*Untuk melihat semua artikel Sejarah Bogor dalam blog ini Klik Disini
Kampong Bandjong Enjot adalah salah satu sentra produksi susu di Buitenzorg. Kampong ini berada di land Kedoeng Halang, tepatnya di sisi barat sungai Tjiheuleut. Sungai Tjiheuleut berada di antara sungai Tjiparigi di barat dan sungai Tjiloear di timur (sungai Tjiloear berhulu di Katoelampa). Nama kampong Bandjong Enjot kini lebih dikenal dengan nama Bojong Kenyot. Akses menuju kampong ini tempo doeloe dari jalan Ciheuleut yang sekarang.
Kampong Bandjong Enjot adalah salah satu sentra produksi susu di Buitenzorg. Kampong ini berada di land Kedoeng Halang, tepatnya di sisi barat sungai Tjiheuleut. Sungai Tjiheuleut berada di antara sungai Tjiparigi di barat dan sungai Tjiloear di timur (sungai Tjiloear berhulu di Katoelampa). Nama kampong Bandjong Enjot kini lebih dikenal dengan nama Bojong Kenyot. Akses menuju kampong ini tempo doeloe dari jalan Ciheuleut yang sekarang.
Kamp.Bodjong Enjot (Peta 1900); daftar usaha susu di Buitenzorg |
Lantas apa
pentingnya sejarah kampong Bodjong Enjot? Yang jelas tempo doeloe di kampong Bodjong Enjot terdapat
sentra susu sapi yang cukup dikenal di Buitenzorg (kini Kota Bogor). Susu sapi
adalah salah satu sumber lemak penduduk dan menjadi bahan baku dalam pembuatan
keju Belanda. Nah, untuk menambah pengetahuan, mari kita telusuri sumber-sumber
tempo doeloe.
Sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’
seperti surat kabar sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan
sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi
(analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua
sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya
sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di
artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan
saja*.
Nama Kampong Bodjong Enjot
Bodjong Enjot hanyalah sebuah kampong kecil. Dari doeloe
hingga ini hari, Bodjong Enjot tetap sebuah kampong kecil. Namanya paling tidak
sudah diidentifikasi pada Peta 1900. Kampong Enjot berada di utara kampong
Tegallega dan kampong Tjilebende. Kampong Bodjong Enjot berada di hilir sisi
barat sungai Tjiheuleut (yang berhulu di kampong Baranangsiang). Kampong
Tjiheuleut sendiri berada di arah hulu di selatan (dekat kampong Baranang Siang
yang berada di jalan raya). Kampong Bodjong Enjot dalam hal ini adalah kampong
paling terpencil di daerah aliran sungai Tjiheuleut.
Nama
kampong Bodjong Enjot diduga adalah kampong yang sudah ada jauh sebelum Peta
1900 diterbitkan. Asal-usul nama kampong ini karena berada di dekat sungai
(bojong dalam bahasa Djawa-Soenda, area kering di dekat sungai). Nama Enjot
sulit dipahami. Bodjong Enjot berarti suatu tempat [kering dekat sungai] dimana
terdapat enjot, seperti halnya Bodjong Manggis suatu tempat dimana terdapat
banyak (kebun) manggis.
Practisch Maleisisch-Hollandsch en spraakleer, 1906 |
Di Kampong Bodjong Enjot terdapat beberapa keluarga yang
mengusahakan peternakan sapi untuk menghasilkan daging dan susu. Pengusaha susu
terkenal dari kampong Bodjong Enjot adalah Salihin (lihat Bataviaasch
nieuwsblad, 14-07-1923).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Sentra Produksi Susu di Buitenzorg
Pada awalnya hanya
ada dua hewan besar yang digunakan penduduk maupun orang-orang Eropa-Belanda pada
era VOC untuk berbagai keperluan, yakni kerbau dan kuda. Kerbau digunakan
penduduk untuk membajak sawah dan menarik pedati untuk alat transportasi. Hanya
untuk keperluan tertentu kerbau disembelih untuk kegiatan acara besar. Sementara
kuda digunakan sebagai alat transportasi yang lebih gesit dan cepat apakah
untuk ditunggangi atau untuk menarik kereta.
Kebutuhan kuda yang terus meningkat sejak
era VOC, kuda-kuda terbaik didatangkan dari Makassar dan Tanah Batak. Untuk
keperluan tertentu orang-orang Eropa-Belanda juga mendatangkan kuda seperti dari
Parsia dan Arab.
Orang-orang
Eropa-Belanda pada era VOC mulai mengintroduksi peternakan sapi untuk
menghasilkan daging dan susu. Peternakan yang terkenal di era VOC dibangun di
West Tandjoeng (kini Tanjung Barat). Peternakan di sisi barat sungai Tjiliwong
ini diketahui sudah eksis pada tahun 1750an. Tidak diketahui secara jelas darimana
sapi-sapi tersebut didatangkan. Sejak peternakan West Tandjong inilah diduga
peternakan-peternakan baru menyebar di daerah hulu sungai Tjiliwong, sungai
Tjilengsi, sungai Tjisadane dan sungai Tjibeet-Tjitaroem.
Penyebaran orang-orang Eropa-Belanda diduga
kuat beriringan dengan penyebaran peternakan-peternakan sapi apakah untuk
menghasilkan daging dan susu. Produksi susu yang terus meningkat kemudian
diolah untuk pembuatan keju. Keju buatan lokal lambat laun bersaing dari segi
volume perdagangan dengan keju-keju yang didatangkan dari Eropa. Munculnya
sentra-sentra peternakan sapi di sekitar Buitenzorg pada awalnya diduga untuk
memenuhi kebutuhan orang-orang Eropa.
Kapan mulai
adanya peternakan sapi untuk menghasilkan daging dan susu di Buitenzorg tidak
diketahui secara pasti. Besar dugaan para investor (pemilik tanah-tanah
partikelir) yang menginisiasinya apakah untuk kebutuhan sendiri atau untuk
tujuan perdagangan setempat (lokal). Produk susu tidak hanya diperdagangkan
diantara orang Eropa-Belanda tetapi juga kepada penduduk yang membutuhkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar