courant, 08-07-1820 |
Setahun kemudian muncul nama
Gerald Cobben pemilik losmen di Buitenzorg dan juga memperkenalkan hotel (baru)
yang ditujukan kepada warga sipil termasuk wisatawan (Bataviasche courant, 08-07-1820).
Dimana letak losmen dan
rumah penginapan ini di Buitenzorg tidak diketahui jelas. Sehubungan dengan
kehadiran Gerald Cobben muncul pertanyaan? Apakah Gerald Cobben telah
mengakuisisi losmen dan rumah penginapan milik M. Franks lalu mengubah rumah
penginapan menjadi hotel?
Bataviasche courant, 14-12-1825 |
Iklan Mr. Cobben ini
menunjukkan suatu indikasi, lokasi rumah yang berada di Kampung Empang, diduga
losmennya itu juga tidak jauh dari tempat itu. Lantas, jika losmen ini berada
di kampung Empang, dimana posisi ‘gps’nya?
Hotel Pertama di Buitenzorg: Hotel Bellevue
Java-bode:voor Nederlandsch-Indie, 21-05-1853 |
Pada tahun 1853 di
Buitenzorg dilaporkan keberadaan Hotel Bellevue. Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 05-01-1853 memberitakan bahwa hotel tersebut telah
diakusisi oleh W. Hamstra. Hotel Bellevue juga disebut sebagai Logement
Bellevue. Selain Hotel/losmen Bellevue di Buitenzorg juga dilaporkan terdapat
losmen di Kota Batoe (lihat Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 21-05-1853). Dalam berita ini, hanya dua losmen ini yang
disebutkan dan tidak ada losmen lainnya di Buitenzorg.
Hotel Bellevue te Buitenzorg, 1867 |
Java-bode:, 21-05-1875 |
Bagian belakang Hotel Bellevue, 1872 |
Last but not least: Raden Saleh (pelukis terkenal), tidak lama setelah kembali ke tanah airnya dari perjalanan kedua ke Eropa, Raden Saleh meninggal di Buitenzorg, dimana Raden Saleh telah membangun rumah di tanah yang berada persis di belakang Hotel Bellevue dengan pemandangan indah yang terkenal, sungai Tjisadane dan gunung Salak. Raden Saleh meninggal tahun di Buitenzorg (kini Bogor) pada tanggal 23 April 1880.
Hotel du Chemin de Fer: Merujuk
Hotel Bellevue
Java-bode: voor Nederlandsch-Indie, 29-07-1872 |
Hotel du Chemin de Fer, 1880 |
Hotel du Chemin de Fer, 1880 |
Hotel Bellevue dan Hotel du Chemin
de Fer Diakuisi SS
Hotel Bellevue yang
keberadaannya telah dilaporkan tahun 1853 pada tahun 1920 dikabarkan telah
diakuisisi oleh Perusahaan Kereta Api Negara, Staatsspoorwegen (SS).
Pembelian Hotel Bellevue ini bersamaan dengan akuisisi Hotel du Chemin de Fer.
Pembelian dan penjualan dua hotel terjadi pada awal krisis ekonomi (resesi).
Algemeen Handelsblad, 12-11-1920: ‘Dari
Java Bode dikutip bahwa Jasa Layanan Kereta Api Negara, Hotel du Chemin de Fer dan
Hotel Bellevue telah dibeli di Buitenzorg senilai 5 ton emas. Kedua hotel ini sekarang
akan dimodernisasi, yang mana Bellevue dengan pemandangan pegunungan yang megah
dan indah akan mengalami renovasi besar-besaran’.
Alasan penjualan dua
hotel ini kepada SS tidak diketahui dengan jelas, apakah di mata pemiliknya
masing-masing hotel ini tidak menguntungkan atau tertarik menjual karena
tawaran harga tinggi dari SS? Yang jelas, segera SS mengakuisisi dua hotel ini
muncul perdebatan di surat kabar. Tampaknya lebih banyak yang kontra dan
menganggap SS telah melakukan kesalahan.
Haagsche courant, 12-06-1922: ‘Pemerintah
dan operator hotel, telah diperdebatkan mengenai kasus pembelian hotel di Buitenzorg.
Muncul pertanyaan apakah pembelian hotel du Chemin de Fer dan hotel Bellevue di
Buitenzorg dilakukan dengan pemikiran bahagia, sebab di Buitenzorg kini telah
dibangun hotel besar dan modern, Hotel Amerika dengan pengaturan dan desain kamar.
Pembelian ini jika maksudnya untuk pariwisata mungkin sangat diragukan dan apakah
ini dibenarkan terkait dengan dana belanja bangsa untuk pembelian dan perbaikan
dua hotel tua. Di dalam banyak perdebatan, mereka bertanya apakah keadaan
genting sekarang kas negara tidak dipaksa untuk dirogoh dalam menghabiskan
lebih anggaran/’.
Polemik yang terjadi di
publik lambat-laun mereda, SS jalan terus mengoperasikan dua hotel tua.
Tampaknya SS coba mengintegrasikan kinerja layanan kereta api dengan
meningkatkan arus wisatawan Batavia-Buitenzorg dan Bandoeng. Namun seperti yang
dikhawatirkan publik, akuisisi dua hotel ini hampir bersamaan dengan
pembangunan hotel besar dan mewah di Buitenzorg. Hotel besar yang disebut American
Hotel adalah dengan membangun baru di eks Hotel Pension ‘Simon’ yang berada di
depan Istana Buitenzorg.
Oleh karena hotel du Chemin de Fer pemiliknya
SS dan lokasinya berada persis di seberang stasion kereta api Buitenzorg, adakalanya
nama hotel du Chemin de Fer disebut Railway Stasion Hotel.
Het nieuws van den dag voor Ned-Indie, 20-08-1925 |
Bagaimana dengan Hotel
Bellevue. Tampaknya aman dan pengoperasiannya tetap diteruskan SS untuk
mendongkrak pendapatan kereta api. Untuk meningkatkan layanan kereta api dan
akomodasi wisatawan, pada tahun 1930 Hotel Bellevue dilakukan renovasi. Butuh
waktu delapan tahun upaya renovasi sejak pembelian hotel tersebut. Namun
demikian, hasil renovasi Hotel Bellevue bukannya untuk mempanjang usia
pengoperasian yang dilakukan oleh SS, malah sebaliknya pada tahun 1932 de nieuw
Hotel Bellevue harus ditutup (seperti nasib hotel du Chemin de Fer/Railway
Stasion Hotel).
Het Vaderland : staat- en
letterkundig nieuwsblad, 15-09-1932: ‘Hotel chain Negara. Bandung. Surat kabar AID
melaporkan bahwa karena kebangkrutan Nederlandsch Indie Hotel Vereeniging,
Hotel Royale di Batavia dan Hotel Bellevue di Buitenzorg yang berada di bawah pengoperasian
SS dalam waktu dekat Hotel Bellevue akan ditutup. Agaknya, Hoofdbureau Bosch yang
akan menggunakan. Sejumlah pejabat SS juga mengusulkan untuk menutup Hotel Royale’.
Het nieuws van den dag voorNed-Indie, 15-10-1918
|
Dengan demikian, di Buitenzorg hanya
tinggal satu lagi hotel (Eropa). Hotel tersebut adalah eks Hotel Pension ‘Simon’
yang berubah wajah menjadi American Hotel yang berada di depan Istana
Buitenzorg. Hotel ini kelak disebut Hotel Salak, The Heritage.
Hotel Buitenzorg 1860-1890
Ketika seorang wisatawan
berkunjung dengan menumpang kereta kuda ke Buitenzorg, sebelum tiba di Hotel
Bellevue, sang wisatawan bernama P. Van Diest menyebut melewati kantor Asisten
Residen dan logement bernama ‘Buitenzorg’. Kisah perjalanan ini ditulisanya
dalam buku berjudul Een Reistochtje van Batavia naar Buitenzorg yang
diterbitkan Penerbit CG Stemler, Amsterdam, 1872.
Pada tahun 1853 di Buitenzorg dilaporkan
keberadaan Hotel Bellevue (Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor
Nederlandsch-Indie, 05-01-1853). Hotel ini dimiliki oleh W. Hamstra. Hotel du Chemin de Fer kali pertama
dilaporkan tahun 1872 dan dibuka 8 Agustus 1872 (Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 29-07-1872). Pemiliknya, dua orang
Prancis bernama G. Breau dan JJ. Leroux. Logement ‘Buitenzorg’ paling tidak sudah ada setelah adanya Hotel
Bellevue dan sebelumnya adanya Hotel du Chemin de Fer. Logement ‘Buitenzorg’.
Kapan pastinya Logement ‘Buitenzorg’
dioperasikan? Ini yang akan ditelusuri.
Pada tahun 1860 Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 18-02-1860 memuat
iklan T. Kuijt. Di dalam iklannya, pemasang iklan (Kuijt) menyatakan Hotel
Buitenzorg akan dibuka tangga 1 Maret. Hotel ini letaknya dua rumah setelah
Kantor Residen Buitenzorg. Deskripsi ini sesuai dengan gambaran yang ditulis
oleh P. Van Diest (1872).
Dimana posisi ‘gps’ Hotel Buitenzorg
itu? Jika itu dua rumah setelah kantor Residen berarti posisi hotel ini persis
berada di gedung Balai Kota Bogor yang sekarang. Dua rumah yang dimaksud adalah
posisi ‘gps’ Hotel Salak yang sekarang. Dua rumah tersebut besar kemungkinan
rumah pejabat/pegawai pemerintah atau para planter.
Hotel Buitenzorg ini
tidak berdiri sendiri. Hotel ini terintegrasi dengan stasion kereta kuda
(paardenposterij) untuk melayani kereta (wagen) dan kuda (paarden). Stasion
kereta kuda Buitenzorg ini terhubungan dengan stasion kereta kuda di Batavia
yang berada di Hotel Des Indies. Hotel ini tidak lain hotel yang berada di
samping Istana Gubernur Jenderal di Batavia (Istana Presiden RI yang sekarang).
Keterangan ini terbaca dalam iklan yang dimuat surat kabar Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 15-08-1860. Ini
menjelaskan bahwa dua hotel dan dua stasion kereta kuda tersebut menghubungkan
dua istana (di Batavia dan di Buitenzorg).
Logement bernama Hotel Buitenzorg,
selain stasion kereta kuda juga melayani tempat tinggal (huis), kandang kuda
(stal) dan kandang kuda di luar (bijgebouwen). Hotel ini berada di Groote weg
(lihat maklumat dalam surat kabar Bataviaasch handelsblad, 15-07-1865).
Logement Hotel
Buitenzorg melayani para pelanggannya hingga tahun 1872 ketika Mrs Niggebrugge (yang besar kemungkinan janda
dari T. Kuijt) ingin menjual Hotel Buitenzorg sebagaimana terbaca dalam iklan yang
dimuat dalam surat kabar Java-bode: nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie,
16-08-1872. Tampaknya sulit terjual. Dalam iklan Java-bode: nieuws, handels- en
advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 03-11-1875 Mrs Niggebrugge mengubah
statusnya dari ‘dijual’ menjadi ‘disewakan’. Akhrnya Mrs Niggebrugge menggunakan
jasa profesional (John Pryce & Co.) untuk menjualnya melalui iklan dalam Bataviaasch
handelsblad, 15-07-1876. Kemudian terjual. Namun pada tahun 1881 Hotel
Buitenzorg telah dialihmilikkan kepada Wed. Vogelposl (Bataviaasch handelsblad,
23-12-1881).
Pada tahun 1883 beralih kepemilikan
kepada FA Schussler yang kemudian
melelang Hotel Buitenzorg beserta semua perabotan yang ada (Java-bode: nieuws,
handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 01-05-1883). Pembelinya
adalah J. Muhlnickel dan mengoperasikannya dengan tetap menggunakan nama Hotel
Buitenzorg. Iklan Hotel Buitenzorg yang dipasang oleh J. Muhlnickel dalam surat
kabar Bataviaasch handelsblad, 21-06-1890 merupakan iklan yang terakhir tentang
Hotel Buitenzorg. Sejak ini juga keberadaan Hotel Buitenzorg tidak pernah
terdengar kabar berita lagi dan menghilang selamanya.
Hotel Pension Simon, American Hotel
dan Hotel Dibbets
Hotel Bellevue
dilaporkan kali pertama tahun 1853. Hotel Buitenzorg dibuka tahun 1869 dan Hotel du Chemin de Fer didirikan tahun
1872. Hotel Bellevue dan Hotel
du Chemin de Fer masih eksis ketika Hotel Buitenzorg menghilang sejak 1890. Hanya
tinggal dua hotel di Buitenzorg: Hotel
Bellevue dan Hotel du Chemin de Fer. Di area sekitar Istana Buitenzorg
tidak ada lagi penginapan (hotel).
Setelah sekian lama, pada tahun 1913
di sekitar/depan Istana Buitenzorg muncul hotel baru, namanya Hotel Pension ‘Simon’.
Hotel ini dimiliki oleh G. Th. Simon. Alamatnya Djalan Besar (dalam bahasa
Melayu) t/o ‘sLandsplantentuin (lihat De Preanger-bode, 28-08-1913). Hanya itu
iklan yang muncul. Boleh jadi itu iklan perkenalan sekaligus menandakan
dibukanya hotel di sekitar/depan Istana Buitenzorg.
Pada tahun 1918 muncul
di surat kabar Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 15-10-1918 suatu
penyataan yang memberitahukan telah berdiri NV American Hotel dengan kapital
f200.000. NV American Hotel ini akan membangun hotel baru di lokasi Hotel
Pension Simon milik G. Th. Simon & Co. Terkait dengan pembangunan hotel
tersebut G. Th. Simon & Co. bekerjasama dengan Jhr, EA Dibbets. Perusahaan
baru ini dengan susunan pengurus: Jhr. EA Dibbets sebagai Director; E, Lankhout
dan G. Th. Simon masing-masing sebagai Commisaaris. Penjelasan NV American
Hotel ini dapat dibaca dalam surat kabar De Preanger-bode, 25-07-1919.
De Preanger-bode, 25-07-1919: ‘NV Amerika-Hotel.
NV American Hotel pada bulan April didirikan di Bandung, dengan modal f150.000 dengan
saham f500 per lembar yang akan membangun senilai f40.000 dan membeli tanah f145.000,
yang terletak di Jalan Raya Pos Batavia-Sukabumi, berlawanan taman rusa dari
Gubernur Jenderal, sekitar 5 menit berjalan kaki dari Stasion Buitenzorg,
termasuk semua bangunan yang berdiri, yang bernama Hotel Pension Simon hingga 30
April. Sejak 1 Mei oleh Bapak EA Dibbets yang bergairah tentang bisnis hotel. menjalankan
operasi, oleh karena itu, atas nama NV American.Hotel. Dengan demikian, pendapatan
Hotel Pension Simon sekarang sudah keseimbangan yang menguntungkan cukup untuk
membayar semua bunga obligasi yang cepat dan pemegang saham apapun untuk
mengubah dividen menguntungkan. Untuk masalah NV G Th. Simon & Co kantor
Administrasi di Bandung yang harga pembelian f145.000 dana yang hilang. Setelah
pembayaran f85.000 oleh pemegang obligasi segera dilakukan penyelesaian dengan Kantor
administrasi Simon & Co bersedia untuk menghabiskan untuk konstruksi baru
dari hotel. Untuk desan dan konstruksi ditugaskan oleh hotel kepada LO
Varkevisser senilai f124.000, konstruksi baru ini segera dimulai. Pembangunan
hotel dibuat modern, terdiri dari dua ruang resepsi besar, sebuah galeri besar,
ruang makan dan ruang biliar, 50 kamar tidur, teras di pinggir jalan, dll dan
akan siap dalam waktu 14 bulan. Pembangunan yang akan dilakukan dibuat para
tamu daripadanya sesedikit mungkin terganggu, dan karena itu akan ada
kelambatan dalam perusahaan. Sebagai jaminan untuk pinjaman obligasi, plot
didefinisikan lebih tinggi membentang seluas 8.640 M2. Termasuk semua bangunan
yang ada, serta pengaturan kesehatan hotel yang ada untuk bertaruh kita
mendengar disebut emisi sebesar f85.000 tujuh persen obligasi hipotek’.
Pembangunan hotel baru
ini dibuat modern yang dilakukan secara bertahap untuk menggantikan Hotel
Pension Simon seluas 8.640 M2. Pekerjaan desain dan konstruksi dilakukan oleh
arsitek LO Varkevisser senilai f124.000. Dalam pekerjaan proyek ini, aktivitas
Hotel Pension Simon tetap berlangsung meski ada gangguan bagi para pengunjung
hotel. Pada tahun 1921 perusahaan baru membuat iklan yang mana nama hotel
sebagai American-Hotel dengan alamat Hotel Pension Simon (Het nieuws van den dag
voor Nederlandsch-Indie, 09-02-1921).
Tidak diketahui mengapa hotel baru
ini belum selesai sesuai waktunya. Besar dugaan akibat krisis ekonomi memberi
dampak kepada para pemilik saham dan terjadi konsolidasi saham. Hal ini juga
terjadi sebelumnya (1920) yang mana dua pemilik hotel terdahulu Hotel Bellevue
dan Hotel du Chamin der Fer yang melego hotel masing-masing dan dibeli oleh SS
(perusahaan kereta api negara). Jhr, EA Dibbets salah satu pemilik saham diduga
telah membeli semua saham-saham NV. American Hotel. Nama hotel kini
bernama Hotel Dibbets v/h American Hotel
dan secara pribadi dikelola oleh E/ Dibbets (De Preanger-bode, 24-08-1922).
Akhirnya hotel baru yang
didasarkan atas pendirian NV. American Hotel, ternyata nama hotelnya bukan
American Hotel tetapi dengan nama baru Hotel Dibbets yang akan diresmikan pada hari
Minggu tanggal 20 Mei (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 16-05-1923).
Dalam pendirian perusahaan sebelumnya, Jhr, EA Dibbets adalah pemilik saham
terbesar yang jauh melebihi saham G. Th. Simon, pemilik hotel terdahulu Hotel
Pension Simon (De Preanger-bode, 25-07-1919).
Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 21-05-1923: ‘Hotel ™ Dibbets te Buitenzorg. Pada hari Senin
pertama di Buitenzorg Hotel Dibbets Hotel yang baru dan indah dibuka. Sejak pagi
hari tamu berdatangan, di bawah alunan kuartet string. Penerimaan dilakukan malam:
bunga, musik, champagne, pidato dan wanita cantik dari pukul 7 sampai 9 makan
malam. Yang hadir dalam resepsi tersebut Asisten Resident mewakili pemerintah, Pastor
Sternenberg (setidaknya di resepsi): Otoritas sekuler, anggota Dewan Bürer; wakil-wakil
dari Perdagangan, Industri, Pariwisata. Dan juga Pers: Aneta dan KW (mungkin
maksudnya wartawan kawakan Karel Wijbrand). Sir Dibbets tokoh pebisnis mengadakan pidato, seperti pidato tahta. Aku
hanya setengah telinga untuk mendengarkan, karena saya pikir, saya baca saja di
koran hari Selasa setelah semua. Tapi aku tahu bahwa hotel ini nyaman, dengan
ruang marmer yang indah; nyaman, sangat bersih kamar, kamar mandi yang baik dan
kesempatan lain, salah satu masakan yang sangat baik di bawah pengawasan khusus
dari Ibu Dibbets sendiri, layanan besar dan harga menengah. Ini akan
dilengkapi: pemandangan indah Taman Rusa di depan Istana; satu lokasi pusat
baik di jalan besar: Garden, Gereja RK dan Gereja Protestan, Sekolah Ursulin
Sekolah, Stasiun. Lalu ada tempat duduk yang baik teras di lantai atas menghadap
wajah Garden Road dan mengejutkan indah. Selanjutnya yang luar biasa
Buitenzorg: lampu listrik! Karena ini tempat masa depan dengan air hidup: la
houille blanehe. Lampu pengap dan panas, lampu gas, kini lampu listrik datang! Sekarang,
Hotel Dibbets ada: dua dinamo besar bekerja siang dan malam, menghalau
kegelapan, dan mengisi cadangan akumulator. Saya percaya bahwa hotel ini,
dengan lima puluh kamar yang nyaman dengan pengawasan Eropasch dan pemimpin
yang handal akan mendapatkan satu tempat kehormatan di tempat tamu di Residentie
ini. Bangunan baru, cantik dihiasi, dan saya sudah mengatakan semuanya rapih,
belum lagi dapur. Selama sembilan jam kami duduk untuk makan dan makan malam.
Bagaimana kita berpesta, tertawa, minum, pidato, menggoda! Dan tarian setelah
itu, dan lagi disediakan sampanye, sebagai fotografer Jerman mengatakan
sesungguhnya: Buitenzcrg menyandang namanya malam itu dengan kehormatan!
Sebagai teman lama saya Dibbets hotelnya mengharapkan saya datang sekali setiap
minggu! Aku berharap dia sukses! KW’.
Sejak hotel ini berubah
manajemen menjadi nama Hotel Dibbets, iklan secara intens dilakukan dengan
tetap memberikan keterangan v/h American Hotel. Sejak awal Juli keterangan
American Hilang mulai dihilangkan dan digunakan secara tunggal nama Hotel Dibbets.
Lantas kemudian muncul persoalan; Hotel Dibbets bersaing dengan Hotel Bellevue
secara tidak sehat. Hotel Dibbets mungkin merasa dirugikan tetapi pemerintah
daerah justru lebih dirugikan. Persoalannya adalah soal urusan pajak.
Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 18-07-1923: ‘Hotel Dibbets di Buitenzorg adalah perusahaan
swasta. Oleh karena itu pemilik membayar pajak, baik pajak pemerintah dan pajak
kota. Dan bahwa persaingan pribadi dipengaruhi oleh hotel SS yang ada pajak tetapi
tidak harus membayar, dan juga semua semi-resmi kunjungan, seperti baru-baru
ini para anggota misi Jepang, takhta untuk dia! Bahwa negara seperti urusan serupa
ini tidak dapat diterima. Kita setuju dengan rekan kami. Itu SS Hotel kerugian
bulanan dalam jumlah besar hampir biaya setengah juta (!), Ambil roti dari
mulut orang rajin, dan uang dari saku warga, harus dibubarkan. Hotel Dibbets
adalah hotel modern yang bagus, cukup luas untuk orang asing yang mengunjungi
Buitenzorg untuk kebutuhan akomodasi’.
Jhr, EA Dibbets dan
kawan-kawan menggagas suatu perkumpulan hotel. Asosiasi yang dibentuk ini diselenggarakan
di Grand Hotel te Djokja yag menghasikan kesepakatan dan nama asosiasi adalah Bond
van Hotelhouders (ABHINI). Dalam hal ini yang menjabat sekretaris bendahara
adalah E Dibbets (De Indische courant, 22-01-1925).
Jonkheer EA Dibbets tiba-tiba dikabarkan
telah meninggal dunia hari Jumat di Buitenzorg dalam usia 63 akibat serangan
jantung. Emile Auguste Dibbets alias Jhr. Dibbets Sr. direktur Hotel Dibbets
meningglkan seorang istri dan sembilan anak. Dikuburkan hari Sabtu yang turut
dihadiri rekan-rekannya dari ABHINI (Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 26-01-1925).
Jonkheer EA Dibbets
telah tiada. Bisnis hotel dijalankan oleh istri dan anak-anaknya. Pada tahun
ini (1925) Hotel du Chemin der Fer ditutup. Di Buitenzorg hanya tinggal dua
hotel Eropa. Dalam perkembangannya pada tahun 1931 Hotel Dibbets mengangkat C.
Walter menjadi direktur yang sebelumnya sebagai direktur Hotel Brastagi (Bataviaasch
nieuwsblad, 11-12-1931. Pada tahun 1932 menyusul Hotel Bellevue ditutup.
Jaringan hotel SS di Buitenzorg tamat dan hotel Eropa hanya tinggal tunggal
yakni Hotel Dibbets. Sehubungan dengan eks Hotel Bellevue dialihkan untuk
gedung dewan kabupaten, maka perusahaan milik negara (NI Escompto Maatschappij)
yang selama ini berkantor di hotel tersebut harus keluar dan memilih berkantor
di Hotel Dibbets (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 02-04-1932)
Untuk sekadar tambahan di Buitenzorg
muncul hotel baru yang terdeteksi pada tahun 1930. Hotel ini diberi nama Hotel
Ceres yang beralamat di Pledang weg 30 (lihat Het nieuws van den dag voor
Nederlandsch-Indie, 25-08-1930). Sejak pertengahan tahun 1931 nama hotel ini
menghilang.
Dalam perkembangannya,
nama Hotel Dibbets adakalanya ditulis dengan Hotel Bellevue-Dibbets (Algemeen
Handelsblad, 20-01-1934). Ini suatu indikasi bahwa SS pemilik Hotel Bellevue
yang ditutup besar kemungkinan telah membeli sebagian besar saham dari Hotel
Dibbets. Ini dimulai sejak kepindahan NI Escompto Maatschappij yang sebelumnya
berkantor di Hotel Bellevue kemudian pindah ke Hotel Dibbets. Sebagaimana
diketahui NI Escompto Maatschappij adalah milik negera sebagaimana juga SS
adalah milik negara.
Untuk sekadar tambahan di Buitenzorg:
setelah Hotel Ceres menghilang muncul hotel baru yang terdeteksi pada tahun 1932.
Hotel ini diberi nama Hotel Keijzer yang beralamat di Pledang weg 33. Hotel ini
dikelola oleh Mevr. WA. Keijzer (Bataviaasch nieuwsblad, 13-05-1932). Hotel ini memanfaatkan view gunung Salak. Hotel
ini mengklaim sebagai hotel klas-2 dengan pengawasan standar Eropa. Hotel ini
masih eksis dan menghilang sejak pendudukan Jepang.
Keberadaan Hotel Dibbets
Buitenzorg masih terus eksis hingga datangnya pendudukan Jepang. Nama hotel adakalanya
ditulis sebagai Hotel Dibbets-Bellevue. Namun tidak diketahui dengan jelas
apakah semua saham di hotel tersebut milik pemerintah atau berbagi saham dengan
(keluarga) pemilik lama, keluarga Dibbets.
Pada masa pendudukan Jepang hingga
pasca Proklamasi Kemerdekaan RI (17-08-1945) keberadaan Hotel Dibbets atau
Hotel Dibbets-Belleveu atau Hotel Bellevue-Dibbets tidak terdeteksi. Pada tahun
1948 (era perang/saat Belanda kembali), hotel yang berada di Grootr weg No. 8
telah berubah nama menjadi Hotel Salak dengan alamat Jalan Raya No.8 (lihat Het
dagblad: uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia, 26-02-1948). Berdasarkan
pendataan pemerintah tahun 1952 Hotel Salak dimasukkan Kategori-B, sedangkan
penginapan-penginapan yang lain yang ada di Bogor masuk Kategori-D (Java-bode:
nieuws, handels- en advertentieblad voor Nederlandsch-Indie, 06-02-1952). Pada
tahun 1856 diberitakan bahwa Hotel Salak ini dioperasikan oleh NV. Salak Hotel
dengan direktur Jo Kim Tjian. Nama baru hotel ini, Hotel Salak disebut namanya
hingga ini hari.
Kini, wujud Hotel Dibbets
masih terlihat utuh sebagaimana wujud hotel ini ketika kali pertama muncul dan diresmikan
sebagai hotel baru di Buitenzorg pada tahun 1923. Sebagaimana dikabarkan pasca
pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda (1950an) hotel ini disebut dengan nama
Hotel Salak. Pada tahun 1998 nama hotel Salak diperkaya dengan menambahkan
co-brand The Heritage sehingga Hotel Dibbets yang lahir tahun 1923 kini dikenal
sebagai Hotel Salak: The Heritage. Sebutan heritage (warisan) pantas disandang hotel
ini ketika di berbagai tempat di Kota Bogor bermunculan hotel-hotel baru. Anda
ingin berlibur ke Bogor? Jangan lupa: Hotel Salak, warisan dari Hotel Dibbets
di masa lampau.
Last but not least: Hotel Pasar Baroe terdapat di Pasar Bogor di Babakan Pasar Buitenzorg. Hotel ini pernah terdeteksi tahun 1940 (Het nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indie, 09-01-1940). Perlu penelusuran tersendiri.
*Dikompilasi oleh Akhir
Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber utama yang
digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman, foto dan
peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena
saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber
primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber disebutkan lagi karena
sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang
disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan
kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar