*Untuk melihat semua artikel Sejarah Jambi dalam blog ini Klik Disini
Mengapa diperlukan pendidikan tidak perlu
ditanyakan. Namun bagaimana sejarah pendidikan di (wilayah) Jambi, utamanya
pada era Hindia Belanda? Tampaknya kurang terinformasikan. Ada buku berjudul
Sejarah Pendidikan Daerah Jambi yang dikarang Abdurachman dkk. Akan tetapi
sulit diakses. Okelah. Itu satu hal. Bagaimana sejarah pendidikan di (wilayah)
Jambi tentulah menarik diperhatikan: dimana dimulai, siapa memulai. kapan dilaksanakan,
dan bagaimana diselenggarakan?
SEJARAH PENDIDIKAN DAERAH JAMBI. Pengarang: ABDURACHMAN, SURYOMIHARJO, A.B. LAPIAN, BAMBANG SUMADIO, SUTRISNO KUTOYO, MASJKURI. Penerbit: DEPARTEMEN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. 1980/1981 (150 halaman). Beberapa perubahan yang terjadi sebagai akibat masuknya serta berkembangnya agama Islam di daerah Jambi diantaranya berkembangnya pendidikan Islam yang ditandai dengan adanya langgar-langgar dan madrasah-madrasah pada ketika ini terutama hanya mengajarkan pelajaran agama, kemudian dalam perkembangan selanjutnya ada juga madrasah yang menambahkan ilmu pengetahuan umum. Pada abad ke-20, peranan pendidikan pemerintah Hindia Belanda di daerah Jambi masih terbatas pada didirikannya Sekolah Desa (Volkschool) tiga tahun, dan Sekolah Rendah 5 tahun (Vervolgschool). Adapun sekolah-sekolah Pergerakan Nasional seperti Taman Siswa dan lain-lain pada umumnya tidak sempat menjangkau daerah Jambi. Pada zaman Jepang pendidikan ditujukan untuk kepentingan perang yang sedang dilaksanakan oleh Jepang. Sekolah-sekolah zaman Belanda hanya ditukar namanya dalam bahasa Jepang. Keadaan ini barulah berubah setelah kemerdekaan Indonesia, dimana secara berangsur-angsur dilaksanakan pembangunan pendidikan. (https://www.pustaka-bpnbkalbar.org/pustaka/sejarah-pendidikan-daerah-jambi)
Lantas bagaimana sejarah awal pendidikan di wilayah Jambi? Seperti yang disebut di atas, kurang terinformasikan. Namun sejatah tetaplah sejarah. Lalu bagaimana sejarah awal pendidikan di wilayah Jambi? Seperti disebut di atas, dari sejarah candi inilah sejarah Jambi mulai dinarasikan. Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Dimana Mulai, Siapa Memulai. Kapan Dilaksanakan,
Bagaimana Dilakukan: Awal Pendidikan di Wilayah Jambi;
Tunggu deskripsi lengkapnya
Awal Pendidikan di Wilayah Jambi; Dimana Mulai, Siapa Memulai. Kapan Dilaksanakan, Bagaimana Dilakukan?
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar