*Untuk melihat semua artikel Sejarah Filipina
dalam blog ini Klik Disini
Di Hindia Timur seperti di Indonesia dan Filipina eksis berbagai bahasa. Penutur bahasa Jawa terbanyak di Indonesia dan bahasa Tagalog di Filipina. Namun yang menjadi lingua franca di Hindia Timur (Indonesia, Malaysia dan Filipina), terutama awalnya dalam dunia navigasi pelayaran (perdagangan) adalah bahasa Melayu. Bahasa Melayu inilah yang kemudian menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia yang sekarang. Sedangkan lingua franca di Filipina yang awalnya bahasa Melayu bergeser menjadi Bahasa Tagalog (kini lebih dikenal sebagai bahasa Filipino). Mengapa bisa?
Sejarah bahasa Tagalog menjadi lingua franca di Filipina pada masa ini tentulah sangat menarik diperhatikan. Sebab mengapa lingua franca bahasa Melayu menghilang (terdegradasi) di Filipina, yang lalu kemudian muncul (promosi) bahasa Tagalog. Yang jelas bahasa Melayu menjadi bahasa resmi (dan juga bahasa nasional) di Brunai dan Federasi (negara) Malaysia. Sedangkan di Filipina yang menjadi bahasa resmi tidak hanya bahasa Filipino tetapi juga bahasa Inggris. Lain lagi di Singapoera, bahasa resmi adalah Inggris, Melayu, Mandarin dan Tamil tetapi yang diakui sebagai bahasa nasional adalah bahasa Melayu. Lain pula di Timor Leste yang sekarang, bahasa resmi bahasa Tetum dan Portugis (mirip dengan di Filipina). Lalu apa yang menyebabkan bahasa Tagalog sebagai bahasa resmi di Filipina? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Lingua Franca Masa Lalu di Filipina: Bahasa Melayu
Tunggu deskripsi lengkapnya
Mengapa Bahasa Tagalog Promosi Menjadi Lingua Franca di Filipina?
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar