*Untuk melihat semua artikel
Sejarah Papua dalam blog ini Klik Disini
Nama (pulau) Papua sudah dikenal sejak era Portugis yang ditandai pada peta sebagai Papoea atau Nova Guinea. Dua nama tersebut tetap eksis, tetapi nama Nova Guinea lebih kerap digunakan dalam peta-peta buatan Eropa. Pada era VOC (Belanda) nama Nova Guinea diterjemahkan pelaut-pelaut Belanda sebagai Nieuw Guinea. Pada permulaan era Pemerintah Hindia Belanda terjadi perjanjian antara Inggris dengan Belanda tahun 1823 (Traktat London 1824). Pemerintah Hindia Belanda memproklamasikan batas yurisdiksinya (bagian barat pulau Papua) pada tahun 1828.
Lantas bagaimana sejarah wilayah Indonesia di perbatasan Papua Nugin? Seperti disebut di atas, perbatasan ini sudah ditarik garis lurus sejak era Pementah Hindia Belanda. Pada masa ini batas garis lurus ini antara distrik Muara Tami, Kota Jayapura hingga Distrik Sota-Distrik Naukenjerai di Kabupaten Merauke. Di wilayah pedalaman Papua, garis batas ini melalui kabupaten Keerom, kabupaten Pegunungan Bintang dan kabupaten Boven Digul. Lalu bagaimana sejarah wilayah Indonesia di perbatasan Papua Nugin? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Wilayah Perbatasan Papua Nugini: Dari Muara Tami hingga Merauke
Batas Papua dengan Papua Nugini berada pada garis lurus dari pantai utara di distrik Muara Tami (Kota Jayapura). hingga pantai selatan di distrik Naukenjerai (kabupaten Merauke). Diantara dua distrik ini (kabupaten Merauke dan kabupaten/Kota Jayapura) terdapat kabupaten Keerom, kabupaten Pegunungan Bintang dan kabupaten Boven Digul.
Kabupaten-kabupaten di perbatasan ini merupakan pemekaran dari tiga kabupaten induk: Kabupaten Jayapura, Kabupaten Jayawijaya dan Kabupaten Merauku, Kabupaten Keerom adalah pemekaran dari Kabupaten Jayapura tahun 2002 dengan ibu kota di Waris. Kabupaten Keerom terdiri dari lima distrik yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini, yakni Web, Towe, Yaffi, Waris, dan Arso Timur. Kabupaten Pegunungan Bintang adalah pemekaran dari Kabupaten Jayawijaya pada tahun 2002 dengan ibu kota di Oksibil. Kabupaten Boven Digoel adalah pemekaran dari kabupaten Merauke pada tahun 2002 dengan ibu kota di Tanah Merah.
Perbatasan di wilayah pantai utara di Jayapura (dengan nama Hollandia) dan pantai selatan di Merauke sudah sejak lama dikenal. Jauh sebelum perbatasan dibuat (1824) di wilayah pantai selatan sudah dikenal sejak era Portugis. Kawasan Teluk Torres (antara Papua dan Australia) merupakan kawasan perdagangan orang-orang Moor yang berbasis di Maluku (Halmahera). Pada era VOC, pedagang-pedagang Belanda beberapa kali melakukan ekspedisi ke kawasan ini (dalam rangka eksplorasi wilayah di benua baru yang disebut Nieuw Hollandia dan pulau Tasmania.
Wilayah perbatasan di pantai utara mulai dipersiapkan cabang pemerintahan di Afdeeeling Noors en Oostkust Nieuw Guinnea (ibu kota di Manokwari) seperti halnya sebelumnya pemekaran di Merauke, Cabang pemerintahan yang dipilih di Afdeeeling Noord en oostkust Nieuw Guinea dipilih di teluk Humboldt. Tempat yang dipilih adalah lokasi pabrik Belanda di Hollandia (kelak dikenal sebagai Jayapura). Untuk tujuan ini diawali dengan suatu pengukuran perbatasan antara Duitsche Nieuw Guinea (Jerman) dengan Afdeeling Noord en Oostkust Nieuw Guinea (Nederlandsche) yang akan disahkan (lihat Algemeen Handelsblad, 13-12-1910). Bagian timur perbatasan ini sejak 1884 di bawah yurisdiksi Jerman.
Dalam laporan yang dimuat pada Algemeen Handelsblad, 13-12-1910 ekspedisi lain juga dilakukan dengan menggunakan kapal perang HM Edi pada tanggal 6 Agustus melalui sungai Kaiserin Agusta (kini sungai Sepik). Namun karena masalah navigasi hanya berlayar hingga tanggal 12 Agustus. Pada tanggal 22 Agustus diadakan pertemua antara Hindia Belanda dan Jerman di sekitar kawasan (kapal HM Edi) untuk menyatukan laporan dari dua ekspedisi tersebut.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Wilayah Perbatasan di Pedalaman: Keerom, Pegunungan Bintang dan Boven Digul
Kabupaten Boven Digul
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kabupaten Pegunungan Bintang
Tunggu deskripsi lengkapnya
Kabupaten Keerom
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar