Rabu, 03 Maret 2021

Sejarah Ternate (29): Papua Ikut Republik Indonesia Anti Nederland; Papua Menjadi Irian Barat, Irian Jaya Menjadi Papua Lagi

 

*Untuk melihat semua artikel Sejarah Ternate dalam blog ini Klik Disini

Papua adalah tetangga Ternate. Wilayah Papua sudah sejak zaman kuno dikenal di Ternate. Pada era VOC wilayah Papua berada di bawah Sultan Tidore. Nama Papua berasal dari bahasa Melayu. Pada era Pemerintah Hindia Belanda, wilayah Papua dibagi dua: sebelah barat masuk wilayah (Hindia) Belanda, wilayah timur masuk wilayah yurisdiksi Inggris. Pada Perang Pasifik. Australia (seperti halnya Timor Timur) menginginkan Papua Barat (agar memiliki seluruh wilayah Papua), tapi Australia mundur karena Belanda (NICA) menggertak.

Wilayah Papua memiliki dinamika sendiri sejak era Portugis danSpanyol hingga era Belanda dan Inggris. Yang terakhir pada era pasca Perang Pasifik antara Indonesia dan Belanda di satu sisi dan antara Australia dan Inggris. Pada pasca pengakuan Belanda terhadap kedaulatan Indonesia, Belanda masih ngontot menguasai Papua Barat. Saat inilah beberapa pemimpin Papua mendesak agara Papua masuk Indonesia. Artinya para pemimpin Papua menolak bertahannya Belanda, sementara di wilayah lainnya Belanda telah mengakui kedaulatannya. Nama Irian muncul yang disingkat dari Ikut Republik Indonesia Anti Nederland. Ketika tahun 1962 Irian atau Papua dibebaskan Indonesia, wilayah dijadikan sebagai satu provinsi: Provinsi Irian Jaya dengan ibu kota di Jaya Pura. Pada era Presiden Gusdur, nama Papua dikembalikan untuk menggantikan Irian Jaya. Lantas mengapa nama Jayapura tetap dipertahankan?

Lantas bagaimana sejarah Irian Barat atau Irian Jaya? Tentu saja sudah banyak ditulis. Lalu apa hubungannya Irian Barat dengan Ternate? Tentu saja tidak hanya Papua di masa lampau pernah berada di bawah kekuasan Kesultanan Tidore. Yang lebih penting adalah faktor Belanda sendiri yang tetap ingin beryahan di wilayah Papua (barat). Bagaimana semua itu terjadi? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.

Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.

Nama Papua dan Irian: Papua Ikut Republik Indonesia Anti Nederland

Tunggu deskripsi lengkapnya

Papua Menjadi Irian Barat, Irian Jaya Menjadi Papua (Lagi)

Tunggu deskripsi lengkapnya

 

*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar