*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini
Nama Manokwari bukanlah nama lama, tetapi nama baru di kepala burung pulau Papua. Nama yang lebih tua adalah nama Dorei. Pada era Hindia Belanda, nama (kampong( Dorei dijadikan sebagai nama wilayah (lanskap) dan kemudian di (kampong) Manokwari ditetapkan sebagai pusat dari cabang pemerintahan (Residentie Ternate). Nama Ternate selain nama kampong yang menjadi ibu kota (stad) juga dijadikan nama wilayah (Residentie).
Lantas bagaimana sejarah asal usul Manokwari? Yang jelas pada tanggal 8 November 1898 cabang pemerintahan Hindia Belanda dibentuk di Manokwari dimana Residen Ternate DW Horst melantik LA van Oosterzee sebagai Controleer di Afdeling Noord New Guinea. Tentu saja jauh sebelum itu nama Manokwari sudah dikenal. Lalu apakah nama Manokwari berasal dari Manuk Kasuari? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Nama Manokwari
Pada era Pemerintah Hindia Belanda, Manokwari adalah salah satu pelabuhan resmi (otoritas pemerintah). Pengesahan tersebut berdasarkan Artikel 13 tentang contract tanggal 22 Oktober 1894 yang dilakukan antara Pemerintah Hindia Belanda dengan Sultan Tidore yang ditandatangani di Soasio tanggal 13 Juni 1900 yang diundangkan berdasarkan besluit 7 Juli 1901 No. 2 yang disebut politiek contract.
Pelabuhan Manokwari (dan Fakfak) menjadi sangat penting di Papua karena terdapat Bestuursetablissement di pantai utara Papua (Fakfak di pantai barat Papua). Etablissement (pabrik) pertama pemerintah di Papua berada di Lobo (teluk Triton) yang dibangun pada tahun 1828 (seiring dengan pembangunan benten Fort du Bus). Etablissement di Fakfak adalah suksesi Etablissement di Lobo dan Etablissement di Manokwari adalah perluasan ke pantai utara Papua.
Etablissement Manokwari diduga kuat dibangun Pemerintah Hindia Belanda setelah Etablissement Fakfak. Etablissement Fakfak sendiri adalah Etablissement Lobo (teluk Triton) ditutup pada tahun 1835. Pembangunan Etablissement Manokwari diduga kuat dibangun seiring dengan relokasi pelabuhan Haven van Dorei di pulau Mansinan ke daratan.
Berdasarkan laporan dari komisi persiapan pembentukan cabang pemerintahan Hindia Belanda yang diterbitkan 1862, kampong-kampong yang berada di teluk Geevink berada di bawah yurisdiksi Soeltan Tidore dimana gelar radja (Sangaji) diberikan kepada para kepala suku (gelar kepala yang lebih rendah disebut Kapten Laut, Kapten, Hoekom, Mayor, Djoedjau, dll). Nama-nama kampong yang dicatat sebagaimana disebut ‘de namen dier kampongs, welke meest alle slechts uit enkele huizen bestaan, zijn van Wandamjien. Wandebij. Raasi. Kabauw. Isoeri. Antaribawa. Ramiki. Kaïbi. Maropi. Wamati. Koeari. Manikessi. Tjotir. Abopin. Makien. Wainaam. Waisahoe. Manawari. Waskarien. Singki. Waoejo. Kaij. Waidobo. Risi. Demba, Wafari. Sarabi. Waisiem….’. Nama yang dicatat sebagai Manawari diduga kuat adalah nama Manokwari yang sekarang. Kapan kampong Manawari ini terbentuk tidak diketahui secara jelas. Namun dari namanya yang merujuk pada nama India diduga sudah eksis sebelum era Portugis (era bangsa Moor). Hal itulah mengapa pula ada nama pulau Moor di teluk Geelvink. Catatan: Pedagang-pedagang Moor beragama Islam adalah suksesi dari pedagang-pedagang India (Hindoe), sementara pedagang-pedagang Moor adalah pendahulu (predecessor) pelaut-pelaut Portugis.
Dalam lamporan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1862 nama Manokwari hanyalah sebuah kampong di wilayah teluk Geelvink. Dalam laporan ini tidak disebutkan di kampong Manokwari apakah sudah ada pabrik pemerintah. Kapan pabrik pemerintah dibangun seperti disebut di atas (1900) diduga dibangun antara tahun 1868 dan 1894.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pertumbuhan Kota Manokwari
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar