*Untuk melihat semua artikel Sejarah Menjadi Indonesia dalam blog ini Klik Disini
Sejarawan
Indonesia tentulah banyak, tetapi tidak cukup untuk seluruh wilayah Indonesia
yang begitu luas. Seperti sarjana-sarjana dari bidang lainnya, banyak sarjana
sejarah yang tidak bekerja pada bidang kesarjanaannya lagi. Untuk memenuhi kebutuhan
ahli sejarah itu, sangat tergantung dari mahasiswa dari program studi sejarah
di perguruan tinggi. Selama ini banyak peminat sejarah yang mengisi kekosongan
itu. Sambil menunggu mahasiswa menjadi sarjana sejarah yang tetap pada
bidangnya, dapat dibangkitkan dengan komunitas sejarah yang ada di berbagai
tempat di seluruh Indonesia apakah sarjana sejarah maupun peminat sejarah.
Bayangkan terdapat komunitas sejarah di 514 kabupaten/kota di Indonesa.
Bidang perhatian (peminatan) sejarah di
Indonesia dapat dibedakan berdasarkan sejarah nasional (sejarah Indonesia),
sejarah daerah (sejarah provinsi), sejarah kabupaten/kota. Berdasarkan ruang
lingkup itu bidang perhatian sejarah dapat dibedakan menurut aspek sejarah
(spesialisasi). Bidang sejarah menurut aspek ini bisa jumlahnya tidak terbatas.
Ada ahli/peminat sejarah pendidikan, sejarah kesehatan, sejarah infrastruktur,
sejarah pertanian, sejarah ekonomi, sejarah bisnis dan sebagainya. Ahli/peminat
sejarah nasional menurut bidang/peminatan tentu sangat sedikit relatif
dibandingkan jumlah bidang/minat yang lebih khusus yang dibutuhkan. Sehubungan dengan semakin tumbuhnya komunitas
sejarah di berbagai daerah (kabupaten/kota), dimungkinkan terjadi perubahan
arsitektur sejarah Indonesia dari sejarah yang terpusat menjadi sejarah yang
terdesentralisasi. Dengan demikian dimungkinkan terbentuknya sejarah Indonesia
yang lebih mendalam (vertikal) dan lebih luas (horizontal).
Lantas
bagaimana sejarah komunitas sejarah di Indonesia? Nah, itu dia. Seperti disebut
di atas, jumlah sarjana sejarah (ahli sejarah) relatif lebih sedikit dari
jumlah yang dibutuhkan. Para peminat sejarah mengisi kekosongan itu. Sambil
menunggu terpenuhinya sarjana/ahli sejarah, fungsi dan peran komunitas sejarah di
daerah inilah yang patut didorong agar bisa memetakan bidang sejarah di daerah,
pengumpulan data, analisis dan menarasikannya apakah dalam bentuk artikel atau
buku dalam berbagai platform seperti percetakan, webside/blog, medsos (twitter,
facebook dan youtube) maupun bentuk-bentuk lainnya. Lalu bagaimana sejarah komunitas
sejarah di Indonesia? Seperti kata ahli sejarah tempo doeloe, semuanya ada permulaan. Untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan wawasan sejarah nasional, mari kita telusuri
sumber-sumber tempo doeloe.