Senin, 08 Maret 2021

Sejarah Papua (10): Sejarah Teluk Bintuni, Kini Kabupaten Teluk Bintuni, Ibu Kota di Kota Bintuni; Kabupaten Kaya Papua Barat

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini

Sejarah Teluk Bintuni sudah dikenal sejak lama. Namanya berdasarkan nama kampong Bintuni di suatu teluk besar yang menghadap ke Kepulauan Maluku. Wilayah Teluk Bintuni di masa lampau ternasuk di bawah yurisdiksi Kesultanan Tidore. Kini, wilayah Teluk Bintuni menjadi salah satu kabupaten di Provinsi Papua Barat.

Nama Teluk Bintuni dijadikan nama distrik di kabupaten Manokwari seiring dengan pebentukan Provinsi Irian Jaya pada tahun 1969. Pada tahun 1999 Provinsi Irian Jaya dimekarkan dengan membentuk Provinsi Irian Jaya Barat. Pada tahun 2002 distrik Teluk Bintuni ditingkatkan statusnya dengan membentuk kabupaten sendiri yang dipisahkan dari Kabupaten Manokwari. Ibu kota kabupaten di kota Bintuni. Pada tahun 2007 nama provinsi Irian Jaya Barat diubah menjadi Provinsi Papua Barat.

Bagaimana sejarah asal usul Teluk Bintuni? Seperti disebut di atas namanya berasal dari suatu kampong di teluk, kampong Bintuni. Teluk besar ini sudah sejak lama dikenal sebagai wilayah perdagangan yang berpusat di kota dagang Tidore. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Kampong Bintuni di Teluk Besar Papua

Kampong Bintuni, bukanlah nama kampong lama tetapi kampong baru. Kampong lama adalah kampong Roembati, tempat dimana Radja Roembati berkedudukan. Di Kampong ini Sultan Tidore memberi izin kepada Belanda (VOC) pada tahun 1678 untuk membuka pabrik dan pelabuhan (lihat Francois Valentijn, 1724). Kampong Roembati dapat dikatakan sebagai nama kampong pertama yang dicatat di (pantai barat) Papoea. Pada masa ini Roembati hanya sekadar nama kampung di Tanjung Onim di distrik Furwagi, kabupaten Fakfak.

Berdasarkan Peta 1835, teluk Bintuni yang sekarang diidentifikasi sebagai Gokf van Mac Cluer. Tidak ada nama tempat yang diidentifikasi di dalam teluk, bahkan nama Roembati yang berada di Tanjung Onim. Besar dugaan pabrik VOC pada tahun 1678 telah ditutup sejak lama hingga munculnya pabrik pertama pada era Pemerintah Hindia Belanda di Lobo (fort du Bus) yang kemudian ditinggalkan pada tahun 1835 sehubungan dengan pembangunan pabrik baru di Fakfak dan Manokwari.

Tunggu deskripsi lengkapnya

Dari Distrik Bintuni Menjadi Kabupaten Teluk Bintuni

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar