Hingga tahun 1900 belum ada jalan yang menghubungkan antara Depok dengan Tjimanggis. Jalan yang sudah terbentuk dari Tjimanggis baru sampau ke Depok Ketjil (kira-kira kantor Pos Depok). Jalur yang menghubungkan Depok (besar) dengan Depok Kecil adalah jalan setapak yang di atas sungai Tjiliwong terdapat jembatan bamboo. Posisi ‘gps’ jembatan bambu tersebut berada di Jembatan Panus yang sekarang.
Peta, 1901 |
Ini mengindikasikan bahwa pada tahun 1900 antara jalan pos trans-Java ruas
Batavia-Buitenzorg via Tjimanggies dengan jalur kereta api Batavia-Buitenzorg
via Depok belum terhubung sepenuhnya (yang dihubungkan oleh jalan yang bisa digunakan
kereta kuda atau pedati). Dengan kata lain moda transportasi di sisi timur
maupun di sisi barat sungai Tjiliwong berkembang sendiri-sendiri.
Pembangunan Jembatan
Depok-Cimanggis
Setelah lebih dari dua abad sejak kehadiran Cornelis Chastelein tidak ada
jembatan yang dibangun di atas sungai Tjiliwong selain jembatan yang berada di
Meester Cornelis (Batavia) dan jembatan yang berada di Buitenzorg (jembatan
Warung Jambu yang sekarang).
Jembatan Buitenzorg
dibangun pada tahun 1745 bersamaan dengan pembangunan villa Gubernur Jenderal
(kelak menjadi istana Buitenzorg) lalu dibangun kembali tahun 1834 pasca gempa. Sedangkan jembatan Meester Cornelis (jembatan
di jalan Slamet Riyadi di Manggarai yang sekarang) dibangun tahun 1868
bersamaan dengan pembangunan jalur kereta api ruas Batavia-Meester Cornelis.
De Preanger-bode, 21-05-1917 |
Jembatan ini dibuat
baru dari beton yang akan menghubungkan (land) Depok dengan (land) Tjimanggis.
Konstruksi jembatan baru ini dibuat dengan konstruksi lengkung dengan tiga
benteng 15 meter. Jembatan ini memakan biaya sebesar f35.600 (De Preanger-bode, 21-05-1917). Jembatan Depok yang menggunakan konstruksi lengkung, mirip Jembatan Merah di Buitenzorg (yang dibangun tahun 1855).
Jalan lama vs Jalan baru (Peta 1938) |
Jalan rintisan penduduk Depok ini kemudian ditingkatkan pada tahun 1921.
Penigkatan jalan ini dirangkaikan dengan pembukaan akses jalan lurus menuju
jalan trans-Java di Tjimanggis. Jalur lama selama ini mengikuti jalan lama yang
berbelok ke arah utara ke jalan pos trans Java.
Untuk peningkatan jalan akses ini pemerintah membantu sebesar f7.926.
Jalur baru inilah yang digunakan sebagai jalur utama antara Depok dengan
Cimanggis hingga masa ini.
De Preanger-bode, 03-11-1921 |
Jembatan di Depok di atas sungai Tjiliwong ini kelak disebut penduduk sekitar sebagai
Jembatan Panus. Tidak diketahui jelas mengapa jembatan ini disebut demikian. Fungsi jembatan ini kini sudah digantikan dengan jembatan baru
yang dibangun berada di dekatnya. Situs jembatan Panus, jembatan pertama yang dibangun di Kota Depok (1917) itu hingga kini masih dapat dilihat. Pada kaki jembatan ini dijadikan sebagai penanda ketinggian air sungai Ciliwung.
*Dikompilasi oleh Akhir Matua Harahap berdasarkan sumber-sumber tempo doeloe. Sumber
utama yang digunakan lebih pada ‘sumber primer’ seperti surat kabar sejaman,
foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding),
karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari
sumber-sumber primer. Dalam setiap penulisan artikel tidak semua sumber
disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar