Minggu, 08 November 2020

Sejarah Kalimantan (65): Sejarah Musik di Kalimantan, Sejarah Musik Borneo; Sejak Kapan Musik Tradisi Borneo Dicatat?

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Kalimantan Tengah di blog ini Klik Disini 

Seperti bahasa, musik juga adalah elemen (ke)budaya(an). Lagu atau nyanyian adalah representasi bahasa disenandungkan. Tergadap lagu atau nyanyian alat-alat musik mengikuti nada-nada yang sesuai. Terbentuklah musin tradisi (musik Borneo), suatu musik yang ditumbuhkembangkan oleh penduduk yang memiliki bahasa yang sama. Seperti bahasa, musik juga diturunkan (antar generasi). Sementara itu, alat musik (yang menghasilkan nada tertentu) dari luas dapat ditambahkan pada alat musik tradisi. Terbentuklah ensambel-ensambel musik yang disebut sekarang musik daerah (musik Kalimantan).

Bagaimana musik dan alat-alat musik tradisi terbentuk adalah satu hal. Itu sudah terjadi sejak jaman kuno. Hal lain yang terpenting adalah sejak kapan musik tradisi ini di pulau Borneo (Kalimantan) teridentifikasi, dicatat sebagai fakta dan data sejarah musik di Kalimantan. Musik daerah sendiri yang berbasis pada musik tradisi dapat dibedakan antar pulau atau antar wilayah. Musik tradisi di wilayah Jawa bertumpu pada gamelan (pelog atau slendro), sementara di wilayah Soenda terdapat musik angklung. Sedangkan di wilayah Sumatra terutama di Tanah Batak dikenal musik gondang (elemen utama perkusi). Musik tradisi juga digunakan untuk mengikuti tarian (di Tapanoeli disebut tortor). Musik tradisi dan tarian tradisi saling mengisi.

Lantas bagaimana sejarah musik (tradisi) di pulau Kalimantan? Yang jelas musik Borneo memiliki ciri khas tersendiri jika dibandingkan dengan musik tradisi dari wilayah lain. Oleh karena itu sejak kapan pencatatan musik tradisi Borneo? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Musik Tradisi Pulau Borneo

Tunggu deskripsi lengkapnya

Perkembangan Musik Daerah Kalimantan: Musik Tradisi Borneo

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar