*Untuk
melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Utara di blog ini Klik Disini
Nama (pulau) Nunukan tidak terpisah dengan nama (pulau) Sebatik di pantai timur Kalimantan sejak masa lampau, sejak adanya pembicaraan antara dua belah pihak Pemerintah Hindia Belanda dengan Inggris. Inisiasinya dimulai pada tahun 1824 (yang terdapat pada pasal Traktat London 1824). Di wilayah perabatasan di pantai timur pulau Kalimantan mempertegasnya dengan dikeluarkannya Keputusan Pemerintah Hindia Belanda tanggal 28 Februari 1846. Mulai ada masalah ketika batas-batas itu dipersoalkan yang dihubungkan dengan British Noord Borneo-Msatschappij atau British Nort Borneo Company pada tahun 1879. Okelah, itu satu hal.
Lantas bagaimana dengan sejarah Nunukan (dan Sebatik) di wilayah perbatasan? Sebagai wilayah perbatasan, sejarah Nunukan dan sejarah Sebatik menjadi penting sebagai bagian dari Sejarah Menjadi Indonesia. Bagaimana semuanya berlangsung? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Teluk St Lucia Baai: Noenoekan dan Sebatik
Pulau Nunukan dan pulau Sebatik diduga kuat adalah pulau yang terbentuk baru (hasil proses sedimentasi). Dua pulau yang terbentuk ini berada di teluk Dwel Bay (lihat Peta 1657). Di dalam peta tidak terdapat pulau tetapi suatu identifikasi navigasi yang mengindikasikan gundukan pasir (tanah berawa-rawa).
Pada peta-peta berikutnya teluk ini (Dwel Bay) diidentifikasi sebagai teluk St Lucia. Dari penamaan teluk terkesan ada unsur Portugis. Sebelum seputar pulau Borneo ini menjadi lintasan perdagangan VOC, sudah sejak lama menjadi lintasan perdagangan Portugis yang berpusat di Malaka. Orang Portugis ke Borneo pertama kali tahun 1521 di bawah pimpinan George Menesez. Tempat yang dikunjungi pertama adalah Boernai (kini Brunei) yang merujuk pada penamaan pulau oleh orang Portugis sebagai pulau Borneo.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pertumbuhan dan Perkembangan di Noenoekan dan Sebatik
Nama pulau Sebatik lebih dulu populer jika dibandingkan nama pulau Noenoekan. Hal ini karena pulau Sebatik tepat berada di perbatasan antara wilayah Pemerintah Hindia Belanda dengan wilayah yurisdiksi Ingrris. Pada Peta 1861 nama pulau Sibattoek (Sebatik) sudah diidentifikasi sementara pulau di selatannya belum (pulau yang diduga pulau Noenoekan).
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar