*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Apakah ada Pahlawan Nasional yang berasal dari era Portugis? Faktanya ada. Seperti yang dapat dilihat pada daftar Kementerian Sosial paling tidak ada dua nama. Sultan Baabullah (1528-1583) dari provinsi Ternate ditabalkan pada tanggal 6 November 2020 dan Laksamana Keumalahayati (1550-1615) dari provinsi Aceh yang ditabalkan pada tanggal 6 November 2017.
Lantas bagaimana sejarah Pahlawan Nasional era Portugis? Seperti disebut di atas, paling tida ada dua Pahlawan Nasional pada era Portugis yakni Sultan Baabullah dari Ternate dan Laksamana Keumalahayati dari Aceh. Lalu bagimana sejarah Pahlawan Nasional era Portugis? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Sultan Baabullah (1528-1583), Laksamana Keumalahayati (1550-1615)
Bagaimana gambaran umum di (pulau) Tidore dan (pulau) Ternate telah dideskripsikan oelh J Antonides vander Goes (1671). Dua pulau ini sudah sejak lama dikenal dan bahkan termasuk yang dikunjungi oleh pelaut-pelaut Portugis saat mereka tiba di Malaka tahun 1511 (tiga kapal Portugis melanjutkan pelayaran langsung ke Ternate). Begitu penting nama dua pulau ini pedagang-pedagang VOC menamai kapal mereka dengan nama Tidor dan Ternate (lihat Oprechte Haerlemsche courant, 06-08-1672). Disebutkan di Amsterdam tanggal 5 Agustus sebanyak 14 kapal dari Hindia Timur telah tiba diantaranya kapal bernama Tidor yang dinakhodai pelaut Hackelaer dan Ternate yang dinakhodai oleh pelaut Inggris.
Sebagaimana diketahui bahwa pada tahun 1669 VOC di bawah pimpinan Laksamana Speelman telah menaklukka sepenuhnya (kerajaan) Gowa (Makassar). Pihak militer VOC dalam hal ini juga turut dibantu oleh pasukan Aroe Palakka, Radja Boeton dan Raja Ternate. Hubungan antara VOC dan kerajaan Ternate sudah sejak lama, bahkan tidak lama sejak pelaut-pelaut Belanda mengalahkan Portugis dan menduduki Amboina pada tahun 1605 (yang dipimpin oleh Jenderal van Hagen). Seperti kita lihat nanti hubungan VOC dan Ternate ini sangat abadi (bahkan hingga berakhirnya VOC hubungan itu masih kental).
Lantas sejak kapan (kerajaan) Ternate eksis? Seperti yang disebut di atas (berdasarkan dari berbagai tulisan) kerajaan Ternate didirikan pada tahun 1257. Kerajaan Ternate masih eksis hingga satu abad kemudian pada era (kerajaan) Majapahit (lihat teks Negarakertagama, 1365). Seperti yang disebut J Antonides vander Goes (1671) bahwa pulau Tidor dan pulau Ternate adalah tanah yang sesuai untuk tumbuh dengan baik berbagai rempah-rempah. Hal itulah diduga yang menjadi salah satu tujuan perdagangan (kerajaan) Majapahit. Salah satu raja penting di (kerajaan) Ternate adalah Sultan Baabullah (1528-1583).
Tunggu deskripsi lengkapnya
Pahlawan Nasional Era Portugis
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar