*Untuk melihat semua artikel Sejarah Malang dalam blog ini Klik Disini
Apakah Ir Soekarno, Presiden Republik Indonesia
Serikat pilih kasih? Fakta bahwa selama Negara Republik Indonesia Serikat
eksis, Presiden Soekarno tidak pernah ke Jawa Timur, kampong halamannya.
Mangapa? Apakah Ir Soekarno tidak berkenan dengan terbentuknya Negara Jawa Timur?
Wilayah Repiublik Indonesia berkurang dengan terbentuknya Negara Jawa Timur.
Monumen Tugu Kota Malang Diresmikan Bung Karno. Tugumalang.id. 14 Feb 2022. Monumen lawas alun-alun Tugu Kota Malang dibangun sebagai simbol kemerdekaan pasca prokmalasi kemerdekaan. Bangunan diresmikan langsung presiden Sukarno. Tujuan monumen sebagai representasi Indonesia telah merdeka. Pakar sejarah Universitas Negeri Malang Dr R Reza Hudiyanto, bahwa peletakan batu pertama monumen ini dilakukan oleh Gubernur Jawa Timur, Doel Arnowo pada 17 Agustus 1946. Pembangunannya disaksikan langsung Wali Kota Malang M. Sardjono dan diresmikan oleh Ir. Soekarno. Pada tahun 1946, kota-kota Jakarta, Surabaya, dan Semarang jatuh ke tangan Sekutu dan diikuti oleh Belanda. Hanya kota-kota berada di pedalaman yang bebas dari kekuasaan seperti Jogja, Kediri, Madiun, Surakarta, dan Malang. Beberapa kota pedalaman, Malang adalah kota paling modern dari aspek infrastruktur. Faktor politik juga menyertai pembangunan monumen ini. Dari segi wilayah, membangun monumen di Yogyakarta sangatlah tidak mungkin, karena tanah kerajaan dan begitu pula di Surakarta, tanahnya Sunan. Setelah ditilik kembali, Malang memang tanah netral tidak dikuasai pihak tertentu dimana masyarakat pada masa itu dapat mewujudkan ekspresinya melalui struktur fisik. Bentuk bangunan ini terdiri dari bambu runcing, relief dengan sisi berbentuk lima (Pancasila) yang isinya lima gambar pulau besar, proklamasi, dan bawahnya (penopang dasar) berupa padma. (https://tugumalang.id/)
Lantas bagaimana sejarah Presiden Soekarno ke Malang Agustus 1950, ada apa? Seperti disebut di atas, Ir Soekarno tidak pernah ke Jawa Timur di Soerabaja dan Malang semasa Negara Republik Indonesia Serikat. Apakah karena Soekarno tidak berkenan terbentuknya Negara Jawa Timur? Lalu bagaimana sejarah Presiden Soekarno ke Malang Agustus 1950, ada apa? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri sumber-sumber tempo doeloe.
Sejarah seharusnya memiliki permulaan. Jika sejarawan gagal memberikan bukti catatan tertulis, setiap orang bahkan oleh penduduknya sendiri akan menciptakan imajinasi sendiri. Untuk menghindari hal itu terjadi, sumber utama yang digunakan dalam artikel ini adalah ‘sumber primer’ seperti surat kabar dan majalah sejaman, foto dan peta-peta. Sumber buku hanya digunakan sebagai pendukung (pembanding), karena saya anggap buku juga merupakan hasil kompilasi (analisis) dari sumber-sumber primer. Dalam penulisan artikel ini tidak semua sumber disebutkan lagi karena sudah disebut di artikel saya yang lain. Hanya sumber-sumber baru yang disebutkan atau sumber yang sudah pernah disebut di artikel lain disebutkan kembali di artikel ini hanya untuk lebih menekankan saja*.
Presiden Soekarno ke Malang Agustus 1950, Ada Apa? Soekarno Tidak Berkenan Berdiri Negara Jawa Timur?
Pasca proklamasi kemerdekaan Indonesia, Republik pernah memerintah di wilayah (afdeeling) dengan mengangkat Wali Kota Sardjono (di Kota Soerabaja diangkat Radjamin Nasoetion). Namun situasi menjadi berubah Ketika menjelang penandatangan hasil perjanjjian Linggarjati yang sedianya dilakukan pada tanggal 15 Februari 1946 terjadi pendudukan militer Belanda/NICA di Modjokerto. Dalam perkembangannya kemudian terjadi pendudukan militer Belanda/NICA di wilayah Malang. Sejak ini posisi Wali Kota Sardjono tidak menentu.
Sebagaimana diketahui akibat situasi dan kondisi yang tidak kondusif di
Batavia/Djakarta, ibu kota Negara Republik Indonesia pada bulan Januari 1946
relokasi ke Djogjakarta, Sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945
Ir Soekarno yang menjadi Presiden Republik Indonesia tidak pernah lagi ke
Malang. Tetapi ketika ibu kota Republik Indonesia di Jogjakarta pernah berkunjung
ke Malang tahun 1947 (dan tentu saja ke rumah sang ibu di Blitar). Jaraknya
tidak terlalu jauh dari Jogjakarta. Presiden Soekarno ke wilayah Republik di
Malang, tempat favorit dikunjunginya adalah Selecta (wilayah Batoe). Warga
Malang memanggilnya Boeng Karno. Sejak itu Ir Soekarno tidak pernah lagi ke
Malang, seperti kita lihat nanti, lebih-lebih setelah terbentuknya Negara Jawa
Timur.
Dalam perkembangannya yang menjadi Wali Kota Malang di bawah otoritas Belanda/NICA dijabat oleh M Soehardi (menggantikan Sardjono). Sejak wilayah Malang menjadi bagian wilayah Jawa Timur, di bawah Gubernur Jawa Timur, van der Plas digagas pembentukan Negara Jawa Timur. Dalam konferensi Jawa Timur yang diadakan di Bondowoso, hadir perwakilan dari kabupaten Malang dan dari Kota Malang. Pada tanggal 25 November 1948 di dalam konferensi ditetapkan berdirinya Negara Jawa Timur.
Banyak peristiwa yang terjadi setelah terbentuknya Negara Jawa Timur.
Satu yang pertama dan terpenting, pada tanggal 19 Desember 1948 militer
Belanda/NICA (KNIL) menduduki ibu kota Republik Indonesia di Jogjakarta.
Presiden Soekarno dan para pemimpin Indonesia lainnya ditangkap dan kemudian
diinternir yang selanjutnya diasingkan ke Sumatra Utara.
Hasil perundingan Roem Royen (dimulai tanggal 17 April 1949 dan ditandatangani tanggal 7 Mei 1949) memutuskan genjatan senjata, pemulihan kembali ibu kota Republik Indonesia di Jogjakarta dan melakukan persiapan konferensi di Den Haag (KMB). Pada bulan Juni Ir Soekarno kembali dari pengasingan ke Jogjakarta (kembali menjadi Presiden RI). Hasil KMB dibentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) yang berlaku pada tanggal 28 Desember 1949. Negara RIS adalah Negara Republik Indonesia ditambah negara-negara federal seperti Negara Jawa Timur. Yang menjadi Presiden RIS adalah Ir Soekarno dimana ibu kota di Djakarta. Selama Presiden RIS banyak kunjungan dinas yang dilakukan Presiden Soekarno ke berbagai tempat, tetapi tidak sekalipun pernah ke Negara Jawa Timur dan Negara Madura. Mengapa? Apakah Ir Soekarno kecewa dengan terbentuknya Negaras Madura dan Negara Jawa Timur?
Akhirnya Negara Jawa Timur
dibubarkan tanggal 25 Februari 1950 dan Negara Madura dibubarkan tanggal 9
Maret 1950. Ini dengan sendirinya pulau Madura dan wilayah Jawa Timur (kembali)
kembali sepenuhnya menjadi wilayah Republik Indonesia. Lalu apakah Presiden
Soekarno akan berkunjung ke Jawa Timur? Tampaknya tidak. Yang berkunjung ke
Jawa Timur dan Madura adalah Presiden Republik Indonesia di Jogjakarta Mr Assaat
yang didampingi Wakil Perdana Menteri Republik Indonesia Abdoel Hakim Harahap.
Mereka petinggi Republik Indonesia melakukan kunjungan ke Malang, ke Soerabaja
dan terus ke pulau Madura (lihat De vrije pers: ochtendbulletin, 24-03-1950).
Boleh jadi dua petinggi dari Negara Republik Indonesia di Jogjakarta ini ke
Jawa Timur dan Madura membuat Presiden RIS Ir Soerkarno di Djakarta tersenyum:
“kampong halaman gua kembali ke pangkuan Negara Republik Indonesia’. Lalu apakah
Ir Soekarno memiliki keiinginan segera pula berkunjung ke Malang? Tampaknya
juga tidak. Apakah Ir Soekarno masih kecewa meski kini Negara Jawa Timur telah dibubarkan?
Mungkin Ir Soekarno hanya berpikir: cukuplah Pak Assaat dan Pak Harahap dari
Jogjakarta yang ke Jawa Timur.
Tunggu deskripsi lengkapnya
Soekarno Tidak Berkenan Berdiri Negara Jawa Timur? Bagaimana Pandangan Penduduk Jawa Timur terhadap Ir Soekarno?
Pada akhirnya negara-negara federal semuanya dibubarkan dan membubarkan diri. Yang terakhir dibubarkan adalah Negara Indonesia Timur tepat pada hari dimana perayaan hari kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1950. Presiden Soekarno menjadi pemimpin upacara di Djakarta. Semua tempat di Indonesia melakukan upacara yang sama pada hari itu yang juga termasuk mendengar pidato Presiden Soekarno yang direlay melalui radio. Tentu saja suara Ir Soekarno didengar di Malang. Keesokan harinya tanggal 18 Agustus 1950 dilakukan proklamasi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Artinya: Negara RIS dibubarkan.
Tunggu deskripsi lengkapnya
*Akhir Matua Harahap, penulis artikel di blog ini adalah seorang warga Kota Depok sejak 1999 hingga ini hari. Pernah menjadi warga Kota Bogor (1983-1991) dan Jakarta Pusat (1991-1999). Disamping pekerjaan utama sebagai dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, saya memiliki hobi berkebun di seputar rumah--agar lingkungan tempat tinggal segar dan hijau. Menulis artikel di blog hanya dilakukan saat menonton sepakbola atau waktu senggang, utamanya jelang tidur..Saya sendiri bukan sejarawan (ahli sejarah), tetapi ekonom yang memerlukan aspek sejarah dalam memahami ekonomi dan bisnis Indonesia. Artikel-artikel sejarah dalam blog ini hanyalah catatan pinggir yang dibuang sayang (publish or perish). Korespondensi: akhirmh@yahoo.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar